Luar Negeri

Tradisi Tes Keperawanan dari Raja Zulu, Ratusan Gadis Menari Telanjang Dada Sambil Bawa Buluh

Semasa hidupnya ia terkenal sebagai sosok yang flamboyan, gemar membelikan barang-barang mewah untuk enam istrinya, dan menggelar festival gadis telan

Editor: Faisal Zamzami
AFP VIA GETTY IMAGES/REUTERS VIA DAILY MAIL
Raja Zulu dari Afrika Selatan Goodwill Zwelithini (72) (foto kanan) meninggal dunia setelah dirawat berminggu-minggu. Raja dari Afrika Selatan terkenal karena menghidupkan kembali Tari Buluh (Reed Dance), tarian di mana ribuan perawan bertelanjang dada dan menari di depan sang raja, lalu sang raja akan memilih satu di antaranya sebagai istrinya. 

SERAMBINEWS.COM, JOHANNESBURG - Raja Zulu di Afrika Selatan yang bernama Goodwill Zwelithini, meninggal pada usia 72 tahun akibat diabetes.

Semasa hidupnya ia terkenal sebagai sosok yang flamboyan, gemar membelikan barang-barang mewah untuk enam istrinya, dan menggelar festival gadis telanjang dada serta tes keperawanan.

Festival bernama Tari Reed atau Umhlanga dalam bahasa setempat itu diadakannya lagi sejak 1991.

 Upacara yang dihadiri ratusan gadis muda Zulu yang belum menikah itu adalah bentuk tes keperawanan.

Raja Zulu berdalih, acara tersebut untuk mengenalkan kesadaran melawan HIV/AIDS di KwaZulu-Natal, provinsi dengan salah satu tingkat infeksi HIV tertinggi di Afrika Selatan.

Raja Zulu, Goodwill Zwelithini (tengah) dan Pangeran Senior sekaligus mantan pemimpin Partai Kemerdekaan Inkatha (IFP), Mangosuthu Buthelezi (kanan), bergabung bersama ribuan orang untuk mengenang Perayaan Raja Shaka, di dekat kuburan Raja Shaka di Kwadukuza, sekitar 98 kilometer dari Durban pada 24 September 2019. Raja berusia 72 tahun itu dilaporkan meninggal setelah dirawat akibat diabetes.(AFP PHOTO/RAJESH JANTILAL)
Raja Zulu, Goodwill Zwelithini (tengah) dan Pangeran Senior sekaligus mantan pemimpin Partai Kemerdekaan Inkatha (IFP), Mangosuthu Buthelezi (kanan), bergabung bersama ribuan orang untuk mengenang Perayaan Raja Shaka, di dekat kuburan Raja Shaka di Kwadukuza, sekitar 98 kilometer dari Durban pada 24 September 2019. Raja berusia 72 tahun itu dilaporkan meninggal setelah dirawat akibat diabetes.(AFP PHOTO/RAJESH JANTILAL) (AFP PHOTO/RAJESH JANTILAL)

Melansir BBC pada Sabtu (13/3/2021), Raja Zulu percaya tes keperawanan itu akan memperlambat penyebaran penyakit di kerajaannya.

Tesnya adalah si gadis menari telanjang dada sambil membawa buluh.

Jika buluh itu patah di hadapan raja, berarti dia tak perawan.

Menurut klaim raja dengan enam istri dan 28 anak itu, seorang perempuan tidak boleh melakukan hubungan seks sebelum terikat tali pernikahan.

Kemudian menurut laman zulu.org.za, disebutkan bahwa mengikuti perayaan Tari Reed adalah kebanggaan bagi para wanita di sana.

 "Menurut tradisi Zulu, hanya para perawan yang boleh mengikuti festival ini untuk membuktikan mereka 'suci'," tulis keterangan tersebut.

Festival Tari Reed sendiri tidak hanya berupa acara telanjang dada, tetapi juga ajang menunjukkan bakat menyanyi, menari, dan hasil karya manik-manik.

Namun, beberapa kritikus berpendapat bahwa praktik Umhlanga dalam tradisi Zulu pada dasarnya bersifat patriarki, karena menekankan wanita yang harus suci, bukan mengatur perilaku pria.

Selama 49 tahun ia berkuasa, Raja Zulu pernah menikahi satu penari di festival tersebut yang berusia 18 tahun pada 2003.

Gadis itu adalah istri keenamnya yang bernama Zola Mafu dari Swaziland (kini eSwatini).

Baca juga: Raja Zulu Zwelithini Meninggal, Sosok Raja yang Hidupkan Tradisi Perawan Telanjang Dada Menari

Baca juga: Begini Cara Raja Zulu Lakukan Tes Keperawanan, Gelar Festival Menari Telanjang Dada bagi Gadis Muda

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved