Anton Medan Meninggal
Anton Medan Sudah Bangun Pesantren Sejak 2002, Sebelumnya Siapkan Kuburannya yang Sempat tak Ditutup
Uniknya saat mulai pembangunan pesantren itu di Kampung Bulak Rata RT 2/8, Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Uniknya saat mulai pembangunan pesantren itu di Kampung Bulak Rata RT 2/8, Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini, Anton Medan terlebih dahulu mempersiapkan makamnya.
SERAMBINEWS.COM - Anton Medan yang baru saja meninggal pada Senin (15/3/2021) ternyata sudah mulai membangun pesantren miliknya pada tahun 2002.
Uniknya saat mulai pembangunan pesantren itu di Kampung Bulak Rata RT 2/8, Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat ini, Anton Medan terlebih dahulu mempersiapkan makamnya.
Ya makamnya di pesantren tersebut.
"Yang dibangun pertama Bapak (Anton Medan) kuburannya dulu, terus dilanjutin ngebangun pondok pesantren," kata Deni Chunk (41), pengurus Pondok Pesantren At-Taibin kepada TribunnewsBogor.com pada Juni 2017.
Lokasi yang nantinya menjadi tempat pemakanam Anton berada tepat di sebalah kanan Masjid Tan Kok Liong yang didesain bergaya bangunan Tionghoa.
Kuburan itu memiliki kedalaman sekitar 160 sentimeter dan panjang 2 meter yang saat ini dijadikan pendopo bagi tamu yang berkunjung ke pondok pesantren tersebut.
Baca juga: Ternyata Pemilik Pohon Jengkol Terbaik di Indonesia Ada di Abdya, Ini Sosoknya
"Tadinya enggak ditutup meja, tapi takutnya bahaya akhirnya ditutup jadi lebih terlihat rapih," sambung Deni.
Selain pondok pesantren di lokasi tersebut yayasan mendirikan sekolah dengan sistem asrama. Dahulu yang tinggal di asrama sampai 500 orang.
Berdirinya Pondok Pesantren At-Taibin bermula ketika Anton Medan ingin menyiarkan Islam dengan membangun pesantren pada 2002 lalu.
"Cita-cita bapak ingin bangun pesantren untuk mualaf Tionghoa, makannya didirikan pondok pesantren ini. Pembangunan sekitar dua tahun, baru mulai beroperasi pada 2004," kata Deni.
Sekolah yang di dalamnya juga terdapat pondok pesantren bagi mantan narapidana dan mualaf Tionghoa ini berdiri di atas lahan seluas 1,6 hektare.
Saat ini yayasan sudah tidak aktif lagi sejak beberapa tahun lalu. Yang masih tersisa hanya pondok pesantren bagi eks narapidana serta mualaf Tionghoa yang ingin belajar ilmu agama.
Setiap bulan ada saja eks narapidana yang datang untuk mondok di sini. Menjelang Ramadhan para santri sudah banyak pulang ke kampung halaman masing-masing untuk ibadah puasa bersama keluarga.
"Emang enggak banyak, kalau bulan puasanya biasanya pada pulang," tukas dia.
Menurut Deni, santri mantan narapidana itu selain dibekali ilmu agama juga diajarkan berwirausaha selama berada di pondokan.
Seperti belajar mengelas, beternak hingga menjahit agar setelah mereka keluar sudah punya bekal keahlian untuk melanjutkan hidupnya dan tidak kembali terjerumus dalam dunia hitam.
"Mereka diajarin baca Alquran dan salat. Ada juga alumni yang sekarang sudah bisa membuka pondok pesantren sendiri di kampungnya," kata lelaki yang juga guru di ponpes tersebut.
Ada yang mencolok dari arsitektur bangunan di pondok pesantren Anton. Hampir semua artsitekturnya mendapat sentuhan khas Tiongkok.
Gaya khas bangunan Masjid Hok Tek Liong ini sengaja mengambil gaya bangunan Tiongkok sebagai ciri khas Anton yang memang keturunan Tionghoa.
Baca juga: Parlemen Arab dan Jordania Kutuk Pembukaan Kedutaan Ceko di Jerusalem
Penyebab Anton Medan Meninggal
Seperti diberitakan sebelumnya, mantan preman yang dikenal mualaf dan sudah menjadi penceramah, Anton Medan, meninggal dunia pada Senin (15/3/2021) setelah berjuang melawan penyakit yang diidapnya.
Ya, pria berusia 65 tahun itu sudah lama berjuang atas penyakit stroke dan diabetes hingga pria bernama asli Tan Hok Liang itu meninggal, Senin (15/3/2021).
Penyebab Anton Medan meninggal disampaikan Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa (PITI), Ipong Hembing Putra, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin sore.
"Meninggal dunia karena stroke dan diabetes," ujarnya lewat pesan singkat.
Selain dikenal sebagai penceramah, Anton pernah menjadi Ketua Umum PITI.
Baca juga: Ini Besaran Gaji CPNS/PPPK 2021 Berijazah SMA/Sederajat, Biasa Formasi Diterima di Instansi Ini
Sebelum insyaf dan menjadi mualaf, Anton dikenal sebagai pribadi yang lekat dengan dunia kejahatan.
Pria kelahiran Tebing Tinggi, Sumatera Utara ini pernah menjadi perampok dan bandar judi.
Anton sendiri telah masuk Islam pada 1992 dan mendirikan Masjid yang diberi nama Masjid Jami' Tan Hok Liang.
Masjid itu terletak di areal Pondok Pesantren At-Ta'ibin, Pondok Rajeg, Cibinong, Jawa Barat.
Sudah Siapkan Liang Lahat
Sebelumnya, sebagaimana diberitakan, Anton Medan ternyata sudah menyiapkan liang lahat untuk dirinya jika kelak meninggal.
Liang lahat yang disiapkan Anton berada di Pondok Pesantren At-Taibin di Kampung Bulak Rata RT 2/8, Kelurahan Pondok Rajeg, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
Ponpes itu akan menjadi tempat peristirahatan terakhir pria yang kini menginjak usia 65 tahun.
Pria pemilik nama Tionghoa, Tan Kok Liong, sejak dulu bercita-cita membangun sebuah pondok pesantren bagi mualaf Tionghoa dan mantan narapidana yang ingin belajar agama.
Pada 2002 cita-citanya terwujud membangun sebuah pondok pesantren. Saat itu yang pertama kali dibangun oleh Anton yakni kuburan. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sahabat Ungkap Penyebab Anton Medan Meninggal Dunia