Merinding, Gadis Kecil Ini Buat Gambar Menyeramkan Sebelum Meninggal, Ungkap Penyeba Kematiannya

Sebelum meninggal, Ruilin sempat membuat gambar khas anak kecil yang ternyata menggambarkan betapa sulit kehidupannya.

Editor: Amirullah
The Sun
Chen Ruilin buat gambar menyeramkan sebelum meninggal 

SERAMBINEWS.COM - Sebelum meninggal, gadis kecil ini buat gambar menyeramkan tentang penyebab kematiannya.

Dikutip dari artikel The Sun yang tayang pada Kamis 15 April 2021, Ruilin meninggal dunia akibat siksaan dari orangtuanya sendiri.

Sidang pengadilan terhadap kedua orangtuanya, yakni sang ayah Chen Haiping (29) dan ibu tiri Huang Xiaotong (30) digelar selama sebulan.

Di akhir persidangan, keduanya dinyatakan bersalah atas pembunuhan terhadap Ruilin.

Mereka terbukti telah melakukan penyiksaan kejam kepada gadis tak berdosa tersebut.

Parahnya siksaan yang dialami Ruilin terlihat dari kondisi tubuh mungilnya.

Dokter di Hong Kong yang melakukan pemeriksaan terhadap Ruilin menemukan 130 luka baru di sekujur tubuh anak malang itu.

Kondisi ini juga menimbulkan pertanyaan, bagaimana bisa pelecehan yang dialami Ruilin tak terlihat oleh pihak berwenang sebelumnya?

Baca juga: Aksi Balapan Liar Usai Shalat Subuh di Bireuen Meresahkan Warga, Begini Antisipasi Satlantas

Baca juga: Kisah PNS Bireuen Beternak Jangkrik di Rumahnya, Belajar dari Google Hingga Keuntungan Mengiurkan

Sempat Membuat Gambar

Kode-kode dari Ruilin bahwa ia disiksa di rumah sebenarnya telah disampaikannya dalam sebuah gambar.

Sebelum meninggal, Ruilin sempat membuat gambar khas anak kecil yang ternyata menggambarkan betapa sulit kehidupannya.

Gambar ini juga ditampilkan di dalam persidangan.

()Gambar yang dibuat Chen Ruilin (The Sun)

Gambar itu menunjukkan seorang dewasa berdiri di sebuah rumah dengan noda merah di langit-langit serta "darah" mengalir di dinding dan menggenang di lantai.

Kasus Ruilin sendiri sempat menjadi topik utama di Hong Kong.

Awal mula terbongkarnya kasus ini adalah ketika Ruilin dibawa ke rumah sakit dalam kondisi penuh luka.

Luka-luka itu kebanyakan disebabkan oleh tongkat atau gunting.

Ruilin meninggal tak lama setelah tiba.

Otopsi menunjukkan ia meninggal karena infeksi bakteri yang tidak dapat ditangani sistem kekebalan tubuhnya karena kekerasan fisik selama bertahun-tahun.

Pengadilan juga memaparkan bagaimana kedua terdakwa terus menerus memukuli dan membuat gadis kecil kelaparan itu menjelang kematiannya pada Januari 2018.

Baca juga: Kisah PNS Bireuen Beternak Jangkrik di Rumahnya, Belajar dari Google Hingga Keuntungan Mengiurkan

Baca juga: Didera Cedera 10 Bulan, Mandzukic Sumbangkan Gajinya ke Yayasan AC Milan, Gagal jadi Monter Buat Tim

Pukul Anak Hingga Tewas karena Sulit Belajar, Ortu Ini Ternyata Sempat Pura-pura Buat Video Ultah

Segala cara dilakukan oleh pasangan suami istri ini demi melarikan diri usai menghilangkan nyawa anak kandung mereka.

Tak hanya mengubur jasad anak kandungnya dengan masih berpakaian lengkap, orangtua ini ternyata sempat membuat drama kesedihan.

Agar tak dicurigai sebagai pembunuh, pasangan suami istri berinisial IS dan LH ini sempat membuat video setelah membunuh putrinya.

Dalam video ulang tahun putrinya itu, IS dan LH berakting seding seolah putrinya sedang hilang dan belum ditemukan.

Dalam video ucapan ulang tahun untuk korban, orangtua jahat ini menulis harapan agar korban segera ditemukan dan kembali ke rumah pada 29 Agustus 2020.

Video tersebut kemudian dibagikan di media sosial.

Bahkan IS dan LH sempat melaporkan ke polisi jika anaknya hilang.

Kasat Reskrim Polres Lebak, AKP David Adhi Kusuma mengatakan, korban membuat laporan kehilangan di Polsek Setiabudi, Jakarta.

"Setelah melakukan penguburan jenazah, mereka sempat pulang dan pindah kontrakan, dan buat laporan polisi anaknya hilang dua hari kemudian," kata Kasat Reskrim Polres Lebak, AKP David Adhi Kusuma.

Demi meyakinkan polisi, pelaku yang berinisial IS dan LH juga membawa saudara kembar korban.

Baca juga: Ini Para Menteri yang Dikabarkan akan Direshuffle oleh Presiden Jokowi, Tapi Begini Kata Pengamat

Anaknya tersebut diperintah untuk membuat keterangan palsu di hadapan polisi.

"Saudara kembarnya ini bilang saat dimintai keterangan polisi jika korban hilang saat sedang bermain," kata David.

()Kepolisian dan warga Desa Cipalabuh, Kecamatan Cijaku, Kabupaten Lebak, Banten melakukan pengangkatan jenazah yang diduga korban pembunuhan, Sabtu (12/9/2020).(Istimewa) (ISTIMEWA VIA KOMPAS)

Hingga saat ini polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap kedua pelaku untuk mendalami kasus tersebut.

Keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka dengan dengan jeratan Pasal 80 Ayat 3, UU No 35 Tahun 2104 Perubahan atas UU No 23 Tahun 2002 Tentang Lerlindungan Anak dan atau Pasal 338 KUHP.

Peristiwa itu diketahui terjadi pada 26 Agustus 2020 lalu di rumah kontrakan mereka, Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.

LH mengaku saat itu ia sedang mengajarkan anaknya belajar.

Namun, sang anak membuatnya kesal karena susah diajari saat belajar online.

"Kami dalami mereka, khususnya kepada almarhum yang merupakan anak kandungnya sendiri dia merasa kesal, merasa anaknya ini susah diajarkan, susah dikasih tahu, sehingga kesal dan gelap mata," kata David kepada Kompas.com di Polres Lebak, Rangkasbitung, Senin (14/9/2020).

Menurut David, LH melakukan serangkaian tindak kekerasan, seperti mencubit, memukul tangan kosong hingga menggunakan sapu.

Ketika korban sudah tersungkur lemas, LH tidak berhenti melakukan kekerasan, bahkan memukul kepala bagian belakang tiga kali.

Mengetahui kejadian tersebut, sang suami IS sempat marah kepada LH dan berinisiatif membawa korban keluar dari rumah.

Alasannya ialah agar korban mendapatkan udara segar dan kembali sehat.

Karena kondisi sudah lemah, akhirnya korban meninggal di perjalanan.

"Dibawa keluar cari udara segar, anak ini kan sesak napas, harapannya bisa baikan, tapi saat dalam perjalanan meninggal dunia," kata David.

IS dan LH kemudian membawa jasad anak mereka TPU Gunung Kendeng, Kecamatan Cijaku, Lebak, Banten.

Alasannya agar mereka tidak meninggalkan jejak pembunuhan.

Ironisnya, jasad anak itu dibawa menggunakan sepeda motor.

Korban dikubur dengan pakaian lengkap di TPU Gunung Kendeng Lebak.

Keberadaan jenazah korban tersebut baru diketahui 12 September 2020 oleh warga setempat.

Kasus itu berawal dari kecurigaan warga di sekitar TPU Gunung Kendeng, Lebak.

Warga curiga lantaran tidak ada orang yang meninggal beberapa pekan terakhir di daerah mereka.

Setelah makam dibongkar oleh warga setempat, mereka terkejut mendapati sesosok mayat bocah perempuan dalam kondisi masih berpakaian lengkap.

"Awalnya berdasarkan laporan masyarakat setempat, akhirnya kita bongkar sama-sama.

Baru digali setengah, kelihatan kakinya," kata Kapolsek Cijaku AKP Zaenudin, usai penemuan mayat.

Kasat Reskrim Polres Lebak AKP David Adhi Kusuma mengemukakan, penangkapan itu didasarkan pada cangkul yang dipinjam oleh IS di hari penguburan di TPU Gunung Kendeng, Lebak.

IS sempat meminjam cangkul dari warga dan beralasan hendak menguburkan kucing.

"Kita dapat informasi dari warga karena ada yang meminjam cangkul, dari sana kami lakukan lidik," tutur David.

Menggunakan cangkul itu, pelaku mengubur anaknya dengan pakaian lengkap di lubang sedalam setengah meter.

Keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka dengan dengan jeratan Pasal 80 Ayat 3, UU No 35 Tahun 2104 Perubahan atas UU No 23 Tahun 2002 Tentang Lerlindungan Anak dan atau Pasal 338 KUHP. (TribunStyle.com/Galuh Palupi/Tribun Jakarta)

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul SEBELUM Meninggal, Gadis Kecil Ini Sempat Buat Gambar Menyeramkan Tentang Penyebab Kematiannya

Baca juga: Bayi Kembar Meninggal di RSUD Aceh Tamiang, Keluarga: Dokter tak Pernah Datang

Baca juga: Cara Cek Penerima Bansos Tunai Rp 300 Ribu, Klik dtks.kemensos.go.id, Simak Juga Syaratnya

Baca juga: Viral Video Higgs Domino Game Saat Shalat Berjamaah, Tokoh di Lhokseumawe Minta Polisi Usut Tuntas

Sumber: TribunStyle.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved