Internasional

PBB Tuntut Penyelidikan Independen Atas Tragedi Mengerikan Menewaskan Migran Afrika di Yaman

PBB pada Selasa (16/3/2021) menyerukan penyelidikan independen atas kematian puluhan migran Afrika dalam kebakaran di pusat penahanan yang dikelola

Editor: M Nur Pakar
AFP
Seorang pria tertunduk lesu melihat kondisi kamp migran Afrika hangus terbakar di Sanaa, Yaman. 

SERAMBINEWS.COM, NEW YORK - PBB pada Selasa (16/3/2021) menyerukan penyelidikan independen atas kematian puluhan migran Afrika dalam kebakaran di pusat penahanan yang dikelola Houthi.

“Tidak hanya Yaman yang menderita, tetapi Dunia diingatkan akan penderitaan komunitas migran," , ”kata utusan PBB untuk Yaman, Martin Griffiths.

"Ketika kebakaran dahsyat terjadi di fasilitas penahanan di Sana'a yang menampung sebagian besar migran Ethiopia," jelasnya.

“Puluhan orang tewas dalam kebakaran itu dan lebih dari 170 orang terluka parah," katanya.

"Harus ada penyelidikan independen terhadap penyebab kebakaran," harapnya.

Baca juga: Pemerintah Yaman Tuntut Penyelidikan Internasional Atas Tragedi Migran Afrika Dibakar Hidup-hidup

Griffiths juga mengatakan konflik yang sedang berlangsung di negara itu memburuk, terutama dengan berlanjutnya serangan milisi Houthi di Marib dan serangan lintas batas yang menargetkan Arab Saudi.

“Serangan Ansar Allah di Gubernuran Marib terus berlanjut, menempatkan warga sipil, termasuk sekitar satu juta pengungsi internal, dalam bahaya," ujarnya.

"Kekuatan tempur di kedua belah pihak telah menderita kerugian besar," tambahnya.

"Saya melihat laporan mengejutkan tentang anak-anak yang semakin tertarik pada upaya perang dan kehilangan masa depan mereka, ”katanya.

Baca juga: Advokat HAM Yaman Sebut Milisi Houthi Keji, Memaksa Migran Ethiopia ke Kamp dan Membakarnya

“Serangan lintas batas juga meningkat secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir," jelasnya

"Saya prihatin dengan intensifikasi rudal dan serangan drone, termasuk yang menargetkan infrastruktur sipil dan komersial di Kerajaan Arab Saudi," katanya/

Selanjutnya, serangan udara terjadi di wilayah kota Sana'a, juga membahayakan warga sipil.

Baca juga: AS Tetap Upayakan Perdamaian Yaman Secara Diplomatik, Krisis Kemanusiaan Terburuk Terus Meluas

“Di Hudaydah, telah terjadi kekerasan berkelanjutan yang meresahkan yang menyebabkan kematian dan luka-luka warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak," ujar

Saya bergabung dengan Jenderal Guha, kepala Misi PBB untuk Mendukung Perjanjian Hudaydah, dalam mengutuk serangan yang membahayakan warga sipil, " kata Martin Griffiths.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved