Nurul Ghufron Mengaku Bela Pegawai KPK tak Lolos TWK saat Rapat dengan BKN, Tak Ada Paham Radikal

Nurul Ghufron, mengatakan sudah menyampaikan pembelaan saat rapat bersama dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) terkait isu radikal yang bergulir

Editor: Mursal Ismail
Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 

Nurul Ghufron, mengatakan sudah menyampaikan pembelaan saat rapat bersama dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) terkait isu radikal yang bergulir di lembaga antirasuah itu.

SERAMBINEWS.COM - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Nurul Ghufron, angkat bicara terkait persoalan 75 pegawai KPK tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK). 

Nurul Ghufron, mengatakan sudah menyampaikan pembelaan saat rapat bersama dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) terkait isu radikal yang bergulir di lembaga antirasuah itu.

Nurul Ghufron menegaskan tidak melihat paham radikal di KPK.

"Pak Alex (Alexander Marwata, Wakil Ketua KPK) menyampaikan beliau telah dua periode sebagai pimpinan KPK sepemahaman beliau selama itu, tidak pernah melihat ada prilaku dan pemahaman yang radikal pada pegawai KPK," kata Ghufron lewat keterangan tertulis, Minggu (30/5/2021).

"Kalau pegawai KPK kritis, tidak langsung menurut perintah tapi didiskusikan lebih dahulu itu iya, karena itu budaya kepegawaian di KPK," tambahnya.

Pimpinan KPK berlatar belakang akademisi ini mengaku membaca rinci terkait asesmen Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) alih status pegawai menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).

Ia tak memungkiri pegawai KPK kerap membantah perintah pimpinan, jika memang itu bertentangan.

"Saya kebetulan membaca secara detail tentang hasil assesmen, misalnya yang mempertanyakan bagaimana menyikapi jika ada perintah pimpinan yang bertentangan dengan hati nurani, atau bertentangan dengan keyakinan agama atau nilai-nilai yang diyakini, di KPK ini ada nilai integritas maka pegawai-pegawai KPK mesti akan menjawab atau menolak perintah pimpinan jika bertentangan dengan nilai-nilai nurani," terang Ghufron.

Menirukan pernyataan rekannya Alexander Marwata, sambung Ghufron, jika mengikuti TWK juga meragukan akan lolos.

Dalam rapat dengan BKN telah menyampaikan, TWK diharapkan sebagai ajang pembinaan bukan untuk memberhentikan pegawai KPK.

"Pak AM (Alexander Marwata) meminta agar TWK ini mohon digunakan untuk pembinaan sesuai arahan presiden, bukan untuk memberhentikan pegawai KPK yang tidak lulus.

Karena itu menurut Pak AM, kalau boleh menjamin saya akan menjamin bahwa tidak ada yang radikal dan kalaupun ada indikasi tersebut izinkan kami akan membinanya," kata Ghufron.

Ghufron yang mempunyai latar belakang sebagai pengurus Nahdlatul Ulama (NU) ini tak memungkiri sejumlah pegawai di KPK memang memiliki jenggot yang panjang dan memakai celana cingkrang.

Tetapi ia mengaku para pegawai itu tidak memiliki pemahaman radikal.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved