Nasib Benjamin Netanyahu

Bangun Kekuatan Baru, Kubu Oposisi Siapkan Strategi untuk Gulingkan Benjamin Netanyahu

Bennett yang merupakan mantan kepala pertahanan dan jutawan teknologi tinggi akan menjadi ujung tombak koalisi penggulingan Netanyahu.... 

Editor: Eddy Fitriadi
AFP/Miriam ALSTER / POOL
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima dosis kedua vaksin virus Corona di Sheba Medical Center di Ramat Gan, Kota Tel Aviv pada 9 Januari 2021. 

SERAMBINEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, yang telah menjabat sejak 2009, sepertinya akan segera kehilangan tahta, setelah kubu oposisi menyiapkan koalisi besar untuk membentuk pemerintahan baru di Israel.

Pemimpin partai sayap kanan, New Right, Naftali Bennett pada Minggu (30/5/2021) menyampaikan dukungannya kepada kubu oposisi untuk menggulingkan Netanyahu.

Sebuah langkah yang disebutnya sebagai akhir dari era politik perdana menteri berusia 71 tahun tersebut.

Pengumuman Bennett tersebut akan memungkinkan ketua oposisi Yair Lapid untuk mengumpulkan koalisi partai-partai sayap kanan, sentris, dan kiri untuk segera mengatur strategi politik untuk menghadapi kubu Netanyahu.

Partai Yesh Atid pimpinan Lapid kalah dari Partai Likud yang mendukung Netanyahu dalam pemungutan suara 23 Maret lalu.

Dilansir dari Reuters, Lapid menuju tenggat waktu yang disampaikan presiden Israel untuk mengumumkan pemerintahan baru pada Rabu (2/6/2021).

Bennett yang merupakan mantan kepala pertahanan dan jutawan teknologi tinggi akan menjadi ujung tombak koalisi penggulingan Netanyahu. 

"Saya mengumumkan hari ini bahwa saya bermaksud untuk bekerja dengan sekuat tenaga untuk membangun pemerintahan persatuan dengan ketua Yesh Atid, Yair Lapid," ungkap Bennett dalam pidatonya yang disiarkan melalui televisi nasional yang dikutip Reuters.

Israel telah mengadakan empat pemilihan sejak April 2019 yang berakhir tanpa pemenang yang jelas.

Rangkaian pemilu ini membuat Netanyahu tetap menjabat sebagai kepala pemerintahan sementara.

Kubu koalisi secara umum memiliki misi yang sama, yakni mengakhiri 12 tahun masa jabatan Netanyahu, pemimpin terlama Israel, yang sekarang tengah diadili atas tuduhan korupsi.

Netanyahu mencoba melawan 

Menanggapi pengumuman Bennett di televisi, Netanyahu menuduhnya melakukan penipuan, merujuk pada janji Bennett di masa lalu untuk tidak bergabung dengan Lapid.

Rencana Bennett untuk mendukung lebih banyak pembangunan permukiman di Tepi Barat juga diprediksi akan membuat Israel kehilangan dukungan dari luar.

Netanyahu mengatakan koalisi semacam itu berbahaya bagi keamanan dan masa depan Israel.

"Apa yang akan dilakukannya untuk tindakan pencegahan Israel? Bagaimana kita akan memandang mata musuh kita? Apa yang akan mereka lakukan di Iran dan di Gaza? Apa yang akan mereka katakan di aula pemerintahan di Washington?," ungkap Netanyahu.

Netanyahu membuat tawaran balasan tiga arah pada hari Minggu untuk mendukung politisi sayap kanan lainnya, Gideon Saar.

Di bawah agenda itu, Saar direncanakan untuk menjabat sebagai perdana menteri selama 15 bulan, Netanyahu akan kembali menjadi perdana menteri untuk dua tahun, dan Bennett kemudian akan mengambil alih selama sisa masa pemerintahan.

Sayangnya, Saar yang merupakan mantan menteri kabinet dengan sigap menolak tawaran tersebut.

Nasib pemerintahan Israel akan bergantung pada pengumuman resmi dari Lapid yang memimpin oposisi pada Rabu mendatang.

Jika pengumuman tidak terjadi, maka pemilu akan kembali digelar.(*)

Artikel ini telah tayang di kontan.co.id dengan judul ‘Kubu oposisi bangun kekuatan baru, siap akhiri kekuasaan Benjamin Netanyahu di Israel'

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved