Berita Aceh Barat Daya
Pertamina Usut Dugaan Pungli Permohonan Pangkalan Elpiji di Abdya, Ini Syarat Urus Pangkalan Elpiji
agen penyalur elpiji, tidak boleh melakukan pungli terhadap masyarakat yang mengajukan permohonan untuk menjadi pangkalan elpiji
Penulis: Herianto | Editor: Muhammad Hadi
Laporan Herianto | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sales Manajer Area Pertamina Aceh Sonny Indro Prabowo menyatakan, agen penyalur elpiji, tidak boleh melakukan pungli terhadap masyarakat yang mengajukan permohonan untuk menjadi pangkalan elpiji.
“ Agen penyalur elpiji di daerah, juga punya hak untuk menilai usulan permohonan masyarakat, untuk bisa atau tidak ditunjuk menjadi pangkalan elpiji,” ujar Sonny Indro Prabowo kepada Serambinews.com, Rabu (19/5/2021) menanggapi adanya sinyalemen pungli dalam usulan permohonan untuk menjadi pangkalan elpiji di Aceh Barat Daya (Abdya).
Sonny mengungkapkan, untuk memaksimalkan layanan elpiji kepada masyarakat desa dan gampong, pertamina punya program satu desa satu pangkalan elpiji.
Baca juga: Sejumlah Calon Pengusaha Elpiji 3 Kilo di Abdya Keluhkan Adanya Kutipan Liar
Tapi untuk Aceh, realisasinya baru mencapai 72 persen atau baru ada 4.664 gampong dari 6.497 gampong yang ada di daerah ini.
Ini artinya, karena jumlah gampongnya di Aceh sangat banyak, belum seluruh gampong telah memiliki pangkalan elpiji.
Tentang kabar pungli dalam pengurusan izin penunjukan pangkalan elpiji di Abdya, kata Sonny, itu baru sinyalemen atau isu.
Namun begitu untuk memastikan ada atau tidak punglinyanya, pihaknya, saat ini telah menurunkan tim ke Abdya, untuk mengusut dugaan tersebut.
Syarat urus pangkalan
Sonny menjelaskan, ada beberapa persyaratan yang perlu diurus seseorang untuk ditunjuk menjadi pangkalan elpiji.
Untuk tahap I, persyaratannya adalah buat surat permohonan, foto copy KTP, Foto Bangunan, Peta Lokasi dan surat rekomendasi dari pejabat setempat (keuchik/camat)
Baca juga: Agen Gas Nakal Diduga Pungli Calon Pengusaha Pangkalan Elpiji Melon, Begini Respon Keras DPRK Abdya
Tahap II, calon pangkalan yang dinyatakan lulus verifikasi dan wajib melengkapi seluruh kelengkapan dokumen serta melengkapi semua berkas.
Yaitu pangkalan wajib memiliki surat perizinan (NIB), surat izin usaha mikro/kecil. Calon pangkalan wajib menjual LPG 12 Bright 12 Kg, dan Bright gas 5,5 Kg dan 3 Kg.
Memiliki sarana dan fasilitas seperti papan pangkalan, spanduk harga eceran tertinggi (HET), spanduk promo Bright Gas, alat pemadam kebakaran, (Apar), timbangan, rambu-rambu, (Awas Api, Keselamatan, Dilarang Merokok, dll), Bak Air, untuk pendeteksi kebocoran.
Kemudian, pangkalan wajib mematuhi seluruh peraturan yang sudah ditetapkan keagenan dan PT Pertamina.
HET elpiji 3 Kg
Ketua Hiswanamigas Aceh, Faisal Budiman yang dimintai tanggapannya mengatakan, program satu desa, satu pangkalan elpiji yang digelar pertamina beberapa bulan terakhir ini, tujuannya bagus, untuk memaksikankan layananan elpiji untuk berbagai jenis ukuran.
Tapi dikalangan masyarakat yang terjadi saat ini, menurut Faisal Budiman, mereka sudah salah kaprah, mengusul pangkalan elpiji dikira setelah jadi pangklan bisa menerima penyaluran elpiji ukuran 3 Kg sampai 1.000 tabung/bulan.
Baca juga: Ini Pangkalan Militer Luar Negeri Pertama China, Dinding Dilapisi Kawat Silet dan Muat Kapal Induk
Padahal, kata Faisal Budiman, dengan mulai dibatasinya pendistribusian kuota elpiji 3 Kg, kuota pendistribusinnya semakin kecil, sementara pangkalannya terus bertambah.
Otomatis, keuntungan pangkalan menjadi kecil, bahkan ada yang tidak mampu bayara gaji buruhnya.
Misalnya satu pangkalan, dalam satu bulan hanya diberikan kuota 500 tabung elpiji untuk ukuran 3 Kg.
Sekarang jumlahnya sudah berkurang, sekitar 200 – 300 tabung/gampong.
Baca juga: Ayah Setubuhi Anak Tiri di Nagan Terungkap, Berawal Cekcok dan Pukul Nyamuk, Korban Pernah Menikah
HET elpiji 3 Kg di pangkalannya Rp 18.000/tabung, beli dari agen penyalur Rp 15.500/tabung, keuntungnya Rp 2.500/tabung.
Keuntungan yang diperoleh Rp 2.500/tabung, dikali 500 tabung per bulan, keuntungannya cuma Rp 1.250.000/bulan.
“Dengan keuntungan sebesar itu, bagaimana bayar gaji buruh “ tutur Faisal Budiman.
Pada awal Pertamina membuka program satu desa, satu pangkalan elpij, banyak mayarakat yang datang minta pengurusan mau jadi pangkalan elpiji.
Tapi setelah diberikan gambaran tersebut di atas, banyak juga yang mundur. “ Karena untungnya sedikit,” ujar Ketua Hiswanamigas Aceh itu.(*)
Baca juga: 18 Pasien Covid-19 Bertambah Usai Lebaran, Tim Satgas Bener Meriah Gencar Tracking dan Disinfektan