Berita Aceh Besar

Terus Amblas, Kedalaman Tanah Longsor di Gampong Lamkleng, Kuta Cot Glie Capai 7 Meter

Bertambahnya kedalaman, lebar, dan panjang tanah yang longsor tersebut akibat hujan deras dalam dua hari terakhir mengguyur kawasan Aceh Besar

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
For Serambinnews.com
Akibat diguyur hujan deras dalam dua malam terakhir, permukaan tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar, terus menurun. Pagi ini, Sabtu (3/4/2021) titik terdalam tanah amblas sudah mencapai 7 meter, lebar 250, dan panjangnya sekitar 200 meter. Menjelang puasa Ramadhan, masih ada 1 KK di desa itu yang mengungsi. 

Dapur dan toiletnya sebagian sudah menggantung karena tanah di bawahnya terus amblas. Demikian pula septic tank, pondok, dan rumpun pohon pisang di belakang rumah tersebut.

Dalam peristiwa terbaru tiga hari lalu, sebatang pohon besar, yakni pohon ceubrek di permukiman warga juga tumbang. Sebelumnya pohon asam jawa dan pohon hagu yang tumbang.

Di lokasi pohon yang bertumbangan itu terdapat belasan makam tua dan makam baru. Beberapa di antaranya kini tenggelam, tapi kerangka di dalamnya belum terlihat dari luar.

Ceruk atau bidang gelincir yang selama ini turun, kini tambah turun, itulah yang titik terdalamnya menpacai 7 meter. Panjangnya bertambah sedikit, dari sebelumnya sekitar 150 meter kita sudah menjadi 200 meter.

Penambahan rekahan yang signifikan justru terjadi di sebelah selatan desa itu, tepatnya arah ke sungai. Di lokasi itu bukan saja rekahannya bertambah banyak dan lebar, dari bawahnya juga keluar air tanah.

Baca juga: Nova Janjikan Rumah Bantuan untuk Korban Tanah Bergerak di Lamkleng, Begini Skema Pendanaannya

Saat hujan deras mengguyur, kata Munzir, di ceruk yang amblas bertahap sejak 10 Januari lalu itu kini terperangkap air hujan sehingga membentuk seperti kolam dangkal. Airnya mengalir deras ke arah sungai bila hujan lebat dan kering saat kemarau.

Dalam suasana kemarau para pengungsi umumnya meninggalkan tenda dan kembali ke rumah. "Tapi bila malam turun hujan lebat, warga kembali ke tenda untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan," kata Munzir.

Di bagian utara desa yang dipimpin Muhammad Fajri itu terdapat hamparan sawah pola detasering.

Terasering adalah suatu pola atau teknik bercocok tanam dengan sistem bertingkat (berteras-teras atau berundak-undak) sebagai upaya pencegahan erosi tanah.

Setelah hamparan sawah tersebut, melebar ke arah selatan sekitar 300 meter terdapat sungai, yakni Krueng Aceh.

Di antara sawah dan tebing sungai itulah terdapat permukiman penduduk. Di tengah permukiman ini ada jalan aspal selebar 3 meter.

Satu setengah meter di antaranta ikut amblas sepanjang 40 meter akibat fenomena tanah bergerak sejak 10 Januari lalu.

Bukan saja badan jalannya yang amblas, tapi beton penahan tebing jalan pun ikut patah dan amblas.

Pengemudi sepeda motor harus sangat hati-hati melintas di tempat itu, karena hanya setengah meter lagi badan jalan yang tersisa.

Hanya dua meter ke arah selatan badan jalan yang amblas itu terdapat areal kuburan. Beberapa batu nisan kuburan tersebut tampak terguling dari tempat asalnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved