Update Covid 19
Pasien Sembuh Meningkat 1,6 Juta, Satgas Imbau Masyarakat Selektif Pilih Informasi Covid-19
Dengan jumlah kumulatifnya, atau pasien terkonfirmasi positif yang tercatat sejak kasus pertama hingga hari ini, mencapai 1.816.041 kasus.
Penulis: Ansari Hasyim | Editor: Ansari Hasyim
Disamping itu, hasil uji per hari jejaring laboratorium berbagai wilayah, jumlah kumulatif spesimen selesai diperiksa mencapai 16.660.482 spesimen. Terdiri dari spesimen posittif sebanyak 3.243.819 spesimen dan spesimen negatif sebanyak 11.749.433 spesimen.
Positivity rate spesimen harian di angka 15,11% dan positivity rate spesimen mingguan (23 - 29 Mei 2021) di angka 13,93%. Sementara spesimen invalid dan inkonklusiv (per hari) berjumlah 74 spesimen.
Untuk jumlah orang yang diperiksa per hari ini ada 52.132 orang dan kumulatifnya 11.197.817 orang. Lalu pada hasil terkonfirmasi negatif jumlah kumulatifnya meningkat menjadi 9.381.776 orang termasuk tambahan hari ini sebanyak 52.132 orang.
Sementara positivity rate orang harian di angka 11,73% dan positivity rate orang mingguan (23 - 29 Mei 2021) di angka 9,22%. Dan sebaran wilayah masih berada di 34 provinsi dan 510 kabupaten/kota.
Selektif informasi
Sementara itu Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menghimbau masyarakat tidak tersesat dalam menerima informasi.
Masyarakat sepatutnya memilah informasi yang beredar di jagat maya. Dengan cara berimbang dan akan lebih baik melakukan verifikasi informasi dari sumber terpercaya.
Himbauan ini berkaitan erat dengan beredarnya berita bohong (hoax) yang erat dengan upaya penanganan COVID-19 di Indonesia. Seperti vaksin yang mengandung magnet.
"Perlu diketahui bahwa vaksin tidak mengandung magnet. Koin bisa saja menempel di kulit karena adanya keringat yang diproduksi secara alami oleh kulit manusia dan gaya gesek lainnya. Sehingga menimbulkan gaya magnet," katanya memberi keterangan pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jumat (28/5/2021) yang juga disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Masyarakat juga harus selalu mencari fakta atas informasi dengan berlandaskan pada bukti-bukti ilmiah.
Dan jauhi berita atau informasi yang sumbernya tidak kredibel. Masyarakat baiknya menjauhi sumber yang tidak jelas asal-usulnya. Dan lakukanlah verifikasi melalui kanal resmi penanganan COVID-19 atau melalui berita di media massa.
"Karena jika masyarakat menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, sama saja dengan menyebar berita bohong. Dan tentunya menghambat upaya pemerintah dalam menangani pandemi di Indonesia," pesan Wiku.(*)