Internasional

Seorang Nenek Nekad Gelar Demonstrasi Tunggal, Kutuk Pembantaian di Lapangan Tiananmen

Aksi seorang nenek ini di depan Kantor Penghubung Beijing di Hongkong patut diacungi jempol. Wanita lanjut usia ini dengan berani menggelar

Editor: M Nur Pakar
AFP
Aktivis lansia China, Alexandra Wong 

SERAMBINEWS.COM HONG KONG - Aksi seorang nenek ini di depan Kantor Penghubung Beijing di Hongkong patut diacungi jempol.

Wanita lanjut usia ini dengan berani menggelar demonstrasi tunggal.

Dilansir AFP, Senin (31/5/2021), dia ingin mengutuk pembantaian di Lapangan Tiananmen, China pada 1989.

Dilaporkan, saat kejadian, nenek ini yang masih muda saat itu, melihat langsung.

Para mahasiswa yang menggelar demo damai ditembaki secara membabi-buta oleh tentara China.

Dengan memorinya yang masih kuat, walau sudah berusia renta, nenek itu tetap berupaya mencari keadilan atas pembantaian yang mengerikan itu.

Baca juga: Taipan Media Hong Kong Dihukum 12 Bulan Penjara, Ikut Demonstrasi 2019

Tetapi, Polisi Hong Kong langsung menangkap aktivis demokrasi lanjut usia itu.

Saat dia melakukan demonstrasi tunggal atas tindakan keras Tiananmen yang mematikan di China.

Diilustrasikan dengan jelas tentang toleransi tanpa protes yang sekarang diterapkan oleh pihak berwenang di pusat keuangan itu.

Alexandra Wong (65) ditahan pada Minggu (30/5/2021) karena dicurigai ikut serta dalam pertemuan yang melanggar hukum.

Saat dia sedang berjalan menuju Kantor Penghubung Beijing di Hong Kong.

Wong, dengan panggilan akrab "Nenek Wong" secara rutin ikut demontrasi besar-besaran yang melanda Hong Kong pada 2019.

Dia sering terlihat mengibarkan bendera Union Jack, sebutan lain untuk Inggris.

Itu menjadi simbol ketidakpuasannya terhadap pemerintahan Beijing.

Sejak kota itu diserahkan ke China oleh bekas kekuatan kolonial Inggris pada 1997.

Protes sekarang dilarang di Hong Kong.

Pihak berwenang telah menggunakan ancaman virus Corona dan masalah keamanan untuk melarang demonstrasi.

Peringatan direncanakan pada Jumat (4/6/202), 32 tahun tindakan keras Beijing terhadap protes demokrasi di Lapangan Tiananmen.

Tetapi, telah ditolak izinnya untuk tahun kedua berturut-turut.

Pihak berwenang beralasan, mencegah penyebaran virus Corona.

Baca juga: Warga Hong Kong Diberi Opsi Visa Baru Inggris, China Menolak Mengakui

Meskipun Hong Kong saat ini tidak ada kasus penularan lokal yang tidak diketahui asalnya selama sebulan terakhir.

Aktivis juga meminta izin untuk pawai kecil Tiananmen pada Minggu (30/5/2021) ke Kantor Penghubung, yang mewakili pemerintah pusat di kota, tetapi izin itu juga ditolak.

Wong tetap muncul sore itu dengan memegang tanda bertuliskan "32, 4 Juni, ratapan Tiananmen."

Bersama payung kuning, payung kuning adalah simbol gerakan demokrasi Hong Kong.

South China Morning Post mengatakan pensiunan itu mulai meneriakkan slogan-slogan di taman.

Sebelum menuju ke Kantor Penghubung sendirian, sambil diikuti dan difilmkan oleh polisi.

Dia dihentikan dua kali.

“Saya hanya sendirian, hanya seorang wanita tua di sini. Mengapa menghentikan saya? ” The Post mengutip Wong.

Segera setelah itu dia ditangkap.

Polisi mengonfirmasi seorang wanita berusia 65 tahun bermarga Wong telah ditangkap.

Karena secara sengaja berpartisipasi dalam pertemuan yang tidak sah.

Juga berusaha menghasut orang lain untuk bergabung dengan pertemuan yang tidak sah.

Baca juga: Joe Biden Siap Terima Pengungsi, Termasuk Suaka Bagi Warga Hong Kong

Gerakan demokrasi Hong Kong telah dihancurkan oleh tindakan keras terhadap perbedaan pendapat selama setahun terakhir.

Termasuk penerapan undang-undang keamanan menyeluruh yang mengkriminalkan banyak perbedaan pendapat.

Di tengah protes 2019, Wong menghilang selama lebih dari setahun.

Dia muncul kembali dengan mengatakan telah ditahan oleh otoritas daratan.

Saat dalam perjalanan ke Shenzhen, kota tempat dia tinggal saat itu.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved