Berita Lhokseumawe
Tersisa Tiga Gerhana Lagi di Tahun 2021 yang tak Bisa Disaksikan di Aceh, ini Sebabnya
Sedangkan tiga kali gerhana lagi (dua gerhana matahari dan satu gerhana bulan), tidak bisa dilihat di Aceh.
Penulis: Saiful Bahri | Editor: Nurul Hayati
Sedangkan tiga kali gerhana lagi (dua gerhana matahari dan satu gerhana bulan), tidak bisa dilihat di Aceh.
Laporan Saiful Bahri I Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE - Gerhana bulan total telah terjadi pada 26 Mei 2021 kemarin.
Khusus di Lhokseumawe, gerhana yang merupakan pertama kali terjadi pada tahun 2021 tidak bisa terpantau.
Hal ini dikarenakan kondisi cuaca, mendung dan hujan deras.
Walaupun dasarnya, tim dari IAIN Lhokseumawe telah siap melakukan pemantauan.
Jadi, sesuai hasil kajian ilmu falak, kini tersisa tiga gerhana lagi yang bakal terjadi pada pada tahun 2021.
Namun, ketiga gerhana tersebut tidak bisa disaksikan di Aceh.
Baca juga: Ikatan Cinta 27 Mei 2021: Nindi Masih Hidup, Andin Labrak Elsa & Bakal Bawa Nino Tes DNA, Al?
Berikut penjelasan Dosen Ilmu Falak Jurusan Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe, Tgk Ismail Is.
Tgk Ismail Is, pada Kamis (27/5/2021), awalnya memjelaskan, pada tahun 2021, secara kajian ilmu falak, akan terjadi empat kali gerhana, yakni dua kali gerhana matahari dan dua kali gerhana bulan.
Rinciannya:
1. Gerhana bulan total, 26 Mei 2021 M atau 15 Syawal 1442 H (sudah berlangsung).
2. Gerhana bulan parsial, 19 November 2021 M atau 15 Rabiul Akhir 1443 H.
3. Gerhana matahari cincin, 10 Juni 2021 M atau 29 Syawal 1442 H.
4. Gerhana matahari total, 4 Desember 2021 M atau 29 Rabiul Akhir 1443 H.
Baca juga: Cegah Peningkatan Kasus Covid-19, Ini Permintaan Pimpinan DPRK Banda Aceh ke Pihak RSU Meuraxa
Dari empat gerhana yang akan terjadi pada tahun 2021, lanjut Tgk Ismail, hanya satu kali gerhana yang bisa dilihat dari Aceh.
"Yakni gerhana bulan total yang terjadi kemarin. Gerhana bulan total kemarin dasarnya bisa disaksikan di seluruh Indonesia, termasuk Aceh, yakni saat bulan terbit di ufuk timur sampai peristiwa gerhana selesai. Tapi karena di wilayah Lhokseumawe mendung dan hujan deras, kita pun tidak bisa melakukan pemantauan ," pungkasnya.
Sedangkan tiga kali gerhana lagi (dua gerhana matahari dan satu gerhana bulan), tidak bisa dilihat di Aceh.
Sebabnya, gerhana bulan parsial, 19 November 2021 M atau 15 Rabiul Akhir 1443 H tidak terlihat di Aceh, karena saat terjadi gerhana, matahari belum terbenam di Aceh.
Untuk gerhana matahari cincin, 10 Juni 2021 M atau 29 Syawal 1442 H, tudak terlihat di Aceh, karena kejadian gerhana terjadi di Kutub Utara.
Seterusnya, gerhana matahari total, 4 Desember 2021 M atau 29 Rabiul Akhir 1443 H, tidak terlihat di Aceh karena kejadian gerhana terjadi di Kutub Selatan.
Untuk diketahui, gerhana merupakan peristiwa terhalangnya cahaya dari sebuah sumber oleh benda yang lain, seperti terhalang cahaya matahari oleh bulan yang menyebabkan terjadinya gerhana matahari dan terhalang cahaya matahari oleh bumi yang menyebabkan gerhana bulan.
Gerhana matahari terjadi pada fase bulan baru (new moon).
Sedangkan gerhana bulan terjadi pada fase bulan purnama (full moon).
Baca juga: Warga Tangse Nyaris Tewas Diseruduk Gajah
Namun, tidak setiap bulan baru akan terjadi gerhana matahari dan tidak setiap bulan purnama terjadi gerhana bulan.
Hal ini disebabkan, bidang orbit bulan dalam mengitari bumi tidak sejajar dengan bidang orbit bumi dalam mengitari matahari.
Gerhana matahari dikenal ada empat jenis:
Pertama gerhana matahari total, dimana saat puncak gerhana terjadi, seluruh piringan matahari ditutupi oleh piringan bulan, sehingga matahari terlihat hitam dan memancarkan cahaya korona yang indah.
Kedua, gerhana parsial, dimana saat puncak gerhana terjadi hanya sebagian piringan matahari ditutupi oleh piringan bulan.
Ketiga, gerhana cincin, dinamai dengan cincin karena saat puncak gerhana terjadi, piringan bulan hanya menutupi pertengahan piringan matahari saja, sehingga matahari terlihat bercahaya pada lingkaran pinggir saja yang berbentuk mirip cincin dan pada posisi tengah matahari berwarna hitam.
Keempat, gerhana hibrida, dimana saat puncak gerhana terjadi, di satu daerah terlihat gerhana matahari total dan di daerah lain terlihat berbentuk gerhana cincin.
Gerhana jenis terakhir ini, tergolong peristiwa gerhana yang relatif jarang terjadi atau langka.
Sedangkan gerhana bulan, lanjut Tgk Ismail, dikenal ada tiga macam jenisnya.
Baca juga: Dampak Pasang Purnama, Pondok Wisata di Pantai Ujong Blang Tutup
Pertama, gerhana bulan total, dimana saat puncak gerhana seluruh piringan bulan memasuki bayangan umbra (inti) bumi, sehingga bulan terlihat saat itu berwarna hitam kemerah-merahan.
Kedua, gerhana bulan sebagian (parsial), dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan bulan hanya sebagian memasuki dalam bayang inti bumi (bayang umbra).
Ketiga, gerhana bulan penumbra, dimana bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang inti Bumi), tidak sampai kedalam bayang inti (bayang umbra).
Pada saat gerhana ini terjadi, secara kasat mata, bulan hanya terlihat redup, tidak memancarkan sinar yang kuat seperti pada saat purnama-purnama lainnya.
Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana penumbra, harus menggunakan teleskop. (*)
Baca juga: Ayah Lesty Kejora Beberkan Hari H Pernikahan sang Putri dengan Rizky Billar, Begini Persiapannya