Internasional
Krisis Ekonomi Lebanon Makin Parah, Kekerasan Meluas, Penembakan di SPBU Sampai Bunuh Diri
Lebanon yang terus mengaami krisis ekonomi dengan kondisi semakin parah, membuat kehidupan masyarakat berantakan.
Hariri ditunjuk untuk membentuk pemerintahan baru pada Oktober 2020 lalu, tetapi belum berhasil.
Pemerintah Perdana Menteri Hassan Diab mengundurkan beberapa hari setelah ledakan besar di Beirut pada 4 Agustus 2020 menewaskan lebih dari 200 orang dan melukai ribuan orang.
Seorang aktivis mengarahkan tujuannya ke pihak berwenang dengan men-tweet:
“Anda telah mengubah Lebanon menjadi hutan dan menempatkan orang-orang di bawah belas kasihan preman di pompa bensin."
"Anda telah mempermalukan orang dalam setiap detail kehidupan mereka.
"Kami menempatkan adegan penembakan di pompa bensin di tangan Tuhan."
"Karena kami tidak ada lagi tempat mengadu, karena mereka semua bertanggung jawab tanpa kecuali.”
Baca juga: Tentara Lebanon Dihantam Krisis Berat, Tidak Butuh Pelatihan atau Senjata, Tetapi Makanan dan Gaji
Seorang penduduk dari pinggiran selatan Beirut mengatakan pasukan keamanan tidak lagi cukup untuk menangani kekacauan dan kekerasan
“Pasukan keamanan yang telah berbagi tugas memberikan keamanan di pinggiran selatan dalam beberapa tahun terakhir dengan Hizbullah dan gerakan Amal tidak terlihat lagi," kata penduduk Lebanon itu.
Dikatakan, mereka harus bertanggung jawab atas lingkungan sendiri dalam melindungi keamanan di SPBU.
Karena petugas keamanan tidak dapat mencakup semua lingkungan.
Keamanan diri tidak terbatas pada pinggiran selatan Beirut, tetapi diperluas ke Beirut dan lingkungan lainnya, termasuk Ain El-Remmaneh dan Furn El Chebbak.
Fadi Abu Shakra, perwakilan dari serikat distributor bahan bakar dan SPBU di Lebanon, berbicara tentang bahaya baru.
“Beberapa individu yang memaksakan diri sebagai penanggung jawab keamanan di pompa bensin menggunakan pemerasan,” katanya kepada Arab News, Kamis (24/6/2021).
“Kerusuhan dan penyerangan di depan stasiun sudah tidak tertahankan lagi," tambahnya.
Pemilik 140 SPBU menolak menerima bensin dari perusahaan karena mereka diperas dan dipukl dan tidak ada yang melindungi mereka lag.
Dia meminta layanan keamanan untuk melindungi petugas SPBU yang, hanya melakukan pekerjaan mereka.