Internasional

Kontraktor AS Lockheed Martin Meninggalkan Irak, Sering Mendapat Serangan Milisi Dukungan Iran

Kontraktor AS Lockheed Martin telah menarik stafnya dari pangkalan Irak tempat memelihara jet tempur F-16 milik tentara Irak.

Editor: M Nur Pakar
AFP
Kontraktor AS Lockheed Martin bersiap menerbangakan jet tempur F-16 di Irak. 

SERAMBINEWS.COM, SAMARRA - Kontraktor AS Lockheed Martin telah menarik stafnya dari pangkalan Irak tempat memelihara jet tempur F-16 milik tentara Irak.

Sejumlah sumber militer mengatakan penarikan itu dilakukan setelah serentetan serangan roket ke markas militer di Zona Hijau, Baghdad.

Setidaknya lima serangan telah menargetkan pangkalan udara Balad, di mana perusahaan AS lainnya termasuk Sallyport juga hadir, sejak awal tahun.

Setidaknya tiga subkontraktor asing dan satu subkontraktor Irak terluka.

Serangan itu jarang diklaim, dan ketika itu dilakukan oleh kelompok-kelompok tidak jelas yang menurut para ahli adalah kedok untuk faksi Irak yang didukung Iran.

Baca juga: Aktivis Anti-Pemerintah Irak Tewas Ditembak, Langsung Memicu Aksi Protes Jalanan

"Pada Senin pagi, 72 teknisi Lockheed Martin pergi," kata seorang pejabat tinggi militer Irak kepada AFP, Selasa (11/5/2021).

"Tim teknis yang bertanggung jawab atas pemeliharaan F-16 meninggalkan pangkalan Balad menuju Irbil," ibu kota wilayah Kurdistan Irak.

Baghdad telah mengirim penasihat keamanan nasionalnya Qassim Al-Araji ke pangkalan Balad pekan lalu untuk mencoba meyakinkan perusahaan Amerika itu, beberapa hari setelah serangan terakhir.

Tahsin Al-Khafaji, juru bicara Komando Operasi Gabungan Irak, mengatakan Lockheed Martin akan "terus menasihati angkatan udara Irak, bahkan dari jarak jauh," mengutip kewajiban kontrak.

Amerika Serikat telah memberi Irak 34 unit jet tempur F-16, semuanya ditempatkan di Balad.

Baca juga: Irak Tuntut Italia Kembalikan Dana Rp 1,5 Triliun, Pembatalan Pembelian Era Saddam Hussein

Juga telah melatih pilot Irak, sementara kontraktor Amerika bertanggung jawab atas pemeliharaan armada.

Irbil telah lama dianggap lebih aman daripada wilayah Irak lainnya.

Tetapi situasinya telah berubah baru-baru ini dan Washington telah mengerahkan sistem pertahanan roket C-RAM serta rudal Patriot di sana.

Seperti yang telah dilakukan di Baghdad untuk melindungi pasukan dan diplomatnya.

Pada pertengahan April 2021, pejuang pro-Iran mengirim drone berisi bahan peledak yang menabrak bandara Irbil.

Serangan senjata semacam itu yang pertama kali dilaporkan terhadap pangkalan yang menampung pasukan AS di Irak.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved