Luar Negeri

Anak 7 Tahun Tewas Ditembak Junta Militer Myanmar, Jadi Korban Termuda yang Ditembak Mati

- Gadis berusia 7 tahun ditembak mati oleh aparat keamanan di Myanmar, yang menandai korban termuda dari kekerasan junta militer setelah kudeta.

Editor: Faisal Zamzami
AFP/STR
Para demonstran berlarian selama tindakan keras pasukan keamanan terhadap para penentang kudeta militer di kota Thaketa Yangon, Myanmar, Jumat (19/3/2021). 

SERAMBINEWS.COM, NAYPIYDAW - Gadis berusia 7 tahun ditembak mati oleh aparat keamanan di Myanmar, yang menandai korban termuda dari kekerasan junta militer setelah kudeta.

Melansir BBC pada Rabu (24/3/2021), anggota keluarga mengatakan bahwa anak itu dibunuh di rumahnya di kota Mandalay.

Junta telah merenggut nyawa sejumlah demonstran sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih pada 1 Februari.

Kelompok HAM, Save the Children, mengatakan bahwa lebih dari 20 anak telah menjadi korban di antara puluhan orang yang dibunuh oleh junta militer Myanmar.

Secara total, pihak militer mengatakan 164 orang telah tewas dalam protes.

Sedangkan, kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik (AAPP) menyebutkan korban tewas sedikitnya 261.

Pada Selasa (23/3/2021), militer menyatakan kesedihan atas kematian para pengunjuk rasa, tetapi menyalahkan mereka karena membawa anarki ke negara itu.

Seorang juru bicara militer mengatakan demonstran anti kudeta bertanggung jawab atas tindakan kekerasan dan pembakaran.

Staf di upacara pemakaman di Mandalay mengatakan kepada Reuters bahwa anak 7 tahun telah dibunuh dengan luka tembak di kota Chan Mya Thazi.

Media lokal Myanmar Now melaporkan bahwa para tentara menembak ayahnya, tapi mengenai gadis itu karena ia duduk di pangkuannya di dalam rumah mereka.

Militer Anak itu telah diidentifikasi bernama Khin Myo Chit.

Pekerja bantuan mengatakan tim penyelamat bergegas memberikannya pertolongan medis, sayangnya nyawanya tidak dapat diselamatkan.

Anggota keluarganya mengatakan bahwa kakak laki-lakinya yang berusia 19 tahun juga saat ini ditangkap oleh pasukan junta militer.

Sementara ini, pihak militer Myanmar tidak memberikan komentar terkait laporan itu.

Dalam sebuah pernyataan, Save the Children mengatakan bahwa peristiwa meninggalnya gadis 7 tahun itu "mengerikan".

Peristiwa itu terjadi setelah seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun dilaporkana tewas ditembak di Mandalay juga.

"Kematian anak-anak ini sangat memprihatinkan mengingat bahwa mereka dilaporkan dibunuh ketika berada di rumah, di mana mereka seharusnya aman dari bahaya," ujar kelompok tersebut.

"Fakta bahwa sangat banyak anak-anak yang telah dibunuh hampir setiap harinya sekarang, menunjukkan pasukan keamanan sama sekali tidak peduli terhadap kehidupan manusia," terangnya.

Baca juga: Polisi Myanmar Tahan 41 Orang Etnis Rohingya Kebanyakan Wanita, Berusaha Larikan Diri ke Malaysia

Baca juga: Kudeta Militer Myanmar: Kisah dari Jalanan, Pengorbanan dan Ketakutan

Tentara Arakan Myanmar Bergabung dengan Kelompok Masyarakat Sipil untuk Lawan Kudeta Militer

Tentara Arakan, kelompok milisi dari etnis utama di negara bagian Rakhine, Myanmar pada Selasa (23/3/2021) bergabung dengan kelompok masyarakat sipil untuk menentang kudeta militer dan kekerasan junta terhadap pengunjuk rasa.

Melansir Reuters pada Selasa (23/3/2021), beberapa kelompok milisi etnis lainnya di perbatasan Myanmar mengisyaratkan dukungan mereka juga untuk menyerukan pro-demokrasi.

l "Sangat menyedihkan bahwa orang-orang yang tidak bersalah ditembak dan dibunuh di seluruh Myanmar," kata juru bicara Tentara Arakan (AA) Khine Thu Kha dalam sebuah pesan. Khine Thu Kha menambahkan bahwa kelompoknya "bersama...dengan rakyat".

"Tindakan tentara dan polisi Burma saat ini sangat kejam dan tidak dapat diterima," lanjutnya.

 Dia mengatakan Tentara Arakan akan "terus maju untuk orang-orang Rakhine yang tertindas" dan "orang-orang etnis yang tertindas secara keseluruhan."

Tentara Arakan menyatakan "akan terus berjuang untuk kebebasan mereka dari penindasan".

 Sebelumnya, pada 1 Februari, Tentara Arakan telah menyetujui gencatan senjata dengan pemerintah sipil yang digulingkan.

Setidaknya, ada 261 orang telah tewas sejak penumpasan militer Mynmar dimulai, menurut Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik.

Sementara ini, juru bicara untuk militer belum menjawab panggilan untuk memberikan komentar terkait perkembangan kudeta militer.

 Di antara tujuan yang ditetapkan junta militer dalam gencatan senjata yang ada dengan beberapa faksi bersenjata adalah "memulihkan perdamaian abadi".

Pada Minggu (21/3/2021), kelompok masyarakat sipil yang berbasis di Rakhine menuntut junta “meninggalkan kudeta dan menerima sistem demokrasi federal, berdasarkan pemerintahan sendiri, yang diinginkan oleh rakyat”.

Baca juga: Pemuda Ini Aniaya Mantan Kekasih hingga Darah Bercucuran, Pelaku Emosi Ajakan Balikan Ditolak

Baca juga: STOP, Jangan Konsumsi Lele dengan Ciri-Ciri Ini, Berbahaya Bagi Kesehatan

Baca juga: MPU Bahas Penggusuran Tempat Usaha, Menurut Perspektif Syariat Islam

Kompas.com dengan judul "Anak 7 Tahun Jadi Korban Termuda yang Ditembak Mati Junta Militer Myanmar "

BACA BERITA LAINNYA TERKAIT MYANMAR

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved