Breaking News

Dai Perbatasan

Berdakwah dalam Kondisi Serba Keterbatasan, ACT Salurkan Bantuan Biaya Hidup Dai Perbatasan di Aceh

Hingga saat ini secara bertahap ia terus melakukan penguatan keislaman di perbatasan dengan mengajak anak-anak perbatasan untuk bisa mengenyam pendidi

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS/Foto ACT Aceh
ACT Aceh-MRI Subulussalam memberikan bantuan biaya hidup dan paket pangan kepada dai-dai perbatasan Aceh. 

Muhammad Nasir I Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Ustaz Febrian Deli Putra telah lama melakukan syiar Islam di daerah perbatasan Aceh-Sumatera Utara.

Kegiatan itu telah menjadi panggilan jiwanya.

Ia tak mengharapkan apapun dari aktivitasnya kecuali bertambahnya keimanan masyarakat kepada Allah.

Ustaz Febrian adalah salah satu dari sembilan penerima manfaat lainnya untuk paket pangan dari program Sahabat Da’i Indonesia ACT Aceh-MRI Subulussalam yang tersebar di desa-desa kota Subulussalam.

Paket pangan itu diserahkan pada Minggu, (30/5/2021).

Ikatan Cinta Rabu 2 Juni 2021: Al dan Andin Marah ke Elsa, Sarah Terancam, Pak Surya Tak Percaya

Begini Pengakuan Maia Estianti soal Suaminya: Irwan Mussry Itu Mualaf

Ustaz Febrian mengatakan, menyiarkan nilai-nilai Islam di sekitaran perbatasan sudah keinginannya.

Hal itu karena rawannya Aqidah di perbatasan menjadi landasan ia membantu anak-anak di perbatasan yang kurang mampu, agar mendapat pendidikan Islam sejak dini dan menjadi bekal terbaik mereka ketika beranjak dewasa.

Hingga saat ini secara bertahap ia terus melakukan penguatan keislaman di perbatasan dengan mengajak anak-anak perbatasan untuk bisa mengenyam pendidikan di pesantren di sekitar perbatasan.

“Pernah suatu hari ketika awal saya melakukan aktivitas dakwah di bulan Ramadhan di desa Lae Ikan, desa terakhir yang langsung berbatasan dengan provinsi Sumut. Saya temukan Masjid dengan jamaah hanya 1 orang. Jamaah tersebut tak lain adalah Imam Masjid tersebut. Beliau yang azan, imam dan bilal sekaligus. Dari peristiwa itulah saya bertekad untuk berjuang bersama untuk menyiarkan Islam di desa tersebut,” sebut Ustaz Febrian.

Dengan adanya program ini, para Da'i sangat terbantu untuk memenuhi kebutuhan hidup di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi.

Cerita berbeda dikisahkan, Ustaz Ansarni. Ia adalah salah satu dai yang telah lama menetap di desa Jontor, Kota Subulussalam.

Saat ini ia berstatus guru/ustaz di pesantren perbatasan dan guru mengaji.

Ia mengutamakan mengajar mengaji anak-anak mualaf di rumah sendiri, dan saat ini ia juga membimbing mualaf di desa tempat dirinya tinggal.

Sudah 15 tahun Ustaz Ansarni mengajar pendidikan Islam di pesantren dan desanya, mulai dari sebelum menikah dan hingga saat ini telah dikaruniai 3 anak. Tak ada yang dapat menyurutkan niatnya untuk terus mengabdikan diri.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved