Dulu Aksi Teror tak Libatkan Wanita dan Anak-anak, BIN Sebut Kini Milenial Target Utama Perekrutan
Kondisi ini berbeda dengan sekarang yang anak-anak dan wanita pun dilibatkan dalam aksi teror yang mematikan itu.
Kondisi ini berbeda dengan sekarang yang anak-anak dan wanita pun dilibatkan dalam aksi teror yang mematikan itu.
SERAMBINEWS.COM - Dulu ternyata kelompok teroris tidak melibatkan wanita dan anak-anak dalam melancarkan aksinya.
Kondisi ini berbeda dengan sekarang yang anak-anak dan wanita pun dilibatkan dalam aksi teror yang mematikan itu.
Seperti bom Surabaya (pelaku sekeluarga), Makassar (pasangan suami istri), dan Mabes Polri (wanita).
Hal ini diungkapkan mantan narapidana terorisme, Haris Amir Falah, bercerita bahwa dulu kelompok teroris tidak melibatkan wanita dan anak-anak dalam melancarkan aksi.
"Saya terakhir (bergabung kelompok terorisme) 2010, saya ditangkap, ya. Ini memang trennya justru dulu tidak ada.
Artinya wanita itu tidak kami sertakan, apalagi anak-anak," kata Haris dalam diskusi Polemik 'Bersatu Melawan Teror', Sabtu (3/4/2021).
Baca juga: Berbusana tak Sesuai Syariat & tidak Bermasker, 16 Pengunjung Objek Wisata Dijaring, Ini Sanksinya
Baca juga: Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah Pilih Dubai Sebagai Tempat Bulan Madu, Ini Alasannya
Baca juga: Lagi, Lima Demonstran Tewas Ditembaki Militer Myanmar Sehingga Total Jadi 550 Orang
Kendati demikian, Haris berpendapat bahwa saat ini tren pelaku terorisme ialah wanita.
Bahkan, laki-laki sudah kalah jauh dibanding perempuan dalam aksi terorisme.
"Dari temuan saya di lapangan itu, justru wanita itu lebih militan daripada laki-laki. Banyak yang suaminya ikut, bukan karena suaminya yang ngajak istrinya, tetapi justru istrinya yang ngajak suaminya," ujarnya.
Haris mencontohkan salah satu temannya di kawasan Jakarta Selatan terpaksa ditinggal istrinya.
Sebab, temannya itu tidak mau mengikuti keinginan sang istri masuk dalam kelompok terorisme.
"Dia dianggap kafir, tidak mau ikut JAD," kata Haris.
Ia juga menilai aksi terorisme di Komplek Mabes Polri yang dilakukan ZA usia 25 tahun membutuhkan keberanian yang besar.