Berita Pidie
Fokus Usaha Kue, Ibu Muda Ini Tetap Bertahan di Tengah Covid-19, Omzet Satu Bulan Capai Rp 60 Juta
Meski di tengah penyebaran Covid-19, tapi usaha kue milik Yuliati (37) di Gampong Pulo Pisang, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie tetap bertahan....
Penulis: Muhammad Nazar | Editor: Jalimin
Laporan Muhammad Nazar I Pidie
SERAMBINEWS.COM, SIGLI - Meski di tengah penyebaran Covid-19, tapi usaha kue milik Yuliati (37) di Gampong Pulo Pisang, Kecamatan Pidie, Kabupaten Pidie tetap bertahan.
Ibu muda telah merintis usahanya itu sejak tahun 2018, yang awalnya Yuliati sebagai pekerja membuat kue di tempat orang lain.
Namun, Yuliati berhasil membuka usaha sendiri yang terus bersinar hingga memiliki pekerja sendiri yang semuanya perempuan.
"Saya berani membuka usaha kue sendiri, dengan modal pengalaman bekerja sebagai pekerja membuat kue pada orang lain," kata Yulianti kepada Serambinews, Senin (15/3/2021)
Saat ini, usaha kue milik Yuliati semakin maju dengan order hingga ke Banda Aceh.
Yuliati telah memiliki lima pekerja yang semuanya perempuan.
"Saat itu, saya berpikir saya harus membuat usaha kue sendiri, sebab saya tidak mungkin selamanya bekerja pada orang lain. Alhamdulillah, usaha kue arafiq telah membuahkan hasil positif," jelasnya.
Dikatakan, saat itu juga bank telah membantu modal usaha kue miliknya. Sehingga ibu muda dua anak itu kian bersemangat menggeluti usaha tersebut.
Menurutnya, harga kue arafic dijual dari Rp 1.000 hingga 2.000 per butir. Kue buatan Yuliati itu mampu bertahan satu minggu dan jika disimpan di dalam kulkas bisa bertahan hingga satu bulan.
Satu hari kue arafic mampu terjual Rp 2 juta dan belum dipotong untuk membayar gaji pekerja.
"Pembeli biasanya datang ke tempat usaha saya ini. Saat ini, meski pandemi Covid-19, tapi alhamdulillah usaha kue saya tetap jalan," jelasnya.(*)
Baca juga: Sedang Ikuti Ujian Akhir, Seorang Siswi di Bireuen Melahirkan di Sekolah
Baca juga: ASN Kemenag Aceh Tandatangani Pakta Integritas WBK WBBM
Baca juga: Jampidmil Kejagung Dijabat Jenderal TNI Bintang Tiga