Gus Yaqut
Memiliki Modal Awal 7 Juta Anggota Banser, Bagaimana Peluang Gus Yaqut di Pilpres 2024?
Di sisi lain, Arief Poyuono menyinggung soal kasus dugaan korupsi yang sempat menyeret nama Cak Imin beberapa tahun silam.
Di sisi lain, Arief Poyuono menyinggung soal kasus dugaan korupsi yang sempat menyeret nama Cak Imin beberapa tahun silam.
SERAMBINEWS.COM - Bagaimana peluang Gus Yaqut di Pilpres 2024 nanti.
Sosok Menteri Agama Yaqut Kholil Qoumas atau Gus Yaqut tiba-tiba dikaitkan dengan kontestasi pemilihan presiden 2024.
Penyebabnya, kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu kerap menjadi perhatian publik lantaran pernyataan-pernyataannya yang menimbulkan pro dan kontra.
Meski kerap mendapatkan kritik bahkan 'serangan' dari oposisi, Gus Yaqut yang juga Ketua Umum Banser tersebut mendapatkan tambahan dukungan dari kaum yang kerap menyebut dirinya nasionalis.
Apalagi, Gus Yaqut kerap melayangkan komentar terkait radikalisme dan plurarisme.
Baca juga: Begini Sosok Asli Glenca Chysara, Pemeran Jahat Elsa di Sinetron Ikatan Cinta, Ini Ulasannya
Baca juga: Ini Lokasi Ujian bagi Peserta SBMPTN Unimal, 14 Ruangan Sudah Disiapkan
Baca juga: Syafriul dan Ricky Fadli Pimpin PKPI Aceh Barat
Terakhir, soal usulannya soal doa semua agama dalam setiap acara Kementerian Agama (Kemenag) yang mendapatkan pertentangan keras dari banyak pihak.
Atas berbagai kontroversi itu, nama Gus Yaqut dianggap makin populer.
Bahkan, politikus Partai Gerindra Arief Poyuono menilai Menteri Agama Yaqut Kholil Qoumas atau Gus Yaqut berpotensi menjadi pesaing Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai kandidat calon presiden pada 2024.
Poyuono menyatakan itu setelah menanggapi pemberitaan mengenai tingkat kepopuleran Gus Yaqut yang mulai menyalip Cak imin.
"Saingan cak imin sebagai capres 2024 itu Menag," tulis Arief Poyuono di twitter pada Sabtu (10/4/2020).
Di sisi lain, Arief Poyuono menyinggung soal kasus dugaan korupsi yang sempat menyeret nama Cak Imin beberapa tahun silam.
Cak Imin pernah dimintai keterangan untuk melengkapi berkas tersangka Komisaris PT Sharleen Raya JECO Group Hong Arta (HA).
Dalam kasus ini, KPK menduga Hong Artha bersama-sama memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada Kepala Badan Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) IX Maluku dan Maluku Utara, Amran HI Mustary. Amran diduga menerima uang sebesar Rp 8 miliar dan Rp 2,6 miliar dari Hong Artha.
Hong Artha sendiri merupakan tersangka ke-12 setelah sebelumnya KPK menetapkan 11 orang lainnya. Dari 11 orang tersebut, 10 diantaranya sudah divonis bersalah dan dijebloskan ke penjara.
"Capres 2024 Gus AMi. Kata Ketua PBNU terlibat hukum enga ya di KPK?" tulis Arief
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA) Fadhli Harahab menilai, pernyataan-pernyataan Ketua Umum GP Ansor telah membuat publik lebih mengenal Gus Yaqut dibandingkan dengan Ketum PKB Cak Imin.
"Kepopuleran Gus Yaqut bisa saja berbuah elektabilitas. Artinya, Gus AMI yang disebut-sebut bakal capres dari PKB akan mendapat saingan baru ke depannya," kata Fadhli, Jumat (9/4/2021).
Dia menilai, meskipun Gus Yaqut belum sama sekali terpantau lembaga survei sebagai bakal capres/cawapres PKB akan tetapi bukan tidak mungkin manuver Gus Yaqut sebagai Menag akan berbuah sentimen positif di masyarakat.
"Saya pikir posisi Gus Yaqut berada pada momentum yang tepat. Polarisasi politik identitas sedang berada pada masanya. Radikalisme, pluralisme menjadi isu hangat, tentunya ini akan menjadi panggung tersendiri bagi Beliau," terang Fadhli.
Menurutnya, jika Gus Yaqut dapat memanfaatkan momentum ini maka kemungkinan Gus Yaqut terjaring survei sebagai capres/cawapres potensial cukup terbuka.
"Tinggal bagaimana Gus Yaqut mengelola momentum, sehingga dia bisa dilirik publik sebagai Capres/cawapres," pungkasnya.
7 Juta anggota Banser
Gus Yaqut diketahui memiliki basis massa kuat, khususnya dari Banser.
Banser merupakan badan otonom di bawah naungan Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nahdlatul Ulama (NU).
Ketua Bidang Politik dan Pemerintahan GP Ansor, Luqman Hakim pernah menyebut, jumlah anggota Banser saat ini sudah sangat banyak dan tersebar di berbagai negara dan jumlahnya mencapai 7 juta orang.
Dengan modal awal dukungan dari 7 juta banser apakah Gus Yaqut mampu bersaing dalam memikat partai politik untuk mengusung dirinya menjadi capres atau cawapres di Pilpres 2024?
Survei terbaru, Anies unggul di kalangan anak muda
Diberitakan sebelumnya, Lembaga Indikator Politik Indonesia merilis survei tentang suara anak muda terhadap isu sosial politik bangsa.
Survei salah satunya menanyakan soal tokoh yang dipilih anak muda untuk menjadi presiden.
Dari 17 nama, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendapat perolehan angka tertinggi.
Anies berada di atas Gubernur Jawa Tengah yang juga kader PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.
Menanggapi hasil survei itu, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut, undecided voters atau jumlah orang yang belum menentukan pilihan terkait preferensi calon presiden di masa mendatang cukup besar berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia.
"Undecided-nya kan masih cukup besar. Sama dengan juga undecided dari anak-anak muda terhadap preferensi partai politik tadi," kata Hasto dalam rilis survei daring, Minggu (21/3/2021).
"Dengan undecided yang cukup besar kita belum bisa mendapatkan suatu representasi," ucap dia.
Hasto merespons rilis survei Indikator Politik Indonesia yang menyebutkan bahwa Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan paling banyak dipilih anak muda untuk menjadi presiden, mengungguli perolehan angka Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Kendati demikian, menurut Hasto, survei tersebut menunjukkan bahwa proses kaderisasi partai politik berjalan dengan baik.
Buktinya, muncul nama-nama baru yang diharapkan masyarakat menjadi benih-benih pemimpin Indonesia ke depan.
Hasto juga memberikan tanggapan tentang survei yang menyebut bahwa anak muda lebih banyak memilih Partai Gerindra dibandingkan dengan PDI-P.
Menurut Hasto, hal itu akan menjadi evaluasi partainya.
"Ya survei kan sesuatu yang dinamis. Kami selalu belajar dari survei, kalau ada yang kurang kita perbaiki diri, kemudian kalau ada hal yang positif ya kemudian kami dorong supaya itu menjadi di bagian dari kultur PDI Perjuangan," ujar Hasto.
Meski begitu, Hasto mengatakan, saat ini yang terpenting bagi partainya ialah hadir untuk masyarakat.
"Kalau tentang survei kami istilahnya Belanda masih jauh. Bagi PDI Perjuangan yang penting partai hadir di tengah rakyat," kata dia.
Adapun survei Indikator Politik Indonesia dirilis Minggu (21/3/2021). Survei menemukan bahwa dari 17 nama, Anies Baswedan mendapat perolehan angka tertinggi terkait tokoh pilihan anak muda sebagai calon presiden.
"Secara umum tidak ada nama yang dominan, tetapi di antara 17 nama yang paling tinggi secara absolut itu Anies Baswedan di angka 15,2 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi, dalam rilis survei secara daring, Minggu (21/3/2021).
Setelah Anies, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga mendapat perolehan angka tinggi mencapai 13,7 persen.
Menyusul di posisi ketiga Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dengan 10,2 persen.
Selanjutnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menempati peringkat keempat dengan 9,8 persen.
Di posisi kelima yakni Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto dengan 9,5 persen, dan di ranking 6 yaitu Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan 4,1 persen.
Dalam periode yang sama, survei juga menanyakan pilihan anak muda terhadap partai politik.
Dari 17 partai, Gerindra mendapat perolehan angka tertinggi yakni 16,0 persen.
Menyusul kemudian PDI Perjuangan dengan 14,2 persen, Golkar dan PKS dengan 5,7 persen, Demokrat 5,3 persen, Nasdem 2,8 persen, dan PKB 2,7 persen.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Punya Modal Awal 7 Juta Anggota Banser, Bagaimana Peluang Gus Yaqut di Pilpres 2024?,