Luar Negeri

Tradisi Tes Keperawanan dari Raja Zulu, Ratusan Gadis Menari Telanjang Dada Sambil Bawa Buluh

Semasa hidupnya ia terkenal sebagai sosok yang flamboyan, gemar membelikan barang-barang mewah untuk enam istrinya, dan menggelar festival gadis telan

Editor: Faisal Zamzami
AFP VIA GETTY IMAGES/REUTERS VIA DAILY MAIL
Raja Zulu dari Afrika Selatan Goodwill Zwelithini (72) (foto kanan) meninggal dunia setelah dirawat berminggu-minggu. Raja dari Afrika Selatan terkenal karena menghidupkan kembali Tari Buluh (Reed Dance), tarian di mana ribuan perawan bertelanjang dada dan menari di depan sang raja, lalu sang raja akan memilih satu di antaranya sebagai istrinya. 

Berdasarkan keterangan istana, penguasa suku Zulu itu kondisinya memburuk dan wafat pada Jumat waktu setempat(12/3/2021).

Raja Goodwill Zwelithini dikenal sebagai penguasa yang flamboyan, yang sering membelikan barang mewah bagi enam istrinya.

Selain itu, dia juga menghabiskan 155.000 poundsterling (Rp 3,1 miliar) untuk seragam militer bagi 28 anaknya.

Selama 49 tahun kekuasaannya, Raja Goodwill menggelar festival di mana gadis perawan harus menari di hadapannya sambil bertelanjang dada.

Istri keenamya, Zola Mafu dari Swaziland (kini eSwatini), diambil pada 2003 saat dia berusia 18 tahun.

Meski posisinya hanya seremonial, tidak punya kekuasaan di Afrika Selatan, Raja Goodwill menuai kemarahan aktivis perempuan dan HIV/AIDS karena tes keperawanannya.

Dia memutuskan tetap menggelar tes keperawanan, meski ditentang oposisi, dengan dalih membantu negara memerangi HIV/AIDS.

 Tesnya adalah si gadis menari telanjang dada sambil membawa buluh. Jika buluh itu patah di hadapan raja, berarti dia tak perawan.

Menurut klaimnya, seorang perempuan tidak boleh melakukan hubungan seks sebelum terikat tali pernikahan.

Selain itu, dia juga menuai kontroversi lain karena menyebut pria gay itu "busuk", menyebut hubungan seks sesama jenis tak bisa diterima.

Dilansir Daily Mail, sikap raja yang bertakhta pada 1968 terhadap imigrasi juga menuai kontroversi lain.

Dia menggulirkan xenofobia karena menyebut para migran menciptakan kekacauan, dan harus ditendang dari Afrika Selatan.

Pernyataan meninggalnya raja dirilis dan diteken oleh Mangosuthu Buthelezi, pangeran Zulu yang juga politisi veteran Afrika Selatan.

"Dengan duka yang paling mendalam, saya menyampaikan kabar meninggalnya Yang Mulia Goodwill Zwelithini, raja bangsa Zulu," ucap Mangosuthu.

Presiden Cyril Ramaphosa menyatakan, sang raja akan diingat sebagai sosok yang memberikan warna bagi identitas budaya, hingga ekonomi negara.

Baca juga: Pemko dan Polres Langsa Gelar Apel Pecegahan Karhutla, Ini 6 Penegasan Presiden Jokowi

Baca juga: Bupati Aceh Singkil Pimpin Apel Siaga Karhutla, Sampaikan Arahan Presiden

Baca juga: Makam Dibongkar dan Tujuh Mayat Covid-19 Dicuri, 6 Orang Ditangkap, Pelaku: Mimpi Minta Dipindahkan

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tradisi Tes Keperawanan dari Raja Zulu, Ratusan Gadis Menari Telanjang Dada",

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved