Opini
Kuliah, Pilih Jurusan Apa?
Saat ini adalah semester terakhir bagi siswa sekolah/madrasah khususnya kelas XII. Hampir rata-rata sekolah sudah melaksanakan ujian akhir

Oleh Syamsul Bahri, MA, Guru MAN 2 Banda Aceh, Kandidat Doktor di Universitas Islam Malang (UNISMA), Jawa Timur
Saat ini adalah semester terakhir bagi siswa sekolah/madrasah khususnya kelas XII. Hampir rata-rata sekolah sudah melaksanakan ujian akhir. Di samping itu, menurut data LTMPT, hasil seleksi SNMPTN atau jalur undangan juga sudah diumumkan.
Hingga sekarang para siswa disibukkan dengan mengikuti tes jalur SBMPTN, yang akan dilaksanakan bertahap pada bulan April-Mei melalui UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer). Nilai UTBK bisa dipergunakan untuk mendaftar di berbagai PTN dalam negeri.
Untuk itu, calon mahasiswa baru harus mengikuti tes per kelompok, Ujian Sains dan Teknologi, Ujian Sosial dan Humaniora, dan kelompok Ujian Campuran. Para siswa tidak perlu khawatir, jika pun tidak lulus UTBK, bisa mendaftar jalur mandiri/lokal di masing-masing kampus.
Yang penting fokus belajar, insya Allah tahun ini bisa kuliah. Yang terpenting lagi adalah bagaimana keinginan/minat kuliah tersebut? Jurusan apa yang dipilih? Apa yang diharapkan dari memilih jurusan tersebut? Karena itulah artikel ini ditulis sebagai satu bentuk kepedulian kita kepada para siswa, agar tidak salah dalam memilih jurusan.
Pengalaman mahasiswa
Berangkat dari pengalaman, ada mahasiswa yang pada semester 2/3 mengganti jurusannya. Ada juga mahasiswa yang tidak selesai kuliah. Bukan karena biaya, namun karena tidak sanggup menyelesaikannya secara akademis. Ketika mengajar di kampus, sering saya tanya sama mahasiswa, apakah kalian memilih jurusan ini keinginan pribadi? Atau karena disuruh orang tua? Rata-rata menjawab karena pilihan sendiri, dan mendapat restu orang tua.
Mengapa mereka memilih jurusan tersebut, mereka menjawab jurusan ini tidak terlalu sulit atau mudah dilalui. Namun berbeda halnya jika tidak mampu, akan sangat sulit melewatinya. Apalagi jika keinginan kuliah hanya setengah hati. Minat kuliah harus menjadi poin utama. Jika tidak ada minat, sebaiknya istikharah terlebih dahulu. Diskusi dengan guru, teman sejawat, dan orang tua. Kuliah, secara formal hanyalah menyelesaikan tahapan SKS yang telah ditentukan oleh jurusan/kampus.
Karena itu, SKS itu memberikan ragam pengetahuan dan wawasan bagi mahasiswa. Kelak setelah selesai studi mahasiswa akan bekerja. Ini persoalannya, jika pekerjaan yang dilakukan tidak sesuai dengan jenjang kuliah, namanya tidak profesional. Karena memang sering terjadi, kuliah jurusan A, kerja di bagian B.
Meskipun hal ini bukan persoalan besar, sebaiknya tidak terjadi. Karena negara ini membutuhkan orang-orang yang kompeten pada bidang masing-masing. Karena itu, apa tujuanmu memilih jurusan?
Dua bulan terakhir ini saya menjaring minat studi para siswa di MAN 2 Banda Aceh. Hasilnya kurang lebih 95% para siswa ingin kuliah, selain itu beberapa siswa saja ingin masuk militer, TNI/polisi. Meskipun siswa tersebut dalam satu jurusan misalnya IPA, ternyata minat kuliah mereka berbeda-beda. Ada ragam jurusan/kampus diminati. Ada yang ingin kuliah di luar Aceh, bahkan luar negeri.
Orang tua siswa, ada yang memberikan izin ada juga yang tidak untuk kuliah luar Aceh bagi anaknya, dengan berbagai alasan yang logis. Hal ini dapat dimaklumi, jika ada kampus di Aceh, untuk apa luar Aceh. Karena orientasi masa depan akan sama saja dimanapun kuliah.
Ternyata tidak demikian. Jujur saja, perguruan tinggi luar Aceh masih menduduki peringkat lebih tinggi dibandingkan lokal. Hal ini dapat dilihat dari daftar perguruan tinggi terbaik di Indonesia. Karena itu jika ingin kuliah luar Aceh, menurut saya, lebih baik. Dalam artian, jika ada siswa berminat kuliah di luar Aceh dengan alasan logis, sebaiknya para orangtua mengizinkannya.
Orang tua siswa, sebaiknya melakukan diskusi dengan anaknya dalam hal pilih jurusan. Mereka harus mengetahui kemampuan anaknya, dan memahami jurusan yang dipilih. Bijaksananya orangtua adalah tidak memaksakan keinginannya terhadap anaknya. Misalnya anaknya ingin jurusan A, orang tua bersikukuh harus jurusan B. Sebaiknya ini tidak terjadi, karena akan menghambat perkembangan intelektualitas mereka, dan juga menghambat karir mereka nanti.
Untuk para siswa