Luar Negeri
Joe Biden Sebut Vladimir Putin Pembunuh, Rusia Tuntut Amerika Serikat Minta Maaf dan Pulangkan Dubes
Rusia inginkan permintaan maaf dari Amerika Serikat (AS) setelah Presiden Joe Biden mengatakan bahwa Vladimir Putin adalah seorang pembunuh.
SERAMBINEWS.COM - Joe Biden sepakat bila Putin disebut sebagai "pembunuh".
Hal itu diungkapkannya dalam sebuah wawancaranya dengan George Stephanopoulos dari ABC News pada Rabu sebagaimana dilansir BNN Bloomberg.
Rusia inginkan permintaan maaf dari Amerika Serikat (AS) setelah Presiden Joe Biden mengatakan bahwa Vladimir Putin adalah seorang pembunuh.
Melansir Reuters pada Kamis (18/3/2021), Biden melontarkan komentar keras kepada Putin terkait kabar keterlibatannya dalam kerusuhan pemilu AS 2020.
"Saya percaya", kata Biden dalam wawancara ABC News yang disiarkan pada Rabu (17/3/2021), ketika ditanya apakah ia percaya presiden Rusia adalah pembunuh.
Ia juga mendeskripsikan Putin sebagai orang yang tidak memiliki perasaan.
Biden berjanji dia akan membayar harga atas dugaan keterlibatan Putin dalam kerusuhan berdarah pemilu AS 2020.
Dalam serangan yang tak biasa oleh Biden dalam wawancara itu, Rusia pada Kamis (18/3/2021) telah menarik duta besarnya dari AS, guna melakukan konsultasi darurat terhadap hubungan masa depan AS-Rusia.
Konstantin Kosachyov, wakil ketua majelis tinggi parlemen, mengatakan bahwa Biden tidak dapat diterima dan secara pasti akan mengobarkan hubungan mereka yang sudah buruk.
Selain itu, mengakhiri harapan Moskwa akan perubahan kebijakan AS di bawah pemerintahan AS yang baru.
Kosachyov mengatakan bahwa penarikan duta besarnya hanyalah langkah yang masuk akal dalam keadaan tersebut.
"Saya menduga itu bukan satu langkah akhir, jika tidak ada penjelasan atau permintaan maaf dari pihak Amerika," ujar Kosachyov dalam unggahan Facebook.
“Penilaian semacam ini tidak diperbolehkan dari mulut seorang negarawan dengan pangkat seperti itu.
Pernyataan semacam ini tidak dapat diterima dalam keadaan apa pun,” terangnya, yang menyebut itu sebagai momen penting dalam hubungan AS-Rusia.
Semenatra ini, Kremlin belum menanggapi secara terbuka komentar Biden, tetapi kemungkinan akan melakukannya pada Kamis malam waktu setempat (18/3/2021).