Teuku Alfis, Mahasiswa USK yang Jadi Ajudan Millenial Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Ini Profilnya

dia sekarang ini masih berstatus sebagai mahasiswa semester 10 di Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (USK).

Penulis: Yeni Hardika | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM/ISTIMEWA
Putra Aceh Asal Meulaboh, Teuku Alfis yang saat ini sedang bertugas menjadi Ajudan Millenial Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dalam program Jabar Future Leaders batch ke-2. 

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - T Muhammad Alfis Syahrin atau Teuku Alfis, merupakan salah satu putra Aceh yang mendapat kesempatan menjadi salah satu Ajudan Milenial Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil.

Pemuda dari Desa Lapang, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat ini merupakan satu dari 42 ajudan millenial yang terpilih pada tahun ini, untuk mendampingi Ridwan Kamil dalam melakukan serangkaian kegiatannya selama sepekan kedepan.

Pada hari ini, Senin (7/6/2021), merupakan hari pertama penugasan Teuku Alfis menjadi ajudan Ridwan Kamil.

Kepada Serambinews.com, Senin (7/6/2021), pemuda kelahiran 9 Juni 1998 ini mengatakan, bahwa dia sudah berada di rumah dinas Gubernur Jabar sejak kemarin, setelah menjalani isolasi mandiri selama satu minggu.

Kemudian untuk satu minggu kedepan, dia bersama satu rekan lainnya asal Bogor akan terus mendampingi Ridwan Kamil dalam melakukan aktivitasnya.

"Untuk tugas, sebenarnya kita mecem ajudan aslinya. Memang ikuti semua aktivitas bapak (Ridwan Kamil) 24 jam, selama seminggu," katanya yang dihubungi melalui sambungan telepon.

Lebih lanjut Alfis menceritakan, bahwa sebenarnya dia sudah dinyatakan lulus dan sempat mengikuti pelatihan untuk menjadi Ajudan Millenial Gubernur Jabar sejak bulan Maret 2020 lalu.

Baca juga: Putra Aceh Teuku Alfis Terpilih Jadi Ajudan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Mulai Bertugas Hari Ini

Tapi karena masa pandemi Covid-19, dia dan rekan-rekan lain yang lulus pada tahun kedua pelatihan kepemimpinan ini dipulangkan sementara.

Barulah pada hari Senin 7 Juni 2021, Alfis mulai bertugas sebagai ajudan Gubernur Jabar bersama rekan pasangannya, di Minggu ke-20 masa program.

"Tapi hari ini memang masih istirahat (belum ada kegiatan). Karena bapak masih di luar kota," katanya.

Untuk diketahui, Ajudan Millenial merupakan sebuah program bagi anak muda yang dicanangkan oleh Pemprov Jawa Barat, bekerja sama dengan Dinas Pemuda dan Olahraga provinsi setempat.

Program yang mengusung nama Jabar Future Leaders atau JBL ini bisa diikuti oleh seluruh anak muda di Indonesia yang ingin melatih soal kepemimpinan.

Yaitu dengan cara ditugaskan menjadi ajudan Gubernur Jabar selama seminggu, untuk melihat secara langsung proses kepemimpinan dan pengambilan keputusan sosok pria yang akrab disapa Bung Emil.

Nantinya, mereka yang berhasil lulus seleksi program JBL akan dibekali dengan pelatihan dan materi yang diperlukan selama penugasan.

Baca juga: Kiprah Reza Fahlevi, Putra Aceh yang Baru Dilantik Sandiaga Uno Jadi Direktur Event Daerah

Baca juga: Taufiq A Gani, Putra Aceh, Dilantik Jadi Kepala Pusat Data dan Informasi Perpusnas

Tahun ini merupakan tahun kedua program itu dilaksanakan, dan Alfis menjadi salah seorang generasi muda Aceh yang berhasil mendapat kesempatan untuk mengikutinya.

Saat berbincang dengan Serambinews.com melalui sambungan telepon, anak dari pasangan T. Dzulkifli dan Ummi Salamah tersebut mengatakan, bahwa dia sekarang ini masih berstatus sebagai mahasiswa semester 10 di Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (USK).

Pengalamannya dalam dunia organisasi juga terbilang cukup banyak.

Dia menjadi wakil ketua Ikatan Pelajar Mahasiswa Johan Pahlawan (IPMJ) dan Syarikat Agam Inong Nanggroe (SAIN).

Selain itu, dia juga merupakan anggota dari Skull Persiraja dan Asian Law Student Association (ALSA).

Alfis yang memiliki cita-cita menjadi seorang gubernur itu mengaku, bahwa dia mengikuti program JBL untuk menjadi ajudan millenial Gubernur Jabar merupakan keinginannya sendiri, tanpa terikat oleh organisasi atau lembaga apapun.

Ada beberapa alasan yang mendorongnya untuk mengikuti program tersebut.

Yang pertama, karena dia memang sangat mengidolakan sosok Ridwan Kamil.

Selain itu menurut dia, sosok idolanya tersebut juga merupakan satu dari sekian gubernur yang akan terus tumbuh membangun Indonesia selama 10 tahun ke depan.

"Beliau juga gubernur yang sangat dekat dengan anak-anak muda. Makanya Alfis sangat mengidolakan beliau,"

"Tiba-tiba liat dibuka program ini di postingan Instagram beliau, lihat persyaratannya memenuhi, ya ikut," tambah pemuda yang punya hobi olahraga tersebut.

Disamping itu, pria kelahiran Meulaboh ini juga turut membagikan pengalamannya saat mengikuti seleksi menjadi ajudan Gubernur Jabar.

Baca juga: Ilham Saputra, Putra Aceh, Resmi Jabat Ketua KPU RI, Gantikan Arief Budiman, Berikut Profilnya

"Syarat pertama itu kirim profil, terus buat video vlog durasinya 1 menit tentang kepemimpinan,"

"Terus ada disuruh buat cerita motivasi sekitar 500 kata maksimalnya. Baru setelah itu pengumuman lulus," cerita mahasiswa Hukum USK angkatan 2016 ini.

Jika berhasil lulus seleksi itu, lanjutnya, maka peserta akan lanjut ke seleksi tahap ke-2.

Di tahap ini, peserta kemudian akan mengikuti seleksi psikotes dan wawancara, yang akan dilakukan secara online.

Mendapat kesempatan menjadi ajudan Ridwan Kamil merupakan suatu hal luar biasa bagi pemuda yang hampir genap berusia 23 tahun ini.

Apalagi, dia merupakan satu-satunya putra Aceh yang berhasil lolos mengikuti program kepemimpinan di batch ke-2 tersebut.

"Kalau dari Sumatera ada 4 orang (yang lulus). Di tahun kedua peserta yang lulus 42 orang dari 4.039 pendaftar," tambahnya.

Alfis juga merasa sangat beruntung bisa lolos di rekrutmen JBL tahun kedua.

Pasalnya, untuk tahun ketiga yang belum lama ini selesai proses rekrutmennya, dikabarkan ada sebelas ribuan orang yang mendaftar program tersebut.

Tapi yang lulus hanya 22 orang.

"Alfis merasa istimewa juga bisa terpilih di batch kedua ini. Karena di tahun ketiga, pendaftarnya ada sebelas ribuan orang. Yang lulus cuma 22 orang," tuturnya.

Dalam kesempatan yang sama, Alfis juga menyampaikan pesannya bagi muda-mudi Aceh yang ingin mengikui seleksi latihan kepemimpinan di program JBL.

Menurut dia, berdasarkan dari pengalaman teman-temannya, salah satu kendala muda-mudi Aceh gagal mengikuti seleksi program ini di batch ke-3, karena kurang berani dan percaya diri untuk tampil.

Oleh sebab itu, jika ingin mengikuti di batch selanjutnya, rasa percaya diri dan keberanian itu harus lebih dipupuk lagi.

Selain itu, cerita motivasi atau alasan untuk mengikuti program tersebut menurutnya juga jadi poin penting agar bisa lulus.

"Kebanyakan pengalaman, misalnya gini, kita bisa menggambarkan apa yang kita harapkan dari sebuah kepemimpinan 10 hingga 20 tahun kedepan. Ini yang kita pelajari dari bapak Ridwan Kamil. Tapi banyak orang yang menjelaskannya tentang kepemimpinan sekarang. Bukan untuk masa yang akan datang," terang dia.

Tapi akan lebih baik, lanjut dia, jika alasan untuk ikut program yang dijelaskan adalah mimpi atau harapan suatu kepemimpinan beberapa tahun yang akan datang.

"Karena sebenarnya program ini dibentuk untuk melatih pemimpin yang akan lahir di masa depan," pungkasnya. (Serambinews.com/Yeni Hardika)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved