Keunikkan di Bunin

Bunin, Desa yang Warganya Saat Panen Buah-Buahan Berbagi dengan Orang Utan

Kearifan ketiga, penduduk desa ini pada saat panen buah-buahan, terutama durian, sering berbagi dengan orang utan (mawas).

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Nur Nihayati
YAYASAN HAKA
Dr M Adli Abdullah (berpeci hitam) sedang menjelaskan konsep sanksi dalam adat yang terkadang berbeda dengan sanksi dalam konsep hukum negara di depan para tetua adat Gampong Bunin, Kecamatan Serba Jadi, Aceh Timur. Pertemuan itu berlangsung Sabtu (13/3/2021) di rumah Sekretaris Gampong Bunin. Adli ditemani dua peneliti lainnya dari Universitas Syiah Kuala, yakni Dr Sulaiman Tripa dan Dr Teuku Muttaqin Mansyur. 

Ketua Tuha Peuet Gampong Bunin, mengucapkan terima kasih kepada HAKA dan akademisi USK yang berkenan hadir ke desa mereka.

Kami berharap Bapak-bapak akademisi berkenan membantu menuliskan kembali adat istiadat dan hukum adat yang berlaku di sini.

Sudah setahun ini kami ingin didokumentasikan hukum adat Bunin, tetapi baru kali ini kami bisa bertemu dengan para akademisi yang meminati hukum adat,” kata Saiful Bahri selaku Ketua Tuha Peuet Gampong Bunin.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada HAKA yang telah memfasilitasi pertemuan penting itu.
Gampong Bunin berjarak 437 km dari Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh.

Bagi yang ingin datang ke desa ini dapat menempuh Jalan Banda Aceh-Medan, lalu masuk ke simpang Kampung Besar Peureulak.

Sekitar 80 km ke arah Lokop akan ditemukan Gampong Bunin yang merupakan wilayah hukum Aceh Timur. 

Berada sehari penuh di Bunin, Adli dan kawan-kawan berkesempatan melihat keanekaragaman flora di hutan Bunin.

Karena terjaga dengan baik, banyak di antara pohon di hutan itu yang tumbuh sangat besar. Diameternya di atas satu meter dengan ketinggian menjulang di atas 40 meter.

Di hutan yang seperawan itu banyak margasatwa yang tidak diusik hidupnya oleh warga Bunin. Misalnya kawanan burung, kalong, orang utan, dan lainnya.

“Sarang orang utan terdapat banyak di dahan-dahan kayu besar. Setiap kali masyarakat Bunin melakukan patroli hutan, hampir selalu mereka temukan sarang orang utan,” kata Adli.

Karena itu pula, menurutnya, warga setempat dengan ikhlas berbagi durian kepada orang utan, yakni dengan cara membiarkan durian mereka yang masak di batang dimakan oleh kawanan orang utan.

Setelah itu, barulah mereka panen.

“Toh yang dimakan orang utan itu tak sampai 10 persen dari total panen durian mereka setiap tahun,” kata Adli mengutip keterangan Ketua Tuha Peuet Gampong Bunin.

Sungguh harmonis interaksi manusia dan satwa di desa terpencil itu.  (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved