Vaksin Nusantara Masih Jadi Polemik, Vaksin Merah Putih justru Akan Diproduksi Massal, Apa Bedanya?
Vaksin Nusantara masih menjadi polemik, sedangkan vaksin Merah Putih dikabarkan siap diproduksi masal.
Penny mengatakan vaksin Merah Putih dari Unair bermitra dengan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia.
Untuk itu sesuai prosedur keamanan dan efektivitas pembuatan vaksin, pihaknya terus mendampingi produksi massal tersebut.
"Kami juga sedang mendampingi PT Biotis Pharmaceuticals supaya bisa memenuhi Good Manufacturing Practice (GMP) dan Good Laboratory Practice (GLP). Ini akan dipenuhi dalam beberapa bulan ke depan. Jadi itu harapan kita ya," kata perempuan berhijab ini.
Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman akan segera menyerahkan seed atau bibit vaksin Merah Putih kepada Bio Farma untuk diproses lebih lanjut.
Kepala LBM Eijkman Prof. Amin Subandrio mengatakan saat ini pihaknya memasuki tahapan akhir dalam pengembangan bibit vaksin Covid-19 berbasis protein rekombinan itu.
"Di mana kami sudah bisa mengembangkan protein rekombinan sesuai dengan targetnya, kemudian protein S dan protein N, spike protein dan nukleokapsid protein yang akan dijadikan sebagai kandidat vaksin," ujarnya dalam konferensi pers virtual bersama BPOM RI dan Bio Farma secara virtual, Jumat (16/4/2021).
Bibit vaksin yang akan diserahkan kemudian akan melalui uji praklinik dan uji klinik, serta diproses untuk perizinan.
Namun, proses berikutnya akan lebih banyak dilakukan Bio Farma.
Amin memastikan lembaga Eijkman tidak langsung lepas tangan, tetapi tetap ikut serta dalam perkembangan selanjutnya.
"Kami ikut sampai dengan uji klinik fase I, II, dan III," ucap Amin.
Diprediksi vaksin Merah Putih dari lembaga Eijkman ini bakal mendapat izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) pada akhir semester pertama 2022.
Diketahui, vaksin Merah Putih dikembangkan oleh enam lembaga dalam negeri, yakni LBM Eijkman, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Teknologi Bandung, dan Universitas Airlangga.
Enam lembaga tersebut mengembangkan vaksin Covid-19 dengan metode yang berbeda.
Eijkman mengembangkan dengan platform protein rekombinan, UI dengan platform DNA, MRNA, dan virus-like particle.
Sementara Universitas Airlangga adenovirus, ITB juga adenovirus, sementara Universitas Gajah Mada menggunakan protein rekombinan dan LIPI juga dengan protein rekombinan.