Berita Bireuen
Penyandang Disabilitas di Bireuen Sebut Percuma Mereka Ditangkap, Lalu Dilepas, Tawar Solusi Begini
Khusus mereka penyandang disabilitas, setelah ditangkap, biasanya diberi bantuan sedikit, kemudian dipulangkan atau dilepas.
Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Mursal Ismail
Mereka terdiri atas penyandang tunadaksa (ketidakmampuan anggota tubuh atau tidak normal), tunanetra (tak bisa melihat), tuna rungu (bisu), idiot, autis, bibir sumbing dan kelainan mental.
Mereka tersebar mulai dari Kecamatan Samalanga hingga Kecamatan Gandapura dan masih banyak
penyandang disabilitas belum terdata.
Menurutnya, pendataan yang dilakukan DPC PPDI adalah mendatangi rumah penyandang disabilitas ini, sehingga mereka terdata.
“Masih banyak penyandang disabilitas belum terdata karena keterbatasan waktu untuk berkunjung ke rumah mereka,” timpal Nur Asiah.
Baca juga: Masuk Wilayah Bireuen, Pastikan Surat-surat Kendaraan dan Atribut Lainnya Lengkap
Sembako butuh, tapi belakangan
Seperti diberitakan sebelumnya, para penyandang disabilitas di Bireuen yang tergabung dalam wadah Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia atau PPDI DPC Bireuen sangat membutuhkan pelatihan.
Selain itu, keterampilan dan pembinaan keagamaan lebih.
Sedangkan bantuan sembako juga mereka perlukan, tapi urutan belakangan.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPC PPDI Bireuen, Yusaini, penyandang tunanetra ini berusia 55 tahun.
Saat menyampaikan hal ini kepada Serambinews.com di Bireuen, Sabtu (3/4/2021), ia didampingi Sekretaris PPDI DPC Bireuen, Nur Asiah (46), penyandang tunadaksa.
Pernyataan keduanya itu mewakili rekan-rekan senasib.
Baca juga: Atta Halilintar Meneteskan Air Mata Setelah Ijab Kabul, Kini Sah Jadi Suami Aurel
Yusaini mengatakan beberapa hari lalu, DPC PPDI Bireuen sudah melakukan pertemuan dengan Dinsos Bireuen, kemudian dengan anggota DPRK Bireuen dan rencananya hendak bertemu dengan Bupati Bireuen.
Keinginan melakukan pertemuan dengan berbagai pihak, kata Yusaini, ingin menyampaikan berbagai hal menyangkut keberadaan para penyandang disabilitas di Bireuen.
Mereka mengharapkan perhatian serius berbagai pihak, terutama pemerintah dan dinas terkait agar mereka bisa mandiri dan bisa menghidupi keluarganya dengan tidak mengemis.
“Bantuan utama yang sangat diharapkan para penyandang disabilitas adalah pelatihan sesuai kondisi masing-masing, keterampilan dan juga pembinaan keagamaan.