Internasional

Korban Selamat Pengungsi Ethopia di Yaman, Menceritakan Kembali Kengerian Jadi Tahanan Milisi Houthi

Para warga Ethiopia yang selamat dari kebakaran kamp pengungsi di Sanaa, Yaman menceritakan kembali kengerian atas pembantaian oleh milisi Houthi.

Editor: M Nur Pakar
AFP/File
Kamp pengungsi Ethiopia hangus terbakar yang dilakukan milisi Houthi di Sanaa, Yaman. 

SERAMBINEWS. COM, NEW YORK - Para warga Ethiopia yang selamat dari kebakaran kamp pengungsi di Sanaa, Yaman menceritakan kembali kengerian atas pembantaian oleh milisi Houthi.

Seperti Abdel Karim Ibrahim Mohammed (23) yang sempat melarikan diri dari kekerasan baru-baru ini yang melanda wilayah Oromia di Ethiopia, tidak pernah membayangkan akan jatuh ke tangan milisi Houthi

Faktanya, seperti banyak rekannya yang putus asa untuk melarikan diri dari Ethiopia yang dilanda konflik, dia belum pernah mendengar milisi yang didukung Iran menguasai ibu kota Yaman, Sanaa pada 2015.

Ketika pertama kali memulai perjalanannya yang berbahaya melintasi Laut Merah, Abdel Karim membayangkan penyeberangan darat yang sulit ke salah satu negara Teluk Arab di mana peluang dan kemakmuran menantinya.

Peristiwa telah berubah menjadi menakutkan di negara asalnya Ethiopia.

Di mana situasi keamanan terus memburuk di tengah kerusuhan dan ketegangan politik yang berkembang.

Pelanggaran hak asasi manusia, serangan oleh kelompok bersenjata dan kekerasan komunal dan etnis telah memaksa ribuan orang mengungsi ke luar negeri.

Pertemuan pertama Abdel Karim dengan Houthi terjadi hanya dua hari setelah kedatangannya di Sanaa/

Ketika dua anggota milisi mendekatinya di pasar dan memilihnya di antara kerumunan dan meminta untuk melihat ID-nya.

Tanpa melirik dokumennya, dia ditahan dan dibawa ke Fasilitas Penyimpanan Otoritas Imigrasi, Paspor dan Naturalisasi (IPNA) kota, di mana dia menemukan ratusan migran Afrika mendekam.

Abdel Karim Ibrahim Mohammed, salah seorang korban selamat dari kebakaran kamp tahanan di Sanaa, Yaman.
Abdel Karim Ibrahim Mohammed, salah seorang korban selamat dari kebakaran kamp tahanan di Sanaa, Yaman. (Foto: ArabNews)

Baca juga: Arab Saudi Harus Harus Tindak Tegas Milisi Houthi, Tidak Harus Menunggu Bencana Datang

Di antara mereka adalah Issa Abdul Rahman Hassan (20) yang telah bekerja shift di sebuah restoran Sanaa untuk menabung perjalanannya ketika milisi Houthi menyerbu dan membawanya ke pusat penahanan.

Di sana dia ditempatkan di dalam hanggar bersama puluhan lainnya.

Dalam sebuah video yang direkam tiga bulan setelah kedatangannya, Issa memberi isyarat ke sekelilingnya.

“Lihat, kita hidup di atas satu sama lain, tidak punya makanan, tidak ada air dan beberapa orang kelelahan, seperti yang Anda lihat, serta hanya tidur siang dan malam," ungkapnya.

“Kami bahkan tidak punya obat di sini dan organisasi seperti UNHCR tidak peduli dengan kami," ungkapnya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved