Luar Negeri

Debat Kedua Calon Presiden Iran Berlangsung Sengit, Tujuh Kandidat Dalam Keributan Berhadapan

Isu-isu sensitif seperti keadilan sosial, kebebasan media, penyaringan media sosial dan wajib militer juga ditampilkan dalam presentasi oleh Capres.

Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Zaenal
ANADOLU AGENCY/FATEMEH BAHRAMI
Warga menonton debat kandidat Presiden Iran putaran kedua, dari layar lebar yang dipasang pinggir jalan di Teheran, Iran, Selasa (8/6/2021). Pemilihan Presiden Iran 2021 akan berlangsung pada 18 Juni 2021. 

SERAMBINEWS.COM, TEHERAN – Debat kedua antara kandidat presiden Iran pada Selasa (8/7/2021) masih tetap berlangsung sengit, tapi tidak terlalu berisik dibandingkan debat pertama beberapa hari lalu, demikian dilaporkan Kantor Berita Turki Anadolu Agency, Rabu (9/5/2021).

Pada debat putaran kedua ini, tujuh kandidat capres Iran membahas isu-isu kunci seperti reformasi struktural, diplomasi ekonomi, kebijakan luar negeri, kesepakatan nuklir negara, dan lainnya.

Isu-isu sensitif seperti keadilan sosial, kebebasan media, penyaringan media sosial dan wajib militer juga ditampilkan dalam presentasi oleh calon, dalam upaya mendapatkan dukungan rakyat.

Pemilihan Presiden Iran akan berlangsung pada tanggal 18 Juni 2021.

Masa kampanye Pilpres Iran 2021 ini diwarnai dengan aksi penolakan dan seruan memboikot pemilihan presiden 18 Juni karena banyak kandidat reformis didiskualifikasi oleh dewan pengawas pemilihan tertinggi Iran.

Mereka menyatakan, tingkat partisipasi pemilih yang rendah dan diskualifikasi banyak calon reformis, merupakan ancaman bagi partisipasi publik dan persaingan yang adil.

Baca juga: Berita Hoax Iran Memicu Retorika Anti-Saudi dan Anti-Israel di Inggris

Baca juga: AS Tuduh Iran Akan Segera Produksi Bom Nuklir Dalam Hitungan Miinggu

Banyak kandidat reformis papan atas, termasuk sekutu utama Presiden Hassan Rouhani, didiskualifikasi dari pemilihan presiden 18 Juni.

Ketidakhadiran para tokoh reformis ini memberi peluang besar bagi kaum konservatif untuk memenangkan Pilpres.

Dari 592 kandidat Presiden yang muncul, hanya 7 orang yang menerima lampu hijau dari Dewan Wali untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

Lima dari tujuh calon ini berasal dari kubu konservatif dan hanya dua dari kaum reformis.

Kandidat reformis terkemuka, termasuk wakil presiden pertama Rouhani, Ishaq Jahangiri menghadapi penolakan dari badan pemeriksaan.

Dalam intervensi yang jarang terjadi, pemimpin tertinggi Iran mendesak badan pengawas pemilu tertinggi negara itu untuk mempertimbangkan kembali diskualifikasi beberapa kandidat untuk pemilu 18 Juni.

Dalam pidato yang disiarkan televisi untuk menandai peringatan kematian pendiri Iran Ayatollah Khomeini pada hari Jumat, Ali Khamenei mengatakan pihak berwenang harus "menggantikan" beberapa kandidat yang didiskualifikasi bulan lalu.

Tanpa menyebut nama calon atau badan pemeriksaan pemilu, pemimpin Iran, yang umumnya tidak ikut campur dalam proses pemeriksaan, menyebut diskualifikasi dan tuduhan terhadap beberapa calon sebagai "penindasan".

Baca juga: Ukraina Tolak Tawaran Iran, Kompensasi Setiap Korban Pesawat Jatuh Dirudal, Dipatok Rp 2,1 Miliar

Namun, Dewan Wali telah menolak untuk merevisi keputusannya, dengan mengatakan telah mempertimbangkan beberapa faktor sebelum menyetujui atau tidak menyetujui para kandidat.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved