Berita Aceh Besar
Terus Amblas, Kedalaman Tanah Longsor di Gampong Lamkleng, Kuta Cot Glie Capai 7 Meter
Bertambahnya kedalaman, lebar, dan panjang tanah yang longsor tersebut akibat hujan deras dalam dua hari terakhir mengguyur kawasan Aceh Besar
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
Bertambahnya kedalaman, lebar, dan panjang tanah yang longsor tersebut akibat hujan deras dalam dua hari terakhir mengguyur kawasan Aceh Besar dan Banda Aceh.
Laporan Yarmen Dinamika l Aceh Besar
SERAMBINEWS.COM, JANTHO - Pelan tapi pasti, permukaan tanah yang kini merekah dan amblas di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, terus bertambah.
Kedalamannya kini sudah mencapai 7 meter, panjang 200 meter, dan lebarnya 250 meter (termasuk longsor di kawasan lereng sungai).
Bertambahnya kedalaman, lebar, dan panjang tanah yang longsor tersebut akibat hujan deras dalam dua hari terakhir mengguyur kawasan Aceh Besar dan Banda Aceh.
"Pagi tadi saya ukur kedalaman titik longsor, berkisar antara 6-7 meter," kata Munzir (35), tokoh pemuda setempat yang dihubungi Serambinews.com via telepon dari Banda Aceh, Sabtu (3/4/2021) siang.
Menurut Munzir, warga Gampong Lamkleng kini berada dalam kondisi dilematis.
Bila hujan turun maka permukaan tanah terus bergerak dan longsor, meski penurunanannya tak sedahsyat pada medio Desember 2020 hingga akhir Januari lalu.
Baca juga: Dinas Perpustakaan dan Keasipan Aceh Hibur Anak Pengungsi Dampak Tanah Bergerak di Lamkleng

Di sisi lain, bila hujan tidak turun tiga hingga enam hari, maka sawah-sawah penduduk Lamkleng kekeringan.
Maklum, sawah di desa ini masih sistem tadah hujan.
Sebaliknya, di masa penghujan ini sawah tergenang dan petani sedang memasuki masa panen.
"Agar padi yang mulai menguning tak rusak akibat terendam lama oleh air, maka kami pagi hingga sore panen padi," lapor Munzir.
1 KK masih tinggal di tenda
Tenaga Administrasi Komputer pada SMP Negeri 1 Kuta Cot Glie ini juga menambahkan bahwa jumlah pengungsi di desa itu kini jauh berkurang. Hanya tinggal satu keluarga lagi.
Mereka masih tinggal di bawah tenda, karena rumah permanennya tak mungkin lagi ditempati.
Baca juga: VIDEO Tanah Amblas di Lamkleng Masih Mengeluarkan Air dan Lumpur