Berita Luar Negeri

Kisah Bocah Kehilangan Kaki Kiri Saat Bermain, Kena Peluru hingga Trauma Mendengar Suara Ledakan

Seorang bocah Suriah hidup dalam ketakutan dan merasa cemas sejak dirinya kehilangan setengah dari kaki kirinya.

Penulis: Syamsul Azman | Editor: Muhammad Hadi
Anadolu Agency
Melansir dari Anadolu Agency, Rabu (17/3/2021) ia terpaksa merelakan kaki kirinya hilang, setelah mendapat serangan oleh rezim Bashar al-Assad lima tahun lalu. 

SERAMBINEWS.COM, SURIAH - Seorang bocah Suriah hidup dalam ketakutan dan merasa cemas sejak dirinya kehilangan setengah dari kaki kirinya.

Melansir dari Anadolu Agency, Rabu (17/3/2021) ia terpaksa merelakan kaki kirinya hilang, setelah mendapat serangan oleh rezim Bashar al-Assad lima tahun lalu.

Menurut laporan UNICEF, Selasa (16/3/2021) perang di Suriah yang dimulai sejak 10 tahun terakhir menyebabkan setidaknya 12.000 anak Suriah tewas atau terluka.

Badan PBB yang fokus mengurus anak-anak memperingatkan dalam sebuah pernyataan bahwa perang telah meninggalkan kehidupan dan masa depan bagi generasi anak-anak.

Hampir 90 persen anak-anak membutuhkan bantuan kemanusiaan dan situasi genting bagi anak-anak karena perang.

Lebih dari 500.000 anak di bawah usia lima tahun menderita stunting karena kekurangan gizi kronis, kata laporan itu.

Lebih dari 2 juta anak putus sekolah, 40% di antaranya adalah perempuan.

Baca juga: AS dan Eropa Minta Tanggungjawab Presiden Bashar al-Assad, Rakyat Suriah Terus Menderita

UNICEF juga mengatakan jumlah anak yang dilaporkan yang menunjukkan gejala gangguan psikososial meningkat dua kali lipat pada tahun 2020.

Hal tersebut terjadi karena anak-anak terpapar langsung dengan kekerasan, syok sampai trauma.

Perang saudara telah mengekspos anak-anak Suriah pada trauma yang akan memiliki konsekuensi jangka panjang, kata UNICEF.

Seperti seorang bocah laki-laki bernama Mohammad Ahmad (10) berasal dari Idlib, Suriah.

Ia hanya satu dari ribuaan bahkan jutaan anak yang menjadi korban perang.

Ahmad kehilangan setengah dari kaki kirinya dalam serangan udara rezim Bashar al-Assad saat sedang bermain di dekat rumahnya pada tahun 2015.

Setelah menerima serangan, Ahmad dirawat berbulan-bulan di rumah sakt.

Baca juga: Ribuan Warga Suriah Berdemonstrasi di Idlib, Peringati 10 Tahun Perang

Neneknya Maryam Ahmad (62), telah merawatnya selama lima tahun terakhir.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved