Kesehatan

Kenali 4 Gejala Mata Minus atau Rabun Jauh, Umumnya Terdeteksi Sejak Kecil, Ini Ciri-Cirinya

Rabun jauh sering pertama kali terdeteksi selama masa kanak-kanak dan biasanya didiagnosis antara tahun-tahun sekolah awal hingga remaja.

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
Google
Kenali 4 gejala mata minus atau rabun jauh, umumnya terdeteksi sejak kecil, ini ciri-cirinya 

SERAMBINEWS.COM - Berikut adalah 4 gejala mata minus atau rabun jauh yang perlu diketahui.

Kondisi mata minus atau rabun jauh adalah gangguan penglihatan yang sangat umum dan biasanya didiagnosis sebelum usia 20 tahun.

Kondisi mata rabun jauh juga dikenal dengan istilah miopia.

Gangguan penglihatan ini membuat penderitanya tidak dapat melihat objek yang jauh secara jelas, atau dengan kata lain penglihatan jarak jauhnya kabur.

Sementara untuk objek yang lebih dekat, penderita rabun jauh dapat melihatnya secara jelas.

Merangkum Mayo Clinic, kondisi ini biasanya terjadi akibat bentuk mata yang tidak normal, yaitu bola mata lebih panjang dari biasanya atau kornea melengkung terlalu curam.

Pada mata yang berbentuk normal, masing-masing elemen pemfokusan (kornea dan lensa) memiliki kelengkungan yang sangat halus seperti permukaan kelereng.

Baca juga: Ini Lima Bahan Alami yang Mudah Membuat Bulu Mata Menjadi Lentik, Lengkap Cara Penggunaannya

Baca juga: Jangan Sepelekan! 4 Kebiasaan Buruk yang Bisa Membuat Mata Anak Minus

Kornea dan lensa dengan lengkungan seperti itu dapat membiaskan semua cahaya yang masuk, lalu membuat gambar terfokus tajam langsung pada retina.

Tapi pada penderita rabun jauh, karena bentuk kornea dan lensa yang tidak melengkung secara merata dan mulus, akibatnya sinar cahaya membengkok (membias) secara tidak benar.

Sehingga cahaya yang harusnya difokuskan tepat di retina, tapi justru difokuskan di bagian depannya.

Sehingga menghasilkan tampilan buram untuk objek di kejauhan.

Gejala mata minus atau rabun jauh

Rabun jauh dapat berkembang secara bertahap atau cepat.

Kondisinya bahkan seringkali memburuk selama masa kanak-kanak dan remaja.

Ada sejumlah kondisi yang bisa jadi tanda gejala rabun jauh.

Melansir Mayo Clinic, berikut adalah 4 kondisi mata, termasuk kesehatan lain yang bisa jadi gejala atau tanda rabun jauh.

1. Penglihatan kabur saat melihat objek yang jauh

2. Dorongan untuk menyipitkan atau menutup sebagian kelopak mata agar bisa melihat dengan jelas

Baca juga: Kelopak Mata Kamu Turun? Ini 4 Tips Sederhana Bisa Jadi Solusinya

3. Sakit kepala yang disebabkan oleh kelelahan mata

4. Kesulitan melihat saat mengendarai kendaraan, terutama pada malam hari (rabun senja)

Rabun jauh sering pertama kali terdeteksi selama masa kanak-kanak dan biasanya didiagnosis antara tahun-tahun sekolah awal hingga remaja.

Seorang anak dengan rabun jauh dapat menunjukkan ciri-ciri atau tanda berikut.

1. Menyipitkan mata secara terus-menerus

2. Perlu duduk lebih dekat ke televisi, layar film, atau bagian depan kelas

3. Tampaknya tidak menyadari adanya objek yang jauh

4. Berkedip berlebihan

5. Sering menggosok matanya

Faktor risiko

Ada dua faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan miopia, yaitu:

1. Genetika

Melansir Mayo Clinic, kodisi mata rabun jauh cenderung terjadi dalam keluarga.

Jika salah satu orang tua menderita rabun jauh, risiko anaknya terkena kondisi tersebut meningkat.

Baca juga: Praktisi Kesehatan Tidur Bagi Tips Agar Memperoleh Tidur Sehat & Berkualitas, Berikut Penjelasannya

Risikonya bahkan lebih tinggi jika kedua orang tuanya rabun jauh.

2. Keadaan lingkungan

Beberapa penelitian mendukung gagasan bahwa kurangnya waktu yang dihabiskan di luar ruangan dapat meningkatkan kemungkinan mengembangkan miopia.

Kapan harus ke dokter ?

Jika kesulitan melihat hal-hal yang jauh dengan cukup jelas sampai membuat Anda tidak dapat melakukan tugas dengan baik, atau jika kualitas penglihatan mengurangi kenikmatan aktivitas Anda, temui dokter mata.

Dokter akan menentukan tingkat rabun jauh Anda dan memberi pilihan pengobatan untuk memperbaiki penglihatan Anda.

Cari perawatan medis darurat jika mengalami gejala berikut.

- Munculnya banyak floater secara tiba-tiba - bintik kecil yang seolah melayang melalui bidang penglihatan Anda

- Kilatan cahaya di satu atau kedua mata

- Bayangan seperti tirai menutupi bidang visual Anda

Ini adalah tanda peringatan ablasi retina, yang merupakan komplikasi miopia yang jarang terjadi.

Ablasi retina adalah keadaan darurat medis, dan waktunya sangat penting.

Baca juga: Tips Merawat Mata Terbebas dari Lingkar Mata Hitam hingga Perawatan Mata Bengkak

Cara mencegah miopia jadi lebih buruk

Meskipun tidak ada obat untuk miopia, ada langkah-langkah harian yang dapat dilakukan untuk mendukung kesehatan mata secara keseluruhan.

Sangat penting untuk menetapkan batasan, termasuk bagi anak-anak dari aktivitas yang menyebabkan ketegangan mata.

Melansir Cleveland Clinic, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mencegah kondisi miopia jadi lebih buruk lagi.

- Batasi waktu di perangkat digital.

- Ambil jeda layar untuk meregangkan otot mata

- Jangan membaca atau bekerja dalam cahaya redup.

- Dorong untuk pergi ke luar ruangan

- Kenakan kacamata hitam di luar

- Kenakan alat pelindung mata untuk olahraga/hobi

- Berhenti merokok

- Jadwalkan pemeriksaan mata secara teratur.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan pemeriksaan mata bagi orang dewasa atau anak-anak dan remaja yang menderita atau berisiko mengembangkan miopia.

Baca juga: Masalah Bau Badan, Yuk! Atasi 5 Cara Bahan Alami, Berikut Tips dan Penjelasannya

a. bagi orang dewasa

Melansir Mayo Clinic, jika berisiko tinggi terkena penyakit mata tertentu, seperti glaukoma, lakukan pemeriksaan mata dilatasi setiap satu hingga dua tahun, mulai usia 40 tahun.

Jika tidak memakai kacamata atau lensa kontak, tidak memiliki gejala gangguan mata, dan berisiko rendah terkena penyakit mata, seperti glaukoma, lakukan pemeriksaan mata dengan interval berikut:

- Setiap lima hingga 10 tahun di usia 20-an dan 30-an

- Setiap dua hingga empat tahun dari 40 hingga 54

- Setiap satu hingga tiga tahun dari 55 hingga 64

- Setiap satu hingga dua tahun setelah usia 65 tahun

Jika memakai kacamata/lensa kontak atau memiliki kondisi kesehatan yang memengaruhi mata seperti diabetes, Anda mungkin perlu memeriksakan mata secara teratur.

Tanyakan pada dokter mata seberapa sering Anda perlu menjadwalkan janji temu.

Tetapi, jika Anda melihat ada masalah dengan penglihatan, jadwalkan janji dengan dokter mata sesegera mungkin, sekalipun baru saja menjalani pemeriksaan mata.

Kondisi penglihatan kabur, misalnya, mungkin membuat Anda perlu ganti resep, atau bisa jadi pertanda masalah lain.

b. Anak-anak dan remaja

Anak-anak perlu diskrining untuk penyakit mata dan penglihatan mereka yang diuji oleh dokter anak, dokter mata, dokter mata, atau pemeriksa terlatih lainnya pada usia dan interval berikut.

- Umur 6 bulan

- Umur 3 tahun

- Sebelum kelas satu dan setiap dua tahun selama tahun-tahun sekolah, pada kunjungan anak-anak yang baik, atau melalui sekolah atau pemutaran publik

Perlu diingat, jaga kondisi kesehatan mata dengan membatasi wakti di depan layar komputer atau smartphone.

Seringlah beraktivitas di luar ruangan seperti ke taman untuk sekadar berjalan-jalan. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved