Berita Aceh Besar

Nova Janjikan Rumah Bantuan untuk Korban Tanah Bergerak di Lamkleng, Begini Skema Pendanaannya

Gubernur juga mengunjungi tenda besar tempat mayoritas dari 71 jiwa pengungsi bernaung, sejak medio Januari 2021 lalu.

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Saifullah
BPBA/For Serambinews.com
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah didampingi Wakil Bupati Aceh Besar, Kalak BPBD Aceh Besar, Kalak BPBA, Unsur Muspika Kuta Cot Glie, dan berbagai pihak lainnya saat berkunjung untuk melihat langsung fenomena tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Rabu (27/1/2021). 

Laporan Yarmen Dinamika | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Gubernur Aceh, Nova Iriansyah MT berjanji segera mengupayakan pembangunan rumah bantuan bagi para korban terdampak tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar.

Hal itu disampaikan Gubernur Nova saat mengunjungi warga yang menjadi korban terdampak fenomena tanah bergerak di Gampong Lamkleng, Rabu (27/1/2021).

Dalam kunjungan langsung ke lokasi tanah bergerak itu, Gubernur Aceh mendapat laporan bahwa ada 18 kepala keluarga (KK) dari 14 rumah yang terdampak kini terpaksa mengungsi.

Gubernur juga mengunjungi tenda besar tempat mayoritas dari 71 jiwa pengungsi bernaung, sejak medio Januari 2021 lalu. Fenomena tanah longsor itu sendiri terjadi sejak 10 Januari lalu.

"Saya minta kepada Bapak Wabup (wakil bupati) untuk bermusyawarah bersama keuchik dan masyarakat untuk mencari lahan baru," ujar Gubernur Aceh.

Baca juga: Anggota DPRK Nagan Raya Minta Penanganan Serius, 9 Ekor Gajah Kembali Obrak-abrik Kebun Warga

Baca juga: Anggota DPRK Nagan Raya Minta Penanganan Serius, 9 Ekor Gajah Kembali Obrak-abrik Kebun Warga

Baca juga: Setelah Diterapkan e-Kinerja, Banyak ASN Abdya Tak Paham Beban Kerja untuk Diinput Dalam Aplikasi

Pada lahan baru tersebut, nantinya akan diupayakan pembangunan rumah bagi 18 KK yang terdampak.

Menurut Nova, jika pembangunan rumah bagi para korban harus menunggu dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA), maka akan menyita waktu lama.

Untuk itu, paparnya, skema bantuan pembangunan rumah nantinya akan diupayakan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun CSR dari Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

"Jadi, kalau ada lahan wakaf, swadaya masyarakat, lahan bisa cepat tersedia. Bangunan (rumah) bisa dengan skema yang lain yang lebih cepat realisasinya. Misalnya melalui CSR BUMD, CSR BUMN," ujar Nova.

Gubernur Nova pada kesempatan itu juga berharap fenomena alam tersebut hanyalah longsoran tanah biasa dan bukanlah likuifaksi atau pencairan tanah.

Baca juga: Sempat Terihat Ceria, Bang Pen Langsung Alami Sesak Napas Setibanya di RS

Baca juga: China Minta Indonesia Perlakukan Pelautnya Dengan Baik

Baca juga: Cinta Ditolak, Pelajar SMP Ini Dibunuh Sebelumnya Dirudapaksa Pria Karawang, Pelaku Sempat Kabur

Hal itu juga sesuai dengan hasil penelitian sementara pihak Universitas Syiah Kuala (USK) yang melakukan penelitian di lokasi itu.

"Kita berharap ini bukan likuefaksi, karena kalau likuefaksi itu wilayahnya akan sangat luas dan pergerakannya bisa ekstrem," papar dia.

"Mudah-mudahan ini hanya longsor biasa karena ada intrusi sungai di bawah sana sehingga kita harapkan kondisi stabilnya cepat tercapai, sehingga kita bisa memutuskan harus seperti apa," ulas Nova.

Gubernur pada kesempatan itu juga berpesan kepada warga yang terdampak agar bersabar menunggu upaya-upaya penyelesaian secara komprehensif yang dilakukan pemerintah.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved