Update Corona di Aceh

Selama Lebaran, Warga Positif Covid di Aceh Bertambah 688 Orang, Hari Ini Rekor Tertinggi, 199 Kasus

Sejak 1 hingga 8 Syawal 1442 Hijriah atau sejak 13 hingga 20 Mei 2021, total warga Aceh dan pendatang yang terinfeksi Covid-19 di seluruh Aceh

Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Mursal Ismail
For Serambinews.com
Grafik penambahan kasus Covid-19 di Aceh 

"Tak hanya itu, dengan mengetahui lebih cepat, kita bisa menghindari potensi penularan ke orang lain. Lalu, pelacakan dilakukan pada kontak-kontak terdekat pasien positif Covid-19," kata Azhar.

Setelah diidentifikasi oleh 'petugas kesehatan', lanjutnya, kontak erat pasien harus melakukan isolasi atau mendapatkan perawatan lebih lanjut.

Seandainya ketika dilacak si kontak erat menunjukkan gejala, maka perlu dilakukan tes, kembali ke praktik pertama (testing).

"Dalam hal 3T ini nanti benar-benar jelas siapa harus mengerjakan apa, jadi yang berwenang harus sangat proaktif," kata Azhar.

Di mata spesialis bedah tulang ini, penerapan praktik 3T itu sama pentingnya dengan penerapan perilaku 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).

Kedua hal tersebut adalah upaya sistemik untuk memutus mata rantai penularan Covid-19, termasuk di Aceh.

Untuk itu, penerapan praktik 3T masih perlu ditingkatkan pemahamannya di tengah masyarakat, mengingat masyarakat lebih mengenal 3M yang kampanyenya dilakukan terlebih dahulu dan gencar.

"Nah, khusus untuk praktik 3T itu, peran dinkes provinsi dan kabupaten/kota adalah mandatory/mutlak, meskipun pihak lain bisa saja ikut membantu. Tapi sayangnya sekarang tidak pernah lagi kita dengar keseriusan tentang 3T itu," ucapnya.

Kalau semua pihak lengah atau abai dari tanggung jawabnya memutus mata rantai Covid maka Aceh akan panen kasus Covid yang lebih parah lagi.

"Tidak terbayangkan bakal tak habis-habisnya terjadi tularan dalam komunitas jika edukasi dan perlakuan yang seharusnya terhadap mereka yang terpapar tidak ada yang mengurus dengan semestinya," ujarnya.

Singkatnya, Azhar berharap, kegawatan jangkitan separah yang terjadi di India jangan sampai terjadi di Aceh.

"Semua sumber daya medis kita di Aceh bakal tak akan sanggup menghadapi tsunami Covid seperti yang kini terjadi di India," kata Azharuddin. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved