Asabri Rugi Rp 11,76 Triliun dalam Tiga Tahun, eh Malah Butuh Rp 15,16 Trilun Lagi Sehatkan Keuangan

Dia menjelaskan bahwa sebelumnya Asabri tidak kunjung mempublikasikan laporan keuangan 2018.

asabri.co.id
Logo PT ASABRI (Persero)(asabri.co.id) 

Menurutnya, kondisi keuangan perseroan membaik dibandingkan akhir tahun lalu. Tercatat, hingga Desember 2020 Asabri masih membukukan rugi bersih Rp5,63 triliun.

Untuk itu, kata Wahyu, perusahaan telah menyusun strategi untuk melakukan penyehatan keuangan akibat kejadian masa lalu tersebut yakni dengan melakukan perbaikan tata kelola perusahaan termasuk struktur organisasi hingga struktur investasi perusahaan.

Selanjutnya perusahaan juga akan melakukan optimalisasi bisnis dan efisiensi biaya dengan bersinergi dengan PT Taspen (Persero).

Terakhir adalah melakukan pemulihan aset non produktif dengan melakukan recovery aset dari aset yang dimiliki Heru Hidayat dan Benny Tjokrosaputro serta melakukan penyesuaian portofolio investasi.

Adapun sebelumnya Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyebutkan potensi kerugian negara yang terjadi di PT Asabri (Persero) nilainya mencapai Rp 22,78 triliun.

Baca juga: Bahas Soal Penundaan Haji, Kemenag Kumpulkan Seksi Haji Se-Aceh

Kerugian ini disebabkan karena kesalahan dalam pengelolaan keuangan dan penempatan dana investasi perusahaan yang dilakukan oleh manajemen lama perusahaan.

Ketua BPK Agung Firman Sampurna mengatakan telah terjadi penyimpangan atau perbuatan melawan hukum dalam pengelolaan keuangan dan dana investasi di Asabri selama tujuh tahun untuk periode 2012-2019.

"Penyimpangan tersebut mengakibatkan terjadinya kerugian keuangan negara pada Asabri yang merupakan nilai dana investasi Asabri yang ditempatkan pada saham dan reksa dana secara tidak sesuai ketentuan, dan belum kembali sampai dengan 31 Maret 2021," kata Agung dalam konferensi pers di Gedung Kejaksaan Agung, Senin (31/5/2021).

Dia menjelaskan, kerugian tersebut disebabkan salah pengelolaan keuangan dan penempatan dana investasi dalam bentuk saham dan reksa dana.

Penempatan investasi yang dilakukan perusahaan ini dinilai berisiko tinggi dan dinilai tidak likuid sehingga tidak memberikan keuntungan bagi Asabri.(tribun network/sen/dod)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved