Internasional
Presiden Baru Iran Dicap Sebagai Penjahat Internasional, Terlibat Tragedi Pembantaian 1988
Presiden baru Iran, Ebrahim Raisi yang akan mulai bertugas pada Agustus 2021 dicap sebagai penjahat internasional.
"Diam dan tidak bertindak tidak menghasilkan perubahan, dan dalam hal ini jelas bahwa perubahan sangat dibutuhkan,” kata Fluck.
“Ini adalah pemimpin yang, saya harap, akan dijauhi secara luas dan akan ada kurangnya kredibilitas tentang apa pun yang dia katakan," tambahnya.
Baca juga: Presiden Terpilih Iran Tolak Negoisasi Program Rudal Balistik, Kecuali Riyadh Pulihkan Hubungan
Fluck mengatakan legitimasi domestik Raisi juga sangat kurang, menyusul jumlah pemilih yang rendah.
Dimana ratusan kandidat dilarang mencalonkan diri dan jutaan orang Iran memboikot pemilihan tersebut.
“Para pembangkang dan reformis mendesak pemilih untuk memboikot pemilihan," ujarnya.
"Itu mengapa, meskipun dia pasti memenangkan pemilihan, dia menang dengan jumlah pemilih yang sangat rendah,” kata Fluck.(*).