Berita Bireuen
Penyandang Disabilitas di Bireuen Sebut Percuma Mereka Ditangkap, Lalu Dilepas, Tawar Solusi Begini
Khusus mereka penyandang disabilitas, setelah ditangkap, biasanya diberi bantuan sedikit, kemudian dipulangkan atau dilepas.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Mursal Ismail
Sembako juga butuh, tapi lebih penting pelatihan dan ketrampilan,” ujarnya.
Yusaini menyebutkan data sementara jumlah penyandang disabilitas di PPDI Bireuen mencapai 148 orang.
Mereka memiliki data lengkap serta NIK-nya juga aktif.
Dari jumlah tersebut, setiap penyandang disabilitas yang sudah berkeluarga minimal memiliki tiga anak.
Artinya kebutuhan setiap mereka terus bertambah.
Yusaini mengibaratkan para penyandang disabilitas utamanya bukan membutuhkan ikan, tapi berilah pancing untuk dapat memancing ikan sendiri.
"Contohnya, penyandang tuna cacat netra, mungkin cocoknya dilatih keterampilan memijat, penyandang cacat tuna daksa atau kaki putus dilatih bidang elektronik atau bantuan becak.
Bantuan modal usaha membuka kios. Bagi penyandang cacat wanita, mungkin bisa dibantu modal
usaha gorengan.
Dengan adanya keterampilan, kemungkinan besar para penyandang disabilitas ini bisa hidup mandiri.
Kemudian bisa berkarya dan berusaha, sehingga tidak harus meminta-minta," kata Yusaini.
Ketua DPC PPDI Bireuen mengatakan beberapa waktu lalu mereka pengurus PPDI Bireuen sudah menjumpai Anggota DPRK Bireuen menyampaikan program dan usulan untuk dibantu melalui APBK Bireuen.
Menurut Yusaini, DPRK menyambut positif usulan itu.
Begitu juga Dinas Sosial Bireuen.
Sedangkan dengan bupati Bireuen, kata Yusaini, DPC PPDI Bireuen belum bertemu.
“Surat permintaan ingin bertemu sudah kami sampaikan, namun belum ada jawaban mungkin pak Bupati lagi banyak pekerjaan,” ujarnya.
Yusaini sangat berharap semua pihak dapat membantu mereka sebisa mungkin.
Utamanya adalah pelatihan, memiliki keterampilan dan juga pembinaan lainnya. (*)