Internasional
Usai Ikuti Pelatihan Jadi Petugas Pemilu, Virus Corona Ambil Nyawa 700 Guru Uttar Pradesh, India
Sekitar 700 guru telah meninggal karena virus Corona di negara bagian Uttar Pradesh, India utara.
SERAMBINEWS.COM, NEW DELHI - Sekitar 700 guru telah meninggal karena virus Corona di negara bagian Uttar Pradesh, India utara.
Pemilu pada Kamis (29/4/2021) menjadi hari terakhir pemilihan badan lokal empat fase di Uttar Pradesh yang dimulai pada minggu pertama April 2021.
Meskipun ada lonjakan bencana infeksi Covid-19 di seluruh negeri, lansir ArabNews, Minggu (2/5/2021).
India pada Jumat (30/4/2021) melaporkan lebih dari 386.000 kasus virus Corona dan lebih dari 3.500 kematian, jumlah kematian harian tertinggi sejak awal pandemi.
Uttar Pradesh, negara bagian terbesar dan terpadat, adalah salah satu daerah yang terkena dampak terparah di India.
Sebagian besar kota dan kota kecil berada dalam kekacauan, dengan orang-orang kehilangan nyawa karena tidak adanya tempat tidur rumah sakit dan persediaan oksigen.
Ketika kematian akibat tugas Pemilu meningkat di negara bagian itu, Serikat Guru Sekolah Menengah Uttar Pradesh menuntut penundaan proses penghitungan suara pada hari Minggu (2/5/2021).
Baca juga: ‘Tsunami’ Covid-19 di India Kian Mengerikan, Oksigen di Rumah Sakit Langka, Stok Vaksin Corona Habis
"Kami telah kehilangan lebih dari 700 guru selama proses pemilihan dan jika penghitungan dibiarkan, itu akan menyebabkan kekacauan lebih lanjut," kata juru bicara serikat tersebut Dr. RP Mishra.
Setidaknya 15.000 guru sekolah dilaporkan telah terlibat dalam proses pemilihan, dengan banyak yang dikirim ke daerah pedesaan di mana bantuan medis tidak tersedia.
“Data yang kami persiapkan sejauh ini menunjukkan bahwa banyak guru tertular Covid-19 ketika mereka mengikuti pelatihan selama sehari," katanya.
"Akibat kurangnya fasilitas medis di desa dan kesibukan di rumah sakit, banyak yang kehilangan nyawa,” kata Mishra .
Seorang guru berusia 36 tahun, Vivek Shukla dari distrik Raebareli, mengikuti kursus orientasi sehari untuk petugas pemilu pada 5 April.
Dia mengalami gejala virus Corona ketika kembali ke rumah dan meninggal karena Covid-19 minggu lalu.
“Dia baik-baik saja pada hari dia pergi untuk pelatihan pemilihan, tetapi diajatuh sakit setelah dia kembali." kata paman Vivek Jagjivan Shukla
Situasinya sangat buruk sehingga orang-orang sekarat dalam gerombolan, tambahnya.
“Kedua putri kecilnya dan istrinya ditinggalkan tanpa pencari nafkah keluarga dan apa perlunya pemilu kali ini ketika pandemi kembali meningkat? ” tanyanya.
Bahkan seorang anggota parlemen Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa dari negara bagian, Umesh Dwivedi, mempertanyakan pemungutan suara ketika negara sedang menghadapi lonjakan.
“Situasinya benar-benar sangat suram di seluruh negara bagian dan saya khawatir ribuan guru telah meninggal dalam satu bulan terakhir,” kata Dwivedi.
Baca juga: VIDEO - Tingginya Kematian Akibat COVID-19, India Kehabisan Lahan untuk Kremasi
"Apa perlunya mengadakan pemilihan di saat pandemi ini, ketika menyelamatkan nyawa seharusnya menjadi prioritas pemerintah?" tambahnya.
Dia menambahkan pemilu tidak hanya menjadi penyebar super virus terbesar, tetapi juga telah membawa pandemi ke daerah pedesaan yang sebagian besar telah bebas dari virus Corona.
Namun juru bicara BJP, Rakesh Tripathi, membantah bahwa protokol kesehatan telah dilanggar selama proses pemilihan.
“Pemilihan berlangsung atas arahan pengadilan tinggi negara bagian, dan kami mencoba mengikuti protokol COVID-19,” katanya.
Dia menambahkan penghitungan suara akan diadakan sesuai jadwal meskipun ada protes dari serikat pekerja.
“Tidak masalah, penghitungan dilakukan pada 2 Mei dan kita harus membiasakan diri dengan virus Corona," klaimnya.
"Kami harus melanjutkan kehidupan normal kami di tengah-tengah kehadiran virus," tambahnya.
Analis politik yang berbasis di Uttar Pradesh dan mantan birokrat Surya Pratap Singh mengungkapkan kekhawatirannya bahwa situasi di Uttar Pradesh akan lepas kendali.
"Pemilihan badan lokal akan menjadi horor dan saya memperkirakan kami akan membutuhkan 100.000 tempat tidur unit perawatan intensif setelah proses pemilihan selesai," katanya
Baca juga: Covid-19 di India Makin Ngeri, 30.000 Orang Tewas/Hari Kena Varian B1617, Mayat Tertumpuk di Jalan
“Pemerintah tidak siap menghadapi gelombang ini, mereka sibuk dengan pemilihan sehingga mereka tidak bisa mempersiapkan tragedi ini," ujarnya.
Dia mengatakan pemilu telah menjadi penyebab penyebaran virus ke seluruh negara bagian dan pihaknya sedang menatap tragedi yang serius.(*)