Berita Abdya
Dandim 0110/Aceh Barat Daya Santuni Janda ‘Warga Emas’ Puskiyai Aceh
Santunan diberikan Dandim Letkol Inf Arip Subagiyo bersama keluarganya, terhadap janda ‘warga emas’ yang nyantri dan mondok di Dayah Manyang Puskiyai
Penulis: Rahmat Saputra | Editor: Mursal Ismail
Santunan diberikan Dandim Letkol Inf Arip Subagiyo bersama keluarganya, terhadap janda ‘warga emas’ yang nyantri dan mondok di Dayah Manyang Puskiyai Aceh hari itu, berupa sembako.
Laporan Rahmat Saputra I Aceh Barat Daya
SERAMBINEWS.COM, BLANGPIDIE - Komandan Kodim atau Dandim 0110/Aceh Barat Daya atau Abdya menyantuni sejumlah janda ‘warga emas’.
Ya, janda 'warga emas' yang bermukhim di Kompleks Dayah Manyang Puskiyai Aceh, Krueng Baru Desa Kayee Aceh, Kecamatan Lembah Sabil, Abdya
Santunan diberikan Dandim Letkol Inf Arip Subagiyo bersama keluarganya, terhadap janda ‘warga emas’ yang nyantri dan mondok di Dayah Manyang Puskiyai Aceh hari itu, berupa sembako.
Kemudian kebutuhan hidup sehari-hari yang merupakan sumbangan pribadi Dandim dan keluarga.
Penyalurannya oleh Dandim bersama istri, didampingi Pimpinan Puskiyai Aceh Tgk H Farmadi ZA MSc.
Baca juga: Gara-gara Ikut Aksi Anti-Kudeta Militer, Ratusan Ribu Guru di Myanmar Diskors
Baca juga: Pemerintah Sederhanakan Vaksinasi Covid-19, Target 1 Juta Suntikan Per Hari
Baca juga: Sempat Viral Air Laut Terbelah 2 Seperti Tertulis dalam Alquran, di Aceh Singkil Terjadi Setiap Hari
Dandim Arip mengatakan, bantuan yang disalurkan itu bukan secara kedinasan, melainkan sumbangan pribadi dirinya bersama keluarga.
Hal ini sebagai bentuk perhatian dan saling berbagi, dengan para janda ‘warga emas’ yang nyantri dan mondok di Puskiyai Aceh.
“Belajar, nyantri dan lainnya dalam hal keagamaan adalah bentuk jihad kita, dalam membantu ibnu sabil atau para penuntut ilmu.
Mudah-mudahan bantuan kita bermanfaat bagi para ibu-ibu janda ‘warga emas’ dan juga berkah. Insya Allah,” katanya.
Pimpinan Dayah Manyang Puskiyai Aceh Tgk H Farmadi ZA MSc menjelaskan yang dimaksud dengan ‘warga emas’ adalah, para janda yang masih kuat dan punya keinginan belajar agama, sambil menunggu panggilan Ilahi Rabbi.
“Di sini bukan panti jompo. Tapi tempat belajar agama. Sesuai hadis Nabi SAW, belajarlah mulai turun dari ayunan, hingga masuk liang kubur. Makanya, kita namakan di sini Fakulti Ilallahdi,” ujarnya.
Abu Dayah Manyang, panggilan akrab alumnus Universitas Kebangsaan Malaya Malaysia itu menambahkan, di Puskiyai Aceh, para janda ‘warga emas’ itu, digembleng siang malam dalam memperbaiki shalat.
Begitu juga ibadah-ibadah lainnya.
“Untuk mengenal lebih dalam program-program kita disini, silakan ikuti dulu. Karena untuk menjelaskan secara detail, perlu waktu,” kata Tgk H Farmadi. (*)