Berita Lhokseumawe
Minimnya PAD dari RS Arun, Mahasiswa: Kejari Lhokseumawe Harus Melakukan Supervisi
"Jadi kami meminta DPRK Lhokseumawe melakukan interpelasi terhadap kasus ini, dan Kejari Lhokseumawe harus melakukan supervisi untuk mengetahui...
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
Padahal kepada perusahaan milik Pemko Lhokseumawe tersebut, pada tahun 2020 ditargetkan mampu menyumbang PAD sebesar Rp 1 miliar.
Direktur Utama PT Pembangunan Lhokseumawe, Abdul Gani, Rabu (21/4/2021), menyebutkan, pada tahun 2020 pihaknya masih memiliki dua unit usaha.
Pertama, Rumah Sàkit Arun dan kedya dari jaringan gas rumah tangga.
Namun dari jaringan gas, dia mengaku, perusahaan tidak mendapatkan keuntungan besar.
Sedangkan total keuntungan yang diraih perusahaan pada tahun 2020 sekitar Rp 900 juta.
Saat Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), lanjutnya, Pemerintah Kota Lhokseumawe menyerahkan Pasar Terpadu untuk dikelola PT Pembangunan Lhokseumawe.
Didasari hal tersebut, maka disimpulkan, sebagian keuntungan tahun 2020 diinvestasi ke Pasar Terpadu.
"Makanya untuk PAD kita pun hanya setor 220 juta rupiah saja," pungkasnya.
Ketua DPRK Lhokseumawe, Ismail A Manaf, juga sempat menyoroti kinerja pihak pengelola Rumah Sakit Arun.
Terutama terkait minimnya penyetoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2020.
Ditargetkan Rp 1 miliar, disetor hanya Rp 220 juta atau hanya 22 persen.
Baca juga: Ariel NOAH Akui Ingin Nikah Secepatnya Biar Pikiran Tenang, Tapi belum Ada Wanita yang Cocok
Ismail A Manaf, menyebutkan, sesuai penelusuran dirinya, setiap tahun, operasional RS Arun dibawah PT Pembangunan Lhokseumawe tidak pernah terjadi peningkatan.
Target penerimaan daerah yang dibebankan juga tidak pernah tercapai.
"Terutama pada tahun 2020, terealisasi hanya 22 persen saja dari yang dibebankan," katanya.
Padahal belanja operasional RS Arun yang terletak di Komplek Perumaham PT PAG tersebut relatif rendah, mengingat komponem biaya listrik dan air diperolehnya secara cuma-cuma