Jokowi Minta Pembelajaran Tatap Muka Digelar Juli, Dilakukan 2 Kali dalam Seminggu Selama 2 Jam
Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) meminta pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang akan mulai digelar pada Juli mendatang
"Dan tugas kami yang juga diberikan kepada Pak Panglima dan Pak Kapolri, (yakni) semua guru harus selesai di vaksinasi sebelum mulai (pembelajaran tatap muka)," terang Budi.
Oleh karena itu, Budi berharap masing-masing pemerintah daerah dapat memrioritaskan vaksinasi kepada guru dan lansia.
"Mohon bantuan juga (kepada) kepala daerah, karena vaksinnya kita kirim kepada kepala daerah, prioritaskan guru dan lansia, sebelum tatap muka terbatas dilaksanakan," pinta Budi.
Pemberlakukan pembatasan ini dilakukan, tak lain demi mencegah penularan virus corona pada aktivitas belajar mengajar tatap muka.
Dikutip dari Kompas.com, Selasa (8/6/2021), adapun Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito sebelumnya mengatakan, pembukaan sektor pendidikan akan dilakukan secara bertahap.
Baca juga: AS Tuduh Iran Akan Segera Produksi Bom Nuklir Dalam Hitungan Miinggu
Tentunya, pembukaan sektor pendidikan tersebut juga disesuaikan dengan kesiapan masing-masing daerah.
"Perlu diingat bahwa pembukaan sektor pendidikan akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kesiapan masing-masing daerah," kata Wiku dalam keterangan pers secara daring pada tayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (4/6/2021).
Wiku juga mengabarkan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) dan Kementerian Agama (Kemenag) telah meluncurkan panduan penyelenggaraan pembelajaran.
Panduan pembelajaran di masa pandemi tersebut terbagi dari panduan pendidikan anak usia dini, pendidikan sekolah dasar, dan pendidikan sekolah menengah.
Diharapkan, panduan ini dapat memudahkan pihak sekolah dalam melakukan persiapan pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas bulan Juli mendatang.
"Diharapkan dalam melaksanakan pendidikan tatap muka, panduan tersebut dapat disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan kondisi sekolah pada daerah masing-masing," tutur Wiku.
Dalam hal ini, Wiku meminta kepada seluruh pihak untuk berpartisipasi dalam mempertanggung jawabkan kegiatan pembelajaran ini mulai dari awal sampai akhir.
Tak terkecuali, ketika harus menghentikan pembelajaran tatap muka jika dalam prakteknya ditemukan kasus baru di lingkungan pendidikan.
"Dan perlu diingat bahwa seluruh pihak yang berpartisipasi harus bertanggung jawab dari awal sampai akhir alur kegiatan belajar-mengajar, termasuk siap untuk mengerem jika ditemukan kasus baru di lingkungan pendidikan," tegasnya.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)