Ramadhan 1442 H
Keutamaan Puasa Ramadhan, Tidur pun Berpahala hingga Menghapus Dosa
fadhilah puasa Ramadhan sebagaimana dikutip dari Buku Pintar Puasa Wajib dan Sunnah yang ditulis oleh Nur Solikhin
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin
Sungguh besar pahala yang terdapat pada bulan suci Ramadhan.
Tidurnya orang yang berpuasa Ramadhan akan dinilai pahala. Apalagi orang yang berbuat baik, maka pahalanya akan dilipatgandakan.
Amalan andalan umat Islam pada bulan puasa adalah membaca ayat suci Alquran.
Tidak heran jika dari banyak rumah, masjid, surau, dan madrasah terdengar lantunan ayat suci Alquran.
Orang-orang terdahulu, saat datangnya bulan suci Ramadhan, mereka akan menghentikan aktivitas duniawinya.
Baca juga: Bagaimana Hukum Orang Meninggal Tapi Masih Ada Utang Puasa Ramadhan, Ini Penjelasan UAS
Seperti halnya Imam Malik, saat datang bulan suci Ramadhan, ia segera menghentikan seluruh aktivitasnya.
Seluruh waktunya digunakan untuk membaca dan me mahami al-Qur'an. Pada bulan ini, para ulama banyak mendalami al-Qur'an. Mereka membaca al-Qur'an dengan penuh teliti dalam memahami isi dan maknanya. Allah Swt berfirman:
"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) al-Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (QS. al-Baqarah [2]: 185).
Pahala orang yang membaca al-Qur'an sangatlah besar. Pada bulan Ramadhan, al-Qur'an telah diturunkan oleh Allah Swt.
Peristiwa penurunan al-Qur'an pertama kali terjadi ketika Rasulullah Saw sedang menyendiri di Gua Hira, Jabal Nur, sekitar enam kilometer dari kota Makkah. Pada saat itu, beliau berusia 40 tahun.
Dalam setahun sekali, Rasulullah Saw beruzlah di Gua Hira! Hal itu diriwayatkan oleh Ibnu Ishak, dari Wahab bin Kaisan, dari Ubaid bin Umar bin Qatadah al Laitsi. Pada saat itulah, Jibril datang seraya berkata, "Iqra." Kemudian, Rasulullah Saw., menjawab, "Maa ana bi qaari." (Saya tidak dapat membaca).
Baca juga: Jelang Ramadhan, Pedagang Persiapkan Perlengkapan Shalat
Selanjutnya, Jibril mengulang kata-katanya sampai tiga kali ia menurunkan surat al-Alaq ayat 1-5.
Setelah menerima wahyu, Rasulullah Saw. kemudian pulang. Sesampainya di rumah, Rasulullah Saw. menceritakan kepada Khadijah apa yang dialaminya.
"Demi Allah, Tuhan tidak menghinamu selama lamanya. Sesungguhnya engkau adalah orang yang meng hubungkan silaturahim." kata Khadijah menenangkan suaminya.
Melihat kondisi Rasulullah Saw., Khadijah membawanya kepada Waraqah bin Naufal, anak saudara Khadijah, yaitu seorang penganut Nasrani dan ahli Injil.