Penanganan Covid 19
Satgas Covid-19: Vaksin Nusantara Dikembangkan di Amerika, Diujicoba di Indonesia, Digagas Terawan
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengungkapkan hal ini merespon pertanyaan mengenai polemik vaksin Nusantara yang digagas
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengungkapkan hal ini merespon pertanyaan mengenai polemik vaksin Nusantara yang digagas Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
SERAMBINEWS.COM - Vaksin Nusantara ternyata dikembangkan di Amerika Serikat.
Kemudian diujicoba di Indonesia.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, mengungkapkan hal ini merespon pertanyaan mengenai polemik vaksin Nusantara yang digagas Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.
"Vaksin nusantara adalah jenis vaksin yang dikembangkan di Amerika dan diujicobakan di Indonesia," kata Wiku dalam Konferensi pers virtual, Kamis (15/4/2021).
Wiku mengatakan bahwa pada prinsipnya pemerintah mendukung pengembangan vaksin Covid-19 selama memenuhi kriteria.
Semua vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat harus mendapatkan izin dari Badan POM, terutama dalam aspek keamanan, efikasi dan kelayakan.
Baca juga: Houthi Kembali Serang Fasilitas Saudi Aramco Dengan Drone dan Rudal
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, PM Kamboja: Kita Sudah di Ambang Kematian
Baca juga: Kasus Positif Covid-19 di Langsa Sudah 16 Orang, Total Meninggal Dunia Jadi 18 Orang
"Diharapkan tim pengembang faksi nusantara dapat berkoordinasi dengan baik dengan Badan POM agar isu yang ada terkait vaksin ini dapat segera terselesaikan," pungkasnya.
Sebelumnya, Badan POM belum memberikan lampu hijau terhadap vaksin Sel Dendritik atau yang dikenal vaksin Nusantara untuk melanjutkan proses uji klinik fase II.
Meski demikian, sejumlah anggota komisi IX DPR RI berkeinginan menjadi relawan vaksin Covid-19 besutan mantan Menkes Terawan Agus Putranto.
Sorotan bermunculan, seperti yang dikemukakan oleh Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban.
Ia menilai, vaksin Nusantara sulit mendapat kepercayaan ahli maupun masyarakat.
Terlebih, sikap peneliti dibaliknya memiliki kesan memaksakan pengembangan vaksin yang digadang-gadang buatan anak negeri ini.
Hal itu diungkapnya dalam akun Twitter @ProfesorZubairi yang dikutip Tribunnews.com, Kamis (15/4/2021).