Internasional

Aljazair Dukung Pemberontakan Front Polisario di Perbatasan, Usir Petani Pohon Kurma Maroko

Pasukan Aljazair mengusir seluruh petani pohon kurma Maroko yang berada di kawasan perbatasan. Pemerintah Aljazair ternyata mendukung pemberontakan

Editor: M Nur Pakar
AFP
Para petani Maroko protes setelah pihak berwenang Aljazair mengusir para petani kurma dari daerah perbatasan. 

Sekarang, untuk menjangkau kerabat yang tidak jauh dari perbatasan yang tertutup itu, penduduk mengatakan mereka harus naik pesawat terlebih dahulu ke Algiers.

Aljazair membenarkan langkah terbaru tersebut dengan mengklaim para petani telah gagal mematuhi peraturan dan geng-geng penyelundup narkoba beroperasi di daerah tersebut.

Warga Figuig membantah keras tuduhan itu.

Baca juga: Maroko Kembali Menerima Kiriman Vaksin Covid-19 Sinophram dari China

“Pengusiran adalah keputusan politik,” kata Mohamed El Jilali, Ketua Asosiasi Lokal.

Pengusiran tersebut bertepatan dengan meningkatnya ketegangan antara kedua negara dalam beberapa bulan terakhir terkait sengketa Sahara Barat.

Rabat menganggap wilayah di selatannya sebagai bagian kedaulatan kerajaan, sebuah posisi yang mendapat persetujuan Washington pada hari-hari terakhir pemerintahan Trump.

Aljazair telah mendukung Front Polisario yang mengupayakan kemerdekaan untuk wilayah tersebut.

Ratusan kilometer jauhnya di Figuig, penduduk memiliki kekhawatiran yang lebih mendesak:

Mata pencaharian mereka.Oasis, tiga jam berkendara ke kota terdekat Oujda dan Errachidia, berjuang untuk menarik wisatawan.

Itu terlepas dari arsitektur dan pemandangannya yang indah, yang diharapkan penduduk pada akhirnya akan membuatnya masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO.

Banyak penduduk bergantung pada pohon kurma untuk mencari nafkah.

Selama bertahun-tahun, para petani telah menanam kurma di daerah di luar wadi, atau lembah.

Menandai perbatasan, memanfaatkan air tanah di daerah tersebut.

Baca juga: Warga Yahudi Maroko Siap Terbang Langsung ke Kampung Halaman

Area yang baru-baru ini ditanami menghasilkan panen yang lebih baik daripada taman tradisional yang dikelilingi oleh dinding bata.

Diairi oleh jaringan kanal buatan tangan yang rumit, kata para petani.

Area yang dievakuasi minggu ini mencakup sekitar 1.500 hektare.

Termasuk pohon kurma Aziza yang banyak dicari warga.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved