Temukan Indahnya Islam di Aceh, Ini Pandangan Tiphaine, Model Mualaf Perancis Soal Masyarakat Aceh

"Di Aceh, saya melihat Islam dari sudut pandang yang berbeda, semua orang, teungku-teungku pesantren dan Abu di dayah dayah mereka menerima saya denga

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
INSTAGRAM/TIPHAINE POULON
Temukan Indahnya Islam di Aceh, Ini Pandangan Tiphaine, Model Mualaf Perancis Soal Masyarakat Aceh. 

SERAMBINEWS.COM - Sosok Tiphaine Poulon (25) merupakan perempuan berdarah Perancis yang belakangan ini santer di kabarkan di media sosial.

Bule kelahiran 1995 ini seketika menjadi sorotan publik, lantaran kisah antara hubungan dan perjalanan spiritualnya dalam menemukan ajaran Islam yang sesungguhnya.

Wanita yang juga berpofesi sebagai model ini sudah memantapkan diri menjadi seorang mualaf sejak beberapa waktu lalu.

Setelah memeluk agama Islam, ia pun menikah dengan pria Asal Aceh yang hanya ingin disebut nama panggilannya saja, yakni Amal.

Menariknya, suaminya itu merupakan orang yang pertama sekali mengenalinya tentang bagaimana ajaran Islam yang sesungguhnya.

Sesuatu yang menurutnya tidak bisa dia dapatkan di negara asalnya, meski dikelilingi oleh banyak teman muslim.

Baca juga: Banyak Belajar Setelah Jadi Mualaf, Tiphaine Petik Kalimat Tentang Islam dari Khabib Nurmagomedov

Baca juga: Masuk Islam dan Menikah dengan Pria Aceh, Ini Kisah Tiphaine Tentang Perjalanan Spiritualnya

"Ini adalah apa yg #indonesia berikan pada saya," tulis Tiphaine melengkapi keterangan video unggahannya di TikTok, tentang awal mula perjalanannya hingga memeluk Islam, dikutip Serambinews.com, Minggu (18/4/2021).

Ya, Tiphaine mengaku menemukan keindahan ajaran Islam itu di Indonesia, lebih tepatnya di Aceh.

Yakni saat kunjungan pertamanya ke Bumi Serambi Mekah pada tahun 2018 silam.

Kala itu, ia berkunjung ke Aceh untuk berlibur, dan secara kebetulan bertemu dengan pria yang kini sudah menjadi suaminya.

Kini, dua tahun sudah ia menjadi seorang mualaf.

Tiphaine pun berbagi pengalaman spiritualnya serta mengungkapkan pandangannya terhadap masyarakat Aceh, saat dihubungi Serambinews.com belum lama ini.

"Di Aceh, saya melihat Islam dari sudut pandang yang berbeda," ungkapnya pada Serambinews.com melalui pesan tertulis di aplikasi WhatsApp, Sabtu (17/4/2021) malam.

Sementara itu, dalam sebuah video yang dia bagikan di akun Instagramnya, Tiphaine juga mengungkapkan bahwa dirinya sangat menyukai orang-orang Aceh.

Ungkapan itu dia tulis menyertai unggahan video ketika ia menggunakan busana serba hitam bertema Arabian, dengan Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh sebagai salah satu backgroundnya.

Baca juga: Tiphaine Model Asal Prancis Berbagi Kisah Jadi Mualaf, Suaminya Ternyata Cucu Ulama Besar Aceh

"Terakhir kali saya di Aceh. Udah brp lama... lebih 5 bulan. Saya sgt suka orang Aceh," tulisnya dalam unggahan tertanggal 14  Juni 2020 lalu.

Saat dihubungi Serambinews.com, sejak Jumat (16/4/2021), Tiphaine membagikan pengalamannya kisah mula perjalanannya itu.

Wanita yang juga suka memakai pakaian adat dari ragam daerah di Indonesia ini menceritakan, pada awalnya ia sempat bersikap skeptis dan kehilangan kepercayaan terhadap agama.

Akan tetapi, secara bersamaan dia juga penasaran terhadap ajaran Islam.

Dia pun banyak bertanya perihal Islam pada teman-teman di negaranya yang kebanyakan orang muslim.

Akan tetapi, teman-temannya itu tidak mampu memberikan penjelasan sesuai dengan harapannya.

Baca juga: Kisah Cinta Beda Bangsa, Model Prancis Bertemu Jodoh di Aceh dan Masuk Islam

"Banyak kawan-kawan saya adalah Islam, dan mereka selalu mengatakan bahwa semua ini adalah tidak boleh,"

"Ketika saya tanya mengapa, mereka tidak bisa menjelaskan dan hanya mengatakan bahwa aturannya memang begitu," ceritanya.

Keadaan itu dirasanya berbeda saat dia berada di Indonesia, tepatnya di Aceh untuk kunjungan pertamanya pada tahun 2018.

Namun itu dia maklumi, karena di negaranya tidak ada institusi pembelajaran agama seperti di Indonesia.

"Saya tidak pernah tahu itu sebelumnya sampai saya mendarat di Aceh,"

"Di Aceh, saya melihat Islam dari sudut pandang yang berbeda, semua orang, teungku-teungku pesantren dan Abu di dayah dayah mereka menerima saya dengan sangat hangat," lanjutnya bercerita.

Keramahan serta sambutan hangat masyarakat Aceh atas kehadirannya lantas membuatnya terkesan.

Hingga pada akhirnya, pemikiran serta rasa kengerian yang selama ini tertanam di dirinya terhadap orang muslim seketika menjadi pudar.

"Inilah Islam di Asia Tenggara, Islam di Indonesia, Islam di Aceh," sebutnya.

Pandangan ini juga tidak lain berkat suaminya, Amal, sebagai orang pertama yang mengenalinya tentang Islam.

Menurutnya, sang suami mampu mempresentasikan sisi Islam sebagaimana yang dia dambakan, yaitu sisi Islam yang moderat.

Meskipun, katanya, suaminya itu memiliki dasar pengetahuan Islam tradisional yang sangat kental.

"Ayahnya adalah Alm. Abuya Prof. DR. Syeikh H. Tgk. Muhibuddin Muhammad Waly Al-Khalidiy, seorang ulama dan negarawan pada masanya,"

"Sehingga tidaklah heran jika suami saya dapat mewarisi pemahaman yang mudah saya terima dan saya amalkan," ujarnya.

Ia juga mengenang kalimat yang pertama sekali disampaikan Amal tentang Islam pada dirinya.

Ketika itu, orang yang dia cintai itu belum menjadi suaminya.

"Dia bilang Islam itu mudah, hanya orang orang membuatnya menjadi sulit. Jikalau terkadang kamu menjumpai itu sulit, itu hanyalah semata-mata untuk kebaikanmu,"

"Dia selalu mengulang pesan ayahnya kepada saya, 'Islam itu mudah, hanya tidak dipermudah-mudahkan, Islam itu sulit tetapi tidak dipersulit-sulitkan'," kenang Tiphaine.

Kini, ia dan suami sudah menetap di Jakarta.

Dia pun meminta doa dari sahabat dan masyarakat semua, agar diberi kekuatan dan bisa terus istiqamah dalam mempelajari tentang Islam. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved