Gegara Informasi Target Pembunuhan Bocor, Agen Rahasia Rusia dan Inggris Saling Buru
Bukan tanpa alasan, ternyata hal tersebut lantaran salah satu wilayah yang jadi tempat operasi agen rahasia Rusia adalah Inggris.
Pasalnya dalam 30 tahun terakhir ancaman telah “berubah tanpa bisa dikenali.”
Dia menjanjikan investasi tambahan untuk '”intelijen, pengawasan dan pengintaian” serta untuk ancaman perang teknologi elektronik.
Baca juga: Seorang Anak Penggal dan Arak Kepala Ayahnya Keliling Kampung Gegara Tak Direstui Menikah
Inggris juga akan memperluas Pasukan Siber Nasional Kerajaan.
Akan ada Komando Luar Angkasa baru untuk mengoordinasikan operasi militer dan komersial.
Angkatan Laut Kerajaan juga akan mendapatkan kapal Pengawas Laut Multi Peran (MROSS) baru, yang melindungi kabel bawah laut yang vital.
“Ancaman yang paling gigih dan mematikan adalah yang terkait dengan aktor negara yang agresif,” Jenderal Carleton-Smith mengatakan kepada The Sunday Telegraph.
The Telegraph melaporkan, kemungkinan unit Pasukan Khusus Inggris akan ditugaskan bersama MI6 untuk mengungkap aktivitas intelijen militer Rusia, GRU.
Mereka dianggap bertanggung jawab atas serangan racun saraf di Salisbury, terhadap mantan mata-mata Rusia Sergei Skripal dan putrinya.
Unit elite juga dapat ditugaskan melawan aktivitas Grup Wagner.
Baca juga: Sebelum Ajal Menjemput, Sule Tulis Wasiat Untuk Anak-anaknya dan Nathalie Holscher, Ini Isinya
Organisasi tentara bayaran Rusia ini secara luas dianggap bertindak sebagai agen untuk Kremlin.
“Kita tidak bisa lagi menerima begitu saja “pengakuan” keunggulan kemampuan Barat.
Musuh kita memiliki lebih banyak pilihan,” ujar Menteri Pertahanan Inggris dalam tulisannya di surat kabar setempat.
Wallace menambahkan, enkripsi, presisi, dan operasi informasi memperumit gambaran ancaman saat ini.
Karena itu, pihaknya terus-menerus dihadapkan pada 'zona abu-abu,' di mana tindakan agresif menjadi isyarat dimulainya konflik terbuka.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menghabiskan waktu berminggu-minggu untuk mengubah sikap yang lebih keras terhadap Rusia di bawah pemerintahan Joe Biden.