Virus Corona Varian Delta
Awalnya Terdeteksi di India, Virus Corona Varian Delta Kini Sudah Menyebar Cepat ke 74 Negara
Ada ketakutan bahwa di negara-negara berkembang, varian ini tidak terpantau jelas karena sistem pemantauan yang kurang kuat....
SERAMBINEWS.COM - Varian delta yang awalnya diidentifikasi di India tampaknya telah memicu kekhawatiran baru karena penyebarannya yang dinilai cepat.
Hingga saat ini, sudah ada 74 negara yang dilaporkan telah terdeteksi oleh varian tersebut.
Mengutip The Guardian, wabah varian delta ini sudah dikonfirmasi di China, AS, Afrika, dan negara-negara di lingkar pasifik.
Para ilmuwan juga melaporkan varian ini lebih menular bahkan menyebabkan penyakit yang lebih serius.
Beberapa otoritas kesehatan di seluruh dunia saat ini telah mengumpulkan dan berbagi data tentang penyebaran varian baru ini.
Ada ketakutan bahwa di negara-negara berkembang, varian ini tidak terpantau jelas karena sistem pemantauan yang kurang kuat.
Penyebaran varian baru ini juga mendorong beberapa negara untuk membatalkan pelonggaran pembatasan covid-19 di wilayahnya.
Sementara itu, penelitian di China juga menunjukkan bahwa varian ini lebih resisten terhadap vaksin. Terkhusus, vaksin-vaksin yang memiliki dosis tunggal.
Untuk menanggapi penyebaran varian ini, beberapa negara memiliki pendekatannya masing-masing.
Contoh, China yang mendorong langkah-langkah baru seperti meluncurkan kendaraan antar jemput tanpa pengemudi yang bertugas mengantarkan makanan ke masyarakat yang wilayahnya dikunci ketat.
Ini merupakan upaya pemerintah agar memastikan orang-orang tetap di rumah.
Di Indonesia, diperkirakan ada gelombang baru infeksi virus corona yang puncaknya pada awal Juli.
Hal ini dikarenakan varian delta telah menjadi dominan di beberapa daerah dan okupansi rumah sakit di Jakarta sudah mencapai 75%.
Selain itu, dampak potensial yang berasal dari varian delta ini sangat dikhawatirkan terjadi di negara-negara miskin.
Sebut saja Republik Demokratik Kongo, rumah sakit di ibu kotanya, Kinshasa, telah kewalahan akibat peningkatan infeksi Covid.