Seleb

Ibu Meninggal Akibat Covid-19, Tompi Miris Temukan Fakta OTG di Aceh Tak Isolasi dan Tetap Berjualan

Penyanyi sekaligus dokter bedah plastik, Tompi, baru-baru ini menceritakan fakta situasi Corona di Aceh.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Zaenal
Serambinews.com/Budi Fatria
Penyanyi jazz Nasional yang juga putra asli Aceh, Tompi memberikan keterangan pers untuk persiapan tampil dalam konser Jazz in Town MLD Spot, di Hotel Hermes Palace, Banda Aceh, Sabtu (26/9/2015). 

SERAMBINEWS.COM - Penyanyi sekaligus dokter bedah plastik, Tompi, baru-baru ini menceritakan fakta situasi serangan Covid-19 di Aceh.

Fakta itu diketahui Tompi sehari setelah sang ibu dikebumikan akibat terpapar Covid-19 pada pertengahan Ramadhan lalu.

Pernyanyi aliran jazz ini mengaku kaget lantaran tak sedikit orang di Aceh yang menganggap remeh Virus Corona. Bahkan, tak mengindahkan saran untuk menjalani isolasi mandiri bagi mereka yang dinyatakan positif Covid-19.

Sebelumnya, ibunda Tompi meninggal dunia akibat terpapar Covid-19 saat perjalanan menggunakan ambulans dari Lhokseumawe-Medan pada pertengahan bulan Ramadhan lalu.

Setelah sang ibu dikebumikan sesuai dengan protokol kesehatan, Tompi melihat gejala yang sama dialami oleh adiknya.

Sebagai seorang dokter, Tompi tak mau kejadian yang pernah terjadi pada ibunya terulang kepada sang adik.

Tak mau menunggu lama, ia langsung bergegas membawa istri beserta adiknya menjalani perawatan di Rumah Sakit di Kota Banda Aceh.

Perjalanan pun dimulai dari kota Lhokseumawe menuju Banda Aceh dengan menerapkan protokol kesehatan di dalam mobil.

"Sehari setelah ibu saya meninggal dan sudah dimakamkan sesuai prtokol kesehatan, aku lihat adik gue udah batuk dan nggak mau makan," kata pemilik nama lengkap Teuku Adifitrian ini.

"Waktu itu jam 6 pagi saya merasa punya sense kedaruratan sebagai dokter, saya langsung ambil mobil gak ambulance lagi karena takut terlalu lama di mobil, terapkan protokol kesehatan dan kita berangkat ke Banda Aceh," lanjut pria kelahiran tahun 1978.

Setibanya di Banda Aceh, Tompi merasa puas dengan pelayanan Covid-19 yang memadai di kota Koetardja ini dibanding kota sebelumnya.

Temukan Fakta, OTG di Aceh Tak Isolasi Mandiri hingga Berjualan di Pasar

Tiba di Rumah Sakit di Kota Banda Aceh, Tompi bertemu dengan seorang dokter yang juga rekannya.

"Di Banda Aceh fasilitasnya jauh lebuh baik daripada di Lhokseumawe, saya dibantu dr Zul di sana dan timnya," lanjut Tompi.

Setelah keduanya berbincang cukup lama, betapa terkejutnya pelantun lagu Menghujam Jantungku ini menemukan fakta Corona di Aceh.

Ia menemukan fakta terkait masyarakat yang dinyatakan positif Covid-19 tetapi tidak menjalankan isolasi mandiri sebagaimana yang telah dianjurkan oleh dokter.

Mayoritas di antaranya dinyatakan positif dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG) dan bergejala ringan.

"Di sana juga saya menemukan beberapa hal yang aduh, apa ya gila gitu! Saya ngobrol sama kepala perawat beliau cerita kaget bertemu di pasar dengan beberapa orang yang hasil positif tes PCR di tempat mereka, namun karena bergejala ringan dan tidak bergejala disarankan diedukasi untuk isolasi mandiri di rumah," kata Tompi menghela napas.

Sayangnya, orang-orang dengan status OTG tersebut tidak menjalani isolasi mandiri dan masih mudah ditemukan di sekitar pusat perbelanjaan di Kota Banda Aceh.

Tompi tak habis pikir, pasalnya, mereka masih melakukan transaksi jual beli di pasar tanpa mengkhawatirkan risiko orang lain yang akan tertular

"Apa yang mereka kerjakan? Mereka berdagang saudara-saudara, gilak! Mereka berdagang di pasar yang sedemikian ramainya orang dengan status positif Covid tanpa gejala, gimana coba?," kata Tompi.

Lanjutnya, fakta temuan itu sangat disayangkan jika banyak masyarakat di daerah terutama di Aceh yang masih tak acuh dengan pandemi yang tak berkesudahan hingga kini.

"Sekarang bayangkan kalau ada ribuan orang seperti ini yang bodo amat," ucap Tompi.

"Kita juga paham kalau dia punya duit dan bisa nggak kerja. Tapi bagaimana jika dirinya bekerja, bukan hanya keluarganya yang mati akibat Covid, tapi keluarga yang lain juga mati lebih banyak," sambungnya.

Tak hanya memberi kesadaran kepada masyarakat, pria lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini juga memberikan masukan kepada pemerintah agar menyokong kebutuhan pokok kepada masyarakat yang dinyatakan positif Covid-19.

"Mungkin pemerintah perlu memikirikan siapa pun yang kena Covid namun ekonomi sulit, jangan cuma disuruh isolasi mandiri tapi di-support buat mereka yang terkena Covid dengan status ekonomi sulit," ucap Tompi.

Menurutnya, jika kebutuhan pokok mereka terpenuhi, masyarakat yang terpapar Covid-19 pasti akan menaati aturan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.

"Nggk cukup dengan saran isolasi mandiri aja, tapi harus di-support, setidaknya dua Minggu mereka dapat santunan.

Tompi pun menyadari hal ini memang sulit dilakukan, tapi mau tak mau, inilah cara yang bisa ditempuh demi bisa mengurangi pandemi ini.

"Tentu ngga mudah kalau yang sakit banyak, tapi mau gak mau harus demikian, sebelum hal yang terjadi pada ibu saya akan terjadi kepada Anda ataupun di keluarga-keluarga lain," pungkasnya.

Baca juga: Ungkap Penyebab Ibunya Meninggal Dunia, Tompi Sentil Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan di Aceh

Baca juga: Dikenal Setia Dukung Jokowi, Kini Tompi Berkicau Soal Tagihan Listrik Menggila, Ogah Dicap Kampret

Baca juga: Skincare Palsu Timbulkan Petaka, Dokter Tompi Warning soal Pemutih Kulit yang Dijual Online

Ungkap Penyebab Ibunya Meninggal Dunia, Tompi Sentil Pelayanan dan Fasilitas Kesehatan di Aceh

Artis sekaligus penyanyi Teuku Adifitrian atau lebih dikenal sebagai Tompi mengungkapkan cerita pahit terkait meninggalnya sang ibunda karena Covid-19 di pertengahan bulan Ramadhan lalu.

Lewat akun Instagram TV di akun pribadinya yang berjudul 'Bagaimana Covid Akan Mengambil Ibumu', Tompi bercerita bagaimana awal mula sang ibunda divonis Covid-19.

Ia mengenang bahwa sang ibu terpapar Covid-19 saat pulang kampung ke Aceh, tepatnya di Lhokseumawe.

"Ibu saya tinggal sama saya di Jakarta udah bertahun-tahun, kemarin pengen pulang ke Aceh karena pengen nyekar ke kuburan bapak saya, ketemu kekeluarga besar saya," katanya dikutip Serambinews.com pada Minggu (16/5/2021).

Berpergian di suasana pandemi, penyanyi aliran jazz ini akhirnya mengizinkan sang ibu  berangkat ke Lhokseumawe dengan syarat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan.

Namun, setelah beberapa hari tiba di Aceh, sang ibunda selama dua hari sempat menunjukkan gejala yang mengarah terpapar Covid-19 hingga akhirnya dinyatakan positif. "Setelah dicek Covid, positif," jelas Tompi.

Tak mau menunggu lama, Tompi menghubungi beberapa teman-temannya agar sang ibu dirawat di rumah sakit. Sebab saturasinya menurun dari 98 menjadi 94.

"Hari kedua posisitif Covid, pagi itu habis sahur saya langsung koordinasi dengan teman-teman di Medan, Banda Aceh untuk nyari tempat buat ngirim ibu saya dirawat, saturasi ibu saya turun dari 98 ke 94," kata penyanyi yang juga dokter bedah ini.

Rupanya, butuh waktu lebih dari 10 jam untuk tim rumah sakit di Aceh menyiapkan ambulans untuk ibunda Tompi.

"Saya ngomong jam 6 pagi, tapi ambulance baru ready hampir jam empat dan berangkat jam 4 sore," lanjutnya

Di waktu itu pula Tompi hendak berangkat dari Jakarta menuju Medan. Karena rencananya sang ibu akan dirawat di daerah tersebut.

"Saya bilang ke kakak saya, saya harus segera berangkat, jam 4 sore itu berangkat, karena rencananya kita akan ketemu di Medan." imbuhnya.

Sang ibu yang seharusnya dirawat sejak pagi, baru dijemput ambulance jam 4 sore. Tak lama berselang bunda Tompi pun mengembuskan napas terakhir.

"Allah kasih waktunya segitu. Baru naik ambulans, saturasi turun, dalam keadaan tenang, senyap, ibu saya berpulang," kenang lulusan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

Sentil Fasilitas Kesehatan di Aceh

Berkaca pada kejadian ini, penyanyi kelahiran tahun 1978 ini sedikit menyentil fasilitas kesehatan terutama yang berada di Lhokseumawe, Aceh.

Menyentil fasilitas kesehatan khususnya yang menangani Covid-19, Tompi sangat menyayangkan pemeriksaan PCR yang hanya dilakukan 2 kali dalam seminggu.

"Jadi prosesnya cepet banget, di Aceh di Lhokseumawe pemeriksaan PCR cuma bisa dilakukan 2 kali seminggu dalam sebulan bayangkan, padahal dalam kondisi Covid seharusnya satgasnya kerja 24 jam 7 hari dalam seminggu," ungkapnya.

Tak hanya itu, pelantu Sedari Dulu ini juga menyesalkan tim medis yang tidak siap siaga di tempat dan ketersediaan pemeriksaan laboratorium di Aceh yang tidak memadai.

"Tenaga kesehatan yang bertugas juga tidak stand by di tempat, kita harus marah-marah dulu kita harus punya koneksi dulu baru bisa," katanya.

"Dan itupun akhirnya pertama kali mau periksa d-dimer tidak bisa, laboratoriumnya nggak bisa," lanjutnya.

Tidak bermaksud menjelekkan fasilitas kesehatan di Aceh, lanjutnya, Tompi berharap agar dapat meningkatkan kualitasnya.

"Poin saya adalah bukan saya ingin menjelek-jelekan yang bertugas, namun di daerah di luar Jakarta bahkan mungkin di luar Pulau Jawa, fasilitas kesehatan kita masih PR besar negara ini cukup ibu saya yang menjadi korban," katanya.

Merujuk pada kejadian itu, Tompi berharap agar semua elemen masyarakat sadar untuk menerapkan protokol kesehatan untuk mengurangi angka kasus Covid-19.

"Negara kita nggak sanggup, kalau orang itu sampai sakit dalam julah besar, kita nggak sanggup, jangan sampai kejadian di India terulang," pinta Tompi.

Tompi pun mengimbau agar masyarakat bisa meningkatkan kesadaran agar bisa lebih untuk melaksanakan protokol kesehatan.

"Satu-satunya cara supaya kita selamat dari pandemik ini semua itu harus selalu bahu-membahu semua harus saling menjaga, nggak bisa bodo amat," pungkasnya. (Serambinews.com/Firdha Ustin)

Baca juga berita lainnya

Baca juga: Muncul Foto dan Video Porno dalam Konferensi Pers Mantan Pimpinan KPK, ICW Sebut Ada Upaya Peretasan

Baca juga: Tangani Pandemi, Mendagri Minta Kepala Daerah Manfaatkan Keberadaan Forkopimda

Baca juga: Tangani Pandemi, Mendagri Minta Kepala Daerah Manfaatkan Keberadaan Forkopimda

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved