Internasional

Pasukan Lebanon Kelaparan, Prancis Bersama AS dan Irak Mobilisasi Bantuan Makanan

Pasukan Lebanon mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi kekacauan di dalam negeri. Prancis yang pernah menjajah Lebanon akan menyelenggarakan

Editor: M Nur Pakar
AFP/File
Pasukan Keamanan Lebanon mengambil bagian dalam parade militer untuk perayaan Hari Kemerdekaan ke-75 di Beirut. 

SERAMBINEWS.COM, BEIRUT - Pasukan Lebanon mulai mempersiapkan diri untuk menghadapi kekacauan di dalam negeri.

Prancis yang pernah menjajah Lebanon akan menyelenggarakan konferensi virtual pada Kamis (17/6/2021) untuk memobilisasi dukungan dari komunitas internasional untuk tentara Lebanon.

Hal itu menyusul kunjungan resmi ke Prancis dari Komandan Angkatan Darat Lebanon, Jenderal Joseph Aoun pada akhir Mei 2021 lalu.

Dilansir AFP, Jumat (11/6/2021), Aoun bertemu dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

Mereka membahas bantuan makanan dan medis yang mendesak kepada pasukan keamanan dengan harapan menjaga hukum dan ketertiban.

Baca juga: Pengadilan Khusus Lebanon Terancam Ditutup, Tidak Ada Lagi Anggaran

AS dan Lebanon juga mengadakan konferensi pada akhir Mei 2021 lalu.

Washington memperbarui komitmennya kepada Angkatan Bersenjata Lebanon (LAF) dengan meningkatkan bantuan militernya sebesar 15 juta dolar AS dengan total 120 juta dolar AS pada tahun fiskal 2021.

“Kami memiliki program bantuan militer dengan AS, tapi kita tidak perlu senjata sekarang," sebuah sumber militer Lebanon menekankan.

"Kami membutuhkan bantuan dalam bentuk barang untuk tentara,” tambahnya.

Perkembangan ini terjadi ketika peringatan eksternal berlanjut tentang kemungkinan kekacauan yang terjadi di Lebanon, ketika situasi ekonomi dan sosial mencapai titik terendah.

Pengamat asing khawatir bahwa pasukan keamanan mungkin tidak dapat mencegah kerusuhan yang mungkin terbukti lebih keras daripada protes tahun 2019 dan 2020.

Pertengkaran politik terus berlanjut, dan pemerintah sementara telah menahan diri untuk tidak melakukan peran apa pun yang dianggap melanggar konstitusi oleh ketuanya, Hassan Diab.

Sebuah sumber militer mengatakan konflik politik mempengaruhi moral tentara dan pasukan keamanan lainnya.
Namun, sumber tersebut menegaskan sejauh ini pihaknya telah berhasil menangani gerakan protes.

Sumber itu menambahkan:

“Memang benar bahwa tentara menderita dan memahami apa yang dirasakan rakyat."

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved