Berita Aceh Tamiang

Abrasi dan Baut Dicuri, Titi Kuning Aceh Tamiang Dikhawatirkan Roboh

"Abrasinya sangat mengkhawatirkan. Tanah bantaran sungai terkikis terus dan sungai semakin luas menjorok ke daratan. Ini berbahaya bagi kondisi tanah

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Nurul Hayati
Dok: Humas
Asrizal Asnawi (tengah) saat meninjau bantaran sungai yang terkikis, Sabtu (3/4/32021). Di kejauhan terlihat titi kuning yang terdampak dan dikhawatirkan roboh akibat abrasi ini. 

"Abrasinya sangat mengkhawatirkan. Tanah bantaran sungai terkikis terus dan sungai semakin luas menjorok ke daratan. Ini berbahaya bagi kondisi tanah di sekitar titi kuning," jelas Miswan, Sabtu (3/4/2021).

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG – Jembatan Rantau atau yang dikenal sebagai titi kuning di Kecamatan Rantau, Aceh Tamiang dikhawatirkan roboh akibat abrasi.

Kepala Mukim Rantau, H Miswan mengatakan abrasi ini terjadi di sepanjang bantaran sungai di Kampung Alurmanis.

"Abrasinya sangat mengkhawatirkan. Tanah bantaran sungai terkikis terus dan sungai semakin luas menjorok ke daratan. Ini berbahaya bagi kondisi tanah di sekitar titi kuning," jelas Miswan, Sabtu (3/4/2021).

Dia menjelaskan,  titi kuning dibangun sejak tahun 1969 dan diresmikan penggunaannya pada 11 April 1971 oleh Direktur Utama PT Pertamina, Ir Ibnu Soetowo.

Hingga kini, meski jembatan terlihat masih kokoh, kondisinya sangat rentan ambruk bila tidak segera dilakukan langkah-langkah mengantisipasi abrasi yang menggerus sisi kiri dan kanan bantaran sungai.

"Fondasi jembatan sudah terlihat, karena tanahnya terkikis air saat banjir atau tingginya debit air di sungai Tamiang ini. Hal ini perlu segera diperhatikan," ujarnya.

Baca juga: Tahapan Pilkada Aceh Tahun 2022 Ditunda, Mukhlis Mukhtar: Nilai Tawar Aceh di Pusat Semakin Melemah

Khawatir akan hal tersebut, Miswan lantas melaporkan kondisi itu kepada Anggota DPR Aceh, Asrizal H Asnawi yang kemudian meninjau jembatan pada Sabtu (3/4/2021).

Miswan berharap, Asrizal meneruskan persoalan ini ke Pemerintah Aceh agar ada solusi cepat.

Dia berharap, pemerintah membangun penahan abrasi di sepanjang bantaran sungai.

"Tolong Pak, perjuangkan di propinsi agar dibangun beronjong atau apapun agar bisa menahan laju abrasi yang kian menjorok ke darat," pintanya.

Mendengar laporan dan permintaan tersebut, Asrizal berjanji akan menyampaikan hal tersebut kepada Pemerintah Aceh melalui dinas terkait.

"Ini akan kita laporkan ke Pak Gubernur melalui SKPA terkait. Mudah-mudahan bisa ditampung dalam Musrenbang Provinsi, karena ini sifatnya mendesak dan bisa dialokasi pada anggaran 2022 atau ada kebijakan lain dari Pak Gubernur nantinya," ujar politisi PAN Aceh ini.

Baca juga: 11 Cara Hidup Sehat Serta Manfaatnya

Berdasarkan penuturan Kepala Mukim, tambah Asrizal, diketahui abrasi yang terjadi akibat banjir tersebut telah berulang-ulang dan berlangsung sepuluh tahun belakangan ini.

Mirisnya kata Asrizal, kondisi jembatan yang tergerus abrasi diperparah dengan tangan jahil yang mencuri baut jembatan.

“Kondisi ini harus segera diperhatikan karena jembatan rantau, menjadi sarana vital yang menghubungkan antara kecamatan Karangbaru - Rantau – Seruway yang selalu angat ramai digunakan masyarakat,” jelasnya. (*)

Baca juga: Doa Krisdayanti untuk Pernikahan Atta dan Aurel: Berharap Berkah serta Tulis Soal Musuh dan Azab

 
 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved