Luar Negeri
Kisah Kerinduan Ayah dan Ibu Menjelang Hari Raya Idul Fitri: Hati Sesak Ingat Momen Bersama Anak
Tiap harinya mereka menunggu kunjungan anak dan keluarga, bahkan ada sebagian dari mereka bertahun-tahun tidak bertemu dengan keluarga.
Penulis: Syamsul Azman | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM, MALAYSIA - Penantian yang tidak berakhir, hal demikian dirasakan oleh mereka para orang tua yang menghabiskan sebagian besar waktunya di panti jompo.
Tiap harinya mereka menunggu kunjungan anak dan keluarga, bahkan ada sebagian dari mereka bertahun-tahun tidak bertemu dengan keluarga.
Melansir dari Harian Metro, Jumat (7/5/2021) sebagian dari mereka sudah lama tidak menerima kunjungan anak dan keluarga.
Kerinduan tersebut semakin besar, apabila kedatangan Hari Raya Idul Fitri.
Seperti seorang ibu bernama Mak Ani, ia merupakan satu diantara 18 penghuni panti jompo di Organisasi Kesejahteraan Lansia Al-Fattah, Kajang Malaysia.
Baca juga: Khutbah Jumat Terakhir Ramadhan 1442 di Masjid Haji Keuchik Leumiek: Tiga Tanda Sukses Puasa
Mak Ani telah tinggal di panti jompo pada awal tahun 2021, ia mengungkapkan kesedihan karena harus merayakan Idul Fitri jauh dari anak-anaknya.
"Saya sangat ingin bersama keluarga saat Idul Fitri, tapi saya tidak tahu bisa bertemu mereka atau tidak," katanya.
"Saat puasa seorang diri di sini apalagi kalau Idul Fitri kembali jauh dari mereka, sangat sedih rasanya, ingin sekali pulang dan berkumpul dengan anak-anak.
"Ibu kalau bisa, ingin berkumpul dengan keluarga dan merayakan Idul Fitri bersama mereka," katanya mengakui sudah lama tidak bertemu dengan anak-anaknya.
Jelasnya, ia menjadi penghuni panti jompo ketika adik kandungnya mengantarnya ke lokasi tersebut.
Dia mengatakan sebelum ini tinggal bersama saudara perempuannya di Lembah Klang.
Kemungkinan karena saudaranya tidak dapat terus menjaga Mak Ani, saudara perempuannya memutuskan untuk mengirimnya ke Organisasi Kesejahteraan Warga Senior Al-Fattah.
"Saya tidak tahu mengapa dikirim ke tempat ini, beruntung saya tidak memiliki saya parah," katanya.
"Tidak ada kencing manis, hanya badan yang merasa lemah karena usia," sebutnya.
Baca juga: Malaysia Larang Warga Mudik Lebaran Mulai Hari Ini, Berlaku Hingga 17 Mei, Open House Juga Dilarang
Meski merindukan keluarga, Mak Ani mengungkapkan rasa syukurnya masih memiliki teman-teman lain untuk berbagi cerita di panti asuhan.
Setiap Malam Teringat Anak
Selain Mak Ani, seorang pria bernama Pak Mat juga merasa kesedihan yang sama, ia bahkan telah dua kali lebaran di panti jompo tanpa keluarga.
“Sampai hari ini, saya masih ingat kenangan dengan anak-anak dan ketika malam saya menangis karena saya berpikir tidak akan bisa bertemu mereka lagi,” kata Pak Mat (bukan nama sebenarnya), salah satu penghuni Al- Organisasi Kesejahteraan Warga Senior Fattah, Malaysia.
Pak Mat (66) berurai air mata saat diminta berbagi pengalaman berteman dengan warga dan staf pengelola panti jompo.
Dia mengatakan telah tinggal di pusat perawatan orang tua selama lebih dari dua tahun setelah dikirim oleh manajemen rumah sakit.
Baca juga: Punya Surat Antingen Tetap tidak Bisa Mudik ke Aceh Jaya, Hanya Kendaraan Ini Saja yang Diizinkan
Menurut Pak Mat, jika ada pilihan, ia ingin menghabiskan sisa hidupnya bersama anak dan cucunya, tapi keinginan tersebut tidak tercapai karena ia menjadi penghuni panti jompo.
Pak Mat menjelaskan ia memiliki dua anak, mereka tinggal sendiri-sendiri setelah Pak Mat berpisah dari istrinya.
Ia tidak pernah bertemu mereka, setelah dirawat di rumah sakit karena diabetes, ujarnya saat ditemui Harian Metro.
Ia menghabiskan waktu cukup lama di rumah sakit untuk menjalani perawatan, sampai akhirnya dikirim ke panti jompo.
“Saya menerima dikirim ke sini (panti jompo), karena tidak ada pilihan karena hanya panti ini yang bisa menerima lansia seperti saya.
Anak-anak mungkin tidak tahu saya dikirim ke sini. Lagipula mereka sudah menikah dan saya tidak mau menambah beban mereka,” ujarnya.
Baca juga: 100 Mobil Putar Balik, Dampak Penerapan Larangan Mudik di Perbatasan Agara- Sumut
Jauh di lubuk hatinya, Pak Mat mengaku merindukan anak dan ketiga cucunya, apalagi menjelang Idul Fitri yang sebentar lagi akan datang.
Namun, Pak Mat tidak bisa berbuat apa-apa selain menyembunyikan perasaan itu karena dia tidak tahu kapan anaknya akan datang.
“Benar-benar membuat saya berlinang air mata saat memikirkan nasib saya.
Saya tidak tahu sampai kapan saya akan berada di sini, sampai akhir hidup saya atau sebaliknya, tapi saya masih berharap bisa bertemu anak dan cucu saya sebelum menutup mata,” ujarnya. (Serambinews.com/Syamsul Azman)
Baca juga: BERITA POPULER- Kepala Dinas Nikah Siri dengan Bawahan, Trik Soeharto Hadapi KKB hingga THR PNS Cair
Baca juga: BERITA POPULER – Janda & Pria Lajang Digerebek, Gadis Abdya Hilang, Bersimbah Darah di Aceh Utara
Baca juga: BERITA POPULER - Jadwal Cair THR, Biduan Dangdut Rudapaksa Remaja hingga Pemuda Nikahi PNS 53 Tahun