Luar Negeri

40 Orang Tewas dalam Ledakan Bom di Sekolah Afghanistan, Termasuk Anak-anak, Puluhan Lainnya Terluka

Sebanyak 40 orang termasuk anak-anak tewas dalam ledakan bom yang terjadi di Kabul, ibu kota Afghanistan.

Editor: Faisal Zamzami
AFP PHOTO/ZAKERIA HASHIMI
Keluarga dan kerabat berduka di samping jenazah korban tewas ledakan bom di sekolah sebelah barat Kabul, Afghanistan, pada 8 Mei 2021. Terdapat 40 korban tewas dalam insiden yang belum diketahui siapa kelompok yang bertanggung jawab. 

SERAMBINEWS.COM, KABUL - Sebanyak 40 orang termasuk anak-anak tewas dalam ledakan bom yang terjadi di Kabul, ibu kota Afghanistan.

Selain itu, 50 orang dilaporkan terluka dalam serangan yang terjadi kawasan mayoritas Syiah, Dasht-i-Barchi.

Kebanyakan korban merupakan murid perempuan berumur antara 11-15 tahun, yang pulang sekolah saat serangan terjadi.

 Juru bicara Kementerian Pendidikan Afghanistan Najiba Arian menyatakan, sekolah itu terbagi menjadi tiga sif.

Sif kedua biasanya dipakai untuk murid-murid putri bersekolah.

Uni Eropa pun mengecam ledakan bom di Kabul.

"Serangan menyeramkan di Dasht-i-Barchi merupakan bentuk dari terorisme," kecam Uni Eropa dalama kicauan di Twitter.

Lembaga utama "Benua Biru" itu menyatakan, serangan terhadap anak-anak adalah bentuk ancaman bagi masa depan Afghanistan.

Baca juga: Ledakan Bom Bunuh Diri Hantam Wisma di Afghanistan, 21 Orang Tewas

Baca juga: Bom Guncang Pasar Baghdad, Satu Orang Tewas dan 12 Luka-luka

Dalam gambar yang beredar di media sosial, nampak buku maupun tas siswi penuh darah dalam insiden di Syed Al-Shahda.

Juru bicara kementerian kesehatan Ghulam Dastigar Nazari menerangkan, massa menyerang ambulans saat berusaha membawa korban.

Di Rumah Sakit Muhammad Ali JInnah, puluhan orang mengantre untuk donor darah, dan korban dibawa untuk dioperasi.

Jurnalis Associated Press melaporkan, setidaknya terdapat 20 jenazah yang dibaringkan di kamar maupun selasar rumah sakit.

Kabul dalam siaga tinggi sejak AS pada April lalu mengumumkan dimulainya penarikan 3.500 tentara mereka.

Sejak Washington memulai proses pemulangan pasukan, kelompok pemberontak Taliban disebut meningkatkan serangan mereka.

Dilansir Sky News Sabtu (8/5/2021), Presiden Ashraf Ghani menyalahkan pemberontak atas insiden di Syed Al-Shahda.

Namun juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid membantah mereka terlibat dan mengutuk ledakan bom tersebut.

Mujahid mengeklaim kemungkinan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) adalah otak sesungguhnya.

ISIS sebelumnya mengklaim bertanggung jawab atas rentetan serangan di kawasan Syiah di Kabul pada tahun lalu.

Sebelumnya, ledakan bom bunuh diri juga menghantam wisma di Afghanistan dan menewaskan 21 Orang.

Aksi bom bunuh diri dengan truk menghantam sebuah wisma di Afghanistan timur pada Jumat (30/4/2021).

Peristiwa ini terjadi di Pul-e-Alam, Ibu Kota Provinsi Logar, Afghanistan.

Dalam serangan tersebut, Kementerian Dalam Negeri menyatakan, sebanyak 21 orang dilaporkan tewas dan 91 lainnya terluka.

Mengenai hal ini, tidak ada pihak yang langsung mengaku bertanggung jawab atas pemboman dan tidak ada indikasi mengapa wisma itu menjadi sasaran.

Melansir Al Jazeera, pihak berwajib mengaku khawatir jumlah korban tewas bisa meningkat.

Personel keamanan dan penduduk berkumpul sehari setelahnya di lokasi serangan bom mobil yang menewaskan sedikitnya 21 orang dan hampir 91 lainnya luka-luka, di daerah Pul-e-Alam di provinsi Logar pada 1 Mei 2021.

Di Afghanistan, wisma adalah penginapan yang sering disediakan secara gratis oleh pemerintah, biasanya untuk orang miskin, pelancong dan pelajar.

Serangan itu terjadi pada malam dari tanggal resmi yang ditetapkan untuk dimulainya penarikan terakhir pasukan AS dan NATO dari Afghanistan.

Menurut kepala dewan Provinsi Logar, Hasibullah Stanekzai, ledakan itu terjadi tepat ketika para tamu berbuka puasa.

Dia membeberkan, siswa sekolah menengah yang telah tinggal di rumah tersebut menjadi korban ledakan.

Diketahui, siswa sekolah itu tengah melakukan perjalanan ke Ibu Kota provinsi untuk mengikuti ujian masuk universitas.

Beberapa anggota milisi pro-pemerintah yang tinggal di sana sambil menunggu transportasi udara ke kabupaten lain juga dilaporkan jadi korban.

Seorang juru bicara Kementerian Kesehatan mengatakan, puluhan orang telah dibawa ke rumah sakit, beberapa dalam kondisi kritis.

Kekerasan di Afghanistan telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir setelah Presiden AS Joe Biden mengumumkan AS akan menarik tentaranya pada 11 September, untuk mengakhiri 20 tahun kehadiran militer asing.

Keputusan itu membuat marah Taliban yang telah menandatangani kesepakatan dengan Presiden AS sebelumnya Donald Trump bahwa pasukan tertentu akan pergi dari negara itu pada 1 Mei, tunduk pada jaminan keamanan tertentu.

Baca juga: Dituding Miliki Santet, Dua Napi di Merauke Tewas Dihakimi Sesama Napi

Baca juga: Dua Napi Lapas Merauke Tewas Dikeroyok, Dituduh Miliki Ilmu Hitam

Baca juga: USK Peringkat Pertama dalam Pendanaan PKM 2021

Kompas.com dengan judul "Ledakan Bom di Sekolah Afghanistan, 40 Tewas termasuk Anak-anak",

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved